Penduduk di sekitar Merapi saat melakukan evakuasi (AP Photo / Binsar Bakkara)VIVAnews - Kondisi Gunung Merapi yang masih aktif membuat aktivitas sehari-hari warga di daerah sekitar Merapi, termasuk kegiatan belajar mengajar, turut terganggu.
Untuk mengatasinya, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta menerapkan kebijakan untuk mengoptimalkan peran teknologi informasi dan komunikasi agar aktivitas perkuliahan bisa tetap berlangsung.
Melalui surat keputusan rektor no 688/P/SK/2010, UGM menginstruksikan para tenaga pengajarnya mengirimkan bahan ajar ke dalam sistem pembelajaran jarak jauh bernama eLisa (eLearning System for Academic Community), serta sistem yang difasilitasi oleh para pengajar, melalui web dosen-dosennya.
Hal ini ditempuh untuk mempermudah mahasiswa UGM yang turut menjadi korban, agar tetap tidak ketinggalan perkuliahan tanpa perlu menghadiri kuliah secara fisik.
"Tenaga pengajar yang akan melakukan kegiatan belajar mengajar dengan tatap muka langsung, tetap dapat melakukannya seperti biasa dalam kelas, dan bagi mahasiswa yang tidak memungkinkan untuk hadir dapat mengunduh bahan ajar dari tenaga pengajar yang bersangkutan," bunyi salah satu keputusan rektor tersebut.
Upaya peliburan sementara mahasiswanya dari acara perkuliahan tatap muka, ditempuh untuk mengurangi resiko bencana. Selain itu, kebijakan itu juga ditempuh untuk memberikan kesempatan para mahasiswanya membantu kelancaran proses tanggap darurat, termasuk bagi yang menjadi relawan maupun sebagai pengungsi.
eLisa sendiri adalah sistem pembelajaran jarak jauh besutan UGM yang sudah ada sejak tahun 1990-an. Sistem ini memungkinkan para pengajar untuk mengunggah materi ajar agar dapat diunduh oleh para mahasiswanya. eLisa bisa diakses mahasiswa dari luar kampus melalui internet.
Di situs tersebut, mahasiswa UGM bisa membentuk komunitas berdasarkan minat dan bidang yang sama, serta saling berkomunikasi dengan sesama mahasiswa maupun pengajar melalui pesan email. (hs)
• VIVAnews
0 comments:
Post a Comment