Monday, 4 October 2010

Broadband Bukan untuk Adu Cepat

Dengan menggunakan QoS, bandwidth mobile broadband bisa dikelola dengan lebih baik.

VIVAnews - PT Telkomsel baru-baru ini memperluas jaringan broadband mereka hingga ke 25 kota di Indonesia. Terakhir, operator tersebut telah melakukan upgrade jaringan seluler GSM mereka ke HSPA+ di Palangkaraya hingga mampu mendukung transmisi data berkecepatan 21Mbps.


Meski demikian, menurut Dedi Suherman, General Manager Network Operation Regional Kalimantan Telkomsel, bicara broadband bukanlah bicara adu cepat.

“Bandwidth 20Mbps, 40Mbps, dan seterusnya, buat apa?" kata Dedi dalam keterangannya di Jakarta, Senin 4 Oktober 2010. “Yang jauh lebih penting dari layanan data broadband adalah kapan pun dan di mana pun dibutuhkan, layanan tersebut bisa dipakai.”

Di dunia broadband, Dedi melanjutkan, berlaku teori 10:90. “Sepuluh persen pengguna broadband mengonsumsi hingga 90 persen bandwidth jaringan,” ujar Dedi. “Pengguna seperti inilah yang membuat layanan broadband menjadi tidak bisa digunakan oleh pengguna lain saat dibutuhkan.”

Untuk itu, menurut Dedi, Telkomsel telah menggunakan teknologi end to end QoS (Quality of Service). “Tujuannya adalah untuk memastikan pengguna yang membayar layanan dengan tarif tertentu dapat menikmati layanan dengan kualitas sesuai yang dibayarkan,” katanya.

“Pengguna yang membayar layanan premium dengan tarif Rp1,5 juta misalnya, tentu mendapatkan kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang membayar Rp125 ribu per bulan,” tutur Dedi. “Bagi mereka, perlu ada perbedaan throughput.”

Dengan menggunakan QoS, Dedi menjelaskan, pelanggan yang hanya menggunakan mobile broadband untuk menghabiskan bandwidth atau melakukan hobi download, bisa dikelola dengan lebih baik. (art)



VIVAnews

0 comments:

Post a Comment

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...