Riset menggunakan metode kuantitatif terhadap 1.500 responden usia 15-64 tahun yang tersebar di delapan kota besar, yaitu Medan, Palembang, Jabodetabek, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar, dan Makassar. Juga digunakan metode wawancara yang dilakukan pada bulan September 2010.
Lebih dari sekadar menetapkan 45 merek pilihan, riset—yang menjadi bagian akhir dari rangkaian riset terhadap anak muda, perempuan, dan pengguna internet—menghasilkan banyak fakta mengejutkan seputar penggunaan internet di Indonesia.
Pendiri dan CEO MarkPlus Inc, Hermawan Kartajaya, dalam Marketeers Dinner Seminar "Marketing to Netizen", Rabu (27/10/2010) malam, mengungkapkan, satu dari tiga anggota keluarga telah terhubung ke internet. Fakta lain menyebutkan, delapan dari 10 netizen masuk ke dunia maya lewat ponsel.
"Hal ini didorong oleh perang tarif antaroperator seluler sehingga akses internet mobile bisa dijangkau banyak orang," demikian Hermawan. Selain itu, peredaran ponsel hingga 200 juta unit menjadi alasan lain besarnya penggunaan mobile internet.
Tingkat konsumsi responden untuk telekomunikasi dan internet termasuk tinggi. Mereka mengaku menghabiskan 3-5 jam sehari untuk berselancar di dunia maya, mayoritas untuk berinteraksi sosial lewat Facebook, Twitter, dan situs media sosial lain. "Sembilan dari 10 netizen menggunakan Facebook dan satu dari lima netizen memiliki akun Twitter," imbuh Hermawan.
Riset "Netizen Indonesia 2010" ini juga berhasil memetakan karakter psikografis netizen ke dalam tiga kelompok, yaitu negatif (37 persen), moderat (33 persen), dan positif (30 persen).
Sementara dari sisi kebiasaan berinternet, mayoritas responden masuk ke kelompok rata-rata (81,9 persen), yaitu kelompok pengguna yang sudah memliki akun dan meng-update status di media sosial. Hanya 4,4 persen netizen yang aktif membuat dan mengkreasi konten lewat blog, dan 13,6 persen lainnya termasuk netizen yang pasif atau hanya sebatas membaca konten yang ada.
• KOMPAS
0 comments:
Post a Comment