Monday, 4 October 2010

Palangkaraya Sekelas New York dan Paris

Dari kiri ke kanan, Gubernur Kalimantan Tengah Agustin Teras Narang, Direktur Utama Telkomsel Sarwoto Atmosutarno, dan GM Network Operation Telkomsel Regional Kalimantan Dedi Suherman saat mencoba layanan broadband dalam peluncuran Palangkaraya sebagai kota broadband, Jumat (1/10/2010).

KOMPAS.com - Kehadiran layanan broadband seluler berbasis teknologi HSPA+ (high speed packet access) yang dapat memberikan kecepatan akses data hingga 21 Mbps di Palangkaraya menjadikan kota tersebut layak disandingkan tidak hanya dengan kota-kota besar lain di Indonesia tapi juga di dunia. Tidak semua kota besar di dunia terjangkau layanan internet secepat itu.

"Palangkaraya sekarang sekelas bahkan lebih baik daripada sejumlah kota besar di dunia. Tidak semua kota besar di dunia punya HSPA+. Di Amerika tidak semua kota punya akses HSPA+ karena masalah keterbatasan frekuensi. Kini Palangkaraya sebanding dengan New York, Paris, Venesia, ... dan kota-kota besar lainnya di dunia," kata Dedi Suherman, General Manager Network Operation Telkomsel saat pencanangan Palangkaraya sebagai Kota Broadband di Palangkaraya, Jumat (1/9/2010) lalu.

Palangkaraya merupakan kota ke-25 yang dicanangkan Telkomsel sebagai Kota Broadband di Indonesia. Menurut Dedi, dengan menetapkan Palangkaraya sebagai kota broadband, Telkomsel telah berinvestasi agar jaringan dapat memenuhi kebutuhan layanan minimum yang diterima setiap pelanggan 256 kbps. Meski demikian, jaringan disiapkan agar dapat melayani hingga 1 Gbps per pelanggan.

Meski demikian, kata Dedi, layanan broadband pada dasarnya bukan semata soal kecepatan akses. Namun, yang lebih penting adalah bagaimana layanan broadband dapat menyediakan layanan sesuai kebutuhan beragam tipe konsumen, dari kebutuhan gaya hidup, produktifitas atau bisnis, hingga hiburan. Karena itu, selain menyediakan infrastruktur, Telkomsel juga menyediakan pilihan paket data sesuai kebutuhan pengguna dan akses ke berbagai layanan dan aplikasi online.

Dari sisi teknologi, juga diterapkan solusi untuk mengoptimalkan akses setiap pelanggan. Teknologi yang digunakan disebut end to end QoS (quality of services). Dengan teknologi ini, operator dapat mengendalikan kualitas akses setiap pelanggan sesuai aplikasi yang dijalankan.

"Teori 10-90 berlaku di broadband artinya 10 persen pelanggan menghabiskan 90 persen bandwidth. Dengan end to end QoS, pelanggan yang hanya iseng browsing dan yang sedang download bisa di-manage lebih baik. Jika pelanggan akses Google atau buka video di YouTube, throughput-nya berbeda," jelasnya.


KOMPAS

Palangkaraya Jadi Kota Broadband

PALANGKARAYA, KOMPAS.com - Palangkaraya ditetapkan Telkomsel sebagai kota broadband ke-25 setelah infrastruktur jaringan seluler di daerah tersebut ditingkatkan dari HSDPA (high speed downlink packet access) menjadi HSPA+ yang mampu memberikan akses data hingga kecepatan 21 Mbps. Pencanangan tersebut dilakukan secara simbolis oleh Gubernur Kalimantan Tengah Agustin Teras Narang pada Jumat (1/10/2010) malam lalu bersama Direktur Utama Telkomsel Sarwoto Atmosutarno.

"Palangkaraya sengaja kita tambahkan dalam pencanangan kota broadband. Sebenarnya saat mencanangkan pertama kali, cuma ada 24 kota. Jadi ini bisa dikatakan bonus," ujar Sarwoto Atmosutarno, Direktur Utama Telkomsel di Palangkaraya. Sebelumnya, sudah ada 24 kota broadband yakni Banda Aceh, Medan, Padang, Batam, Pekanbaru, Palembang, Lampung, Jabotabek, Bandung, Cirebon, Purwokerto, Solo, Semarang, Yogyakarta, Malang, Surabaya, Pontianak, Balikpapan, Banjarmasin, Samarinda, Denpasar, Mataram, Manado, dan Makassar.

Menurut Sarwoto, pencanangan Palangkaraya sebagai kota broadband memang mengejutkan setelah pasar seluler di Kalimantan tumbuh sangat pesat. Ia mengatakan, area regional Kalimantan memiliki tren pertumbuhan pelanggan broadband maupun trafik nomor dua setelah Jabotabek.

Jumlah pengguna seluler di Kalimantan Tengah saat ini tergolong paling unik di Indonesia. Sebab, jumlah pelanggan yang tercatat mencapai angka 14,5 juta, sementara jumlah penduduknya baru 14 juta. Hal tersebut menunjukkan tingkat penetrasi layanan seluler yang sangat tinggi di provinsi termuda di Pulau Kalimantan itu. Di Kalimantan Tengah, pelanggan Telkomsel mencapai sekitar 9,5 juta dari 14,5 juta pelanggan yang tercatat saat ini.

Hadirnya layanan broadband di Palangkaraya tak lepas dari wacana menjadikan Palangkaraya sebagai ibukota negara. Infrastruktur telekounikasi merupakan salah satu sarana penting untuk mendukung kesiapan tersebut kalau sewaktu-waktu benar Palangkaraya dipilih sebagai ibukota pemerintahan.


KOMPAS

0 comments:

Post a Comment

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...