JAKARTA, KOMPAS.com - Teknologi telekomunikasi seluler memang ajaib. Hanya dalam waktu tak kurang dari dua dekade, penetrasinya diperkirakan bakal menembus angka 100 persen. Pencapaian ini mungkin tidak terbayang saat jaringan telekomunikasi baru menggunakan kabel tembaga.
Menurut Ketua Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia yang juga Direktur Utama Telkomsel, Sarwoto Atmosutarno, tingkat penetrasi seluler di Indonesia diperkirakan menembus 100 persen tahun depan. Ia mengatakan saat ini jumlah pelanggan seluler mencapai sekitar 185 juta dari jumlah penduduk sekitar 230 juta jiwa.
"Fenomena penetrasi 100 persen di seluler tidak berhenti beda dengan fix line. Kalau tahun depan kita perkirakan 100 persen, kurva masih naik lagi. Kita estimasi bisa mencapai 130 persen," ujar Sarwoto dalam perbincangan dengan pekerja media di sela-sela peluncuran Palangkaraya sebagai Kota Broadband oleh Telkomsel, pekan lalu.
Sarwoto mengatakan tingkat penetrasi yang tinggi didukung ketersediaan jaringan yang sudah mencakup sebagian besar populasi. Telkomsel sendiri, kata Sarwoto, saat ini sudah melayani 96 persen populasi dengan jaringan yang dibangun dalam 15 tahun terakhir.
"Ada sekitar 10 juta penduduk yang masih blanck spot belum terkena sinyal. Ini menjadi PR (pekerjaan rumah) kita semua," ujar Sarwoto. Kalau tahun 2005 Telkomsel mencanangkan kampanye semua ibukota kecamatan di Indonesia berdering, tahun ini pihaknya menargetkan setiap kelurahan di Indonesia berdering didukung program USO (universal service obligation) yang disubsidi pemerintah dan program internal bertajuk Telkomsel Merah Putih.
Selain itu, penetrasi yang tinggi sebenarnya juga disebabkan perkembangan perangkat telekomunikasi yang semakin beragam seperti smartphone, modem, dan komputer tablet. Akibatnya, satu orang pelanggan mungkin menggunakan lebih dari satu perangkat dan layanan seluler. Misalnya, satu perangkat untuk telepon, satu perangkat lainnya untuk akses data dan aplikasi berbasis data.
"Di Jakarta, penetrasi sim card sudah lebih dari 140 persen, artinya satu orang bawa satu, dua, tiga, atau empat sim card," kata Sarwoto. Fenomena yang sama juga terjadi di luar Jawa seperti di Kalimantan Tengah yang saat ini tercatat pelanggan seluler mencapai 14,5 juta padahal populasinya hanya 14 juta.
• KOMPAS
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment