Palembang, Kompas - Pemerintah Kota Palembang akan membangun instalasi pembangkit listrik tenaga gas mulai awal tahun 2011. Proyek ini digagas dengan tujuan menekan defisit listrik di Kota Palembang sebesar 15 megawatt sekaligus untuk mempersiapkan event SEA Games 2011.
Menurut Sekretaris Daerah Pemerintah Kota Palembang Husni Thamrin di Palembang, Sabtu (23/10), finalisasi proyek ini telah dibahas bersama Wali Kota dan Wakil Wali Kota Palembang awal pekan lalu. Seluruh dana proyek tersebut bersumber dari APBN, yakni dari pusat investasi daerah Kementerian Keuangan.
”Nilai proyek diperkirakan sekitar Rp 160 miliar. Adapun lokasi pembangunan PLTG (pembangkit listrik tenaga gas) dipusatkan di areal Kantor Kecamatan Sematang Borang yang luas arealnya mencapai 3 hektar. Dari lahan seluas 3 hektar itu, sebanyak 1 hektar digunakan untuk pembangunan PLTG sehingga kita tidak perlu keluar uang untuk pembebasan lahan,” kata Husni.
PLTG tersebut akan berproduksi dengan bahan bakar gas alam yang dipasok PT Pertamina. Khusus untuk pasokan gas ini, Pemkot Palembang dan Kementerian Keuangan telah menandatangani kontrak pasokan selama 10 tahun. Ketika beroperasi, PLTG itu akan menghasilkan listrik 2 x 7 megawatt (MW).
”Listrik akan dibeli PLN dan kemudian disalurkan kepada calon pelanggan khusus di Kota Palembang. Jadi, ini hanya untuk suplai pelanggan Kota Palembang saja, tidak boleh disalurkan ke kota lain,” katanya.
Perlu dikaji
Pengamat energi dari Pascasarjana Universitas Sriwijaya, Johnny Bustam, berpendapat, dari sisi biaya investasi dan operasional, pembangkit tenaga gas memang lebih kecil ketimbang pembangkit dengan bahan bakar cair atau padat.
”Meski demikian, persoalan yang harus dikaji tidak hanya itu, tetapi pada aspek kesinambungan atau sustainability. Gas alam sebaiknya dihindari karena kurang sustainable,” katanya.
Johnny menyarankan agar pemerintah kota tidak memilih gas alam sebagai bahan bakar pembangkit, tetapi gas sintesis. Gas sintesis ini dihasilkan dari pembakaran batu bara. Setelah dibakar, batu bara akan menghasilkan gas CO dan H2. ”Gas sintesis ini manfaatnya banyak, tidak hanya untuk pembangkit, tetapi juga untuk kebutuhan gas rumah tangga. Selain itu, bahan bakunya, yakni batu bara, juga tersedia melimpah,” katanya.
Alternatif bahan bakar lain yang paling baik adalah panas bumi atau geotermal. Namun, bahan bakar ini belum banyak dieksploitasi di Sumsel. (ONI)
• KOMPAS
0 comments:
Post a Comment