INILAH.COM, Jakarta - Indonesia termasuk daerah rawan gempa. Sayangnya, tenaga ahli tentang gempa tidak sampai jumlah jari dua tangan manusia.
Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana Andi Arief mengeluhkan hal itu, Sabtu (30/10).
Menurut dia, kondisi tersebut terjadi lantaran pengetahuan tentang kegempaan kurang diminati oleh masyarakat Indonesia.
"Kita lihat pakar gempa di Indonesia tidak lebih dari 10 orang," katanya.
Padahal menurutnya, Indonesia merupakan daerah rawan bencana, seperti gempa bumi, tsunami, puting beliung, erupsi gunung berapi, longsor, dan banjir. Namun, hanya sedikit pakar yang tertarik menekuni penelitian tentang bencana, khususnya gempa.
Dia iri dengan Jepang yang memiliki banyak pakar dan tenaga ahli gempa bumi sehingga Negeri Sakura itu cukup siap menghadapi gempa.
"Tapi sekarang sudah mulai ada S2 bidang kegempaan di ITB Bandung. Mudah-mudahan kita bisa mencontoh Jepang dan masyarakat Indonesia sudah mulai melirik bidang kegempaan," tukasnya.
Selain Jepang Andi juga mencontohkan negara Chile yang ketika terjadi gempa bumi pada 1950, pemerintahannya bersikap tegas kepada
masyarakatnya agar tidak mendirikan bangunan di daerah yang rawan gempa. [nic]
• Inilah
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment