Monday, 15 November 2010

Pemerintah Belum Siapkan Petani Beradaptasi

Petani memasang jaring untuk mencegah hama burung yang memangsa padi miliknya di desa Ujung Tanjung, Kecamatan Meurebo, Kabupaten Aceh Barat, (21/9). Para petani terpaksa mengeluarkan biaya tambahan hingga ratusan ribu rupiah untuk membeli jaring guna melindungi padi dari hama burung. ANTARA/Irwansyah Putra

TEMPO Interaktif, Denpasar -- Kementrian Pertanian dinilai belum cukup mempersiapkan petani beradaptasi terhadap perubahan iklim. "Situasi ini dapat menjadi ancaman pada pasokan pangan nasional," kata Presiden International Society for Southeast Asian Agricultural Sciences (ISSAAS) Dewa Ngurah Suprapta di sela seminar ISSAAS di Denpasar, Senin (15/11).

Dibandingkan negara-negara lain di Asia Tenggara, Indonesia kalah jauh. Soal dana riset, kata Dewa Suprapta, anggarannya bisa seperseratus dibanding Malaysia. Akibatnya, pemerintah belum mempunyai informasi yang cukup mengenai tindakan yang harus dilakukan petani.

Suprapta menjelaskan tahun ini perubahan iklim terlihat dari musim hujan yang berkepanjangan. Termasuk sejak Mei hingga September. Mestinya, kata dia, pemerintah memberikan penjelasan mengenai pola tanam serta jenis tanaman yang sesuai dengan situasi itu.

Perubahan iklim membutuhkan pendekatan yang terintegrasi dengan mengasumsikan tindakan jangka pendek, menengah dan panjang. Untuk jangka pendek, Suprapta, menjelaskan harus ada daftar tanaman atau varietas yang tahan terhadap situasi tertentu sesuai dengan pengamatan di lapangan.

Untuk jangka panjang, penelitian mesti menghasilkan varietas baru yang tahan terhadap perubahan cuaca. "Misalnya tembakau yang tahan terhadap hujan," ujar Suprapta yang menjadi Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Udayana.

Peneliti dari Universitas Putra Malaysia Ghizan Saleh menjelaskan negaranya memberi perhatian khusus pada riset pertanian yang mengdaptasi perubahan iklim. Padi MR 220 yang tahan perubahan iklim dan tidak terlalu membutuhkan air banyak disarankan untuk mengganti jenis MR 84.

Pemerintah Malaysia juga mewaspadai strain hama akibat perubahan cuaca, sehingga dapat menyiapkan penangkalnya. Langkah itu dilakukan, kata Ghizan, dengan melibatkan kalangan universitas dan peneliti pertanian. [ROFIQI HASAN]


TEMPOInteraktif

0 comments:

Post a Comment

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...