Serpong, Kompas - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional mengembangkan riset desain dan teknologi supersonik pesawat tempur untuk menunjang pertahanan dalam negeri. Realisasi produksinya bekerja sama dengan Korea Selatan.
”Riset ini untuk pengembangan keahlian Lapan, sekaligus memanfaatkan potensi industri penerbangan yang sudah dimiliki PT Dirgantara Indonesia,” kata Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Adi Sadewa Salatun dalam konferensi pers Seminar Penerbangan dan Antariksa 2010 di Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Serpong, Tangerang, Senin (15/11).
Lapan saat ini berhasil mengembangkan produksi roket dan satelit, di antaranya roket pengorbit satelit RX 550 yang akan diuji statis pada Desember 2010 di instalasi pengujian Pantai Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
”Untuk mencapai kemampuan mengorbitkan satelit di luar angkasa, roket harus teruji mampu memiliki kecepatan delapan kilometer per detik dalam keadaan meluncur secara horizontal. Kita lihat hasil pengujiannya nanti,” kata Adi.
Lapan juga merancang satelit kembar Lapan-A2 dan Lapan- Orari. Masing-masing berfungsi untuk menunjang pengamatan permukaan Bumi dan komunikasi pada saat bencana alam terjadi. Satelit ini akan diluncurkan pada November 2011 dari stasiun pengorbit di India.
Audit penerbangan
Pada kesempatan itu, Menteri Riset dan Teknologi Suharna Surapranata menekankan pentingnya audit potensi teknologi penerbangan dan antariksa. Selanjutnya, agar didorong kerja sama antarindustri maupun lembaga riset untuk mengembangkan teknologi penerbangan dan antariksa tersebut. ”Pemerintah akan menyediakan panggung kolaborasi,” ujar Suharna.
Suharna mengatakan, panggung kolaborasi tetap berbasis pada kebijakan masing-masing institusi. (NAW)
• KOMPAS
0 comments:
Post a Comment