JAKARTA--MI: Pemerintah mengakui produksi minyak pada tahun ini sulit mencapai target setelah bocornya pipa gas milik PT Transportasi Gas Indonesia (TGI), Rabu (29/9) lalu. Kebocoran pipa tersebut telah membuat produksi PT Chevron Pasific Indonesia dan sejumlah kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) turun hingga ratusan ribu barel.
"Tahun ini kan targetnya 965.000 bph. Tadinya harapan kami kalau Chevron tidak ada apa-apa, kami yakin target ini bisa tercapai. Tapi karena kejadian kemarin, mungkin agak berat untuk mencapainya," ujar Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Dirjen Migas ESDM) Evita Herawati Legowo di Kantor Kementerian ESDM, Rabu (6/10).
Hingga akhir September ini, realisasi rata-rata produksi minyak dan kondensat secara nasional mencapai 956.509 barel per hari (bph). Jumlah ini sekitar 0,99% di bawah target dalam anggaran pendapatan dan belanja negara perubahan (APBN-P) 2010.
"Kami belum putus asa. Namun, memang agak berat untuk mencapai 965 juta barrel," ujarnya.
Evita menambahkan akibat peristiwa kerusakan karena bocornya pipa anak usaha PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk tersebut telah membuat menurunnya produksi Chevron.
"Biasanya, kita memproduksi sekitar 370-380 ribu bph. Setelah terjadi kebocoran, produksi pun menurun menjadi 220 ribu bph. Chevron kemungkinan tidak bisa memenuhi target setahun. Tapi itu kurang sedikit dari target produksinya" ungkap Evita. (*/OL-5)
• mediaindonesia
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment