Jakarta (ANTARA News) - Nokia Siemens Network (NSN) menggandeng Universitas Tanjungpura, Pontianak dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk mengendalikan pencemaran Sungai Kapuas.
Dengan menggunakan layanan pesan singkat (SMS), peneliti dari BPPT mengembangkan solusi pemantauan OnLimo yang menggunakan sensor untuk melacak tingkat polusi di Kapuas. Kapuas adalah sungai terbesar di Kalimantan dan merupakan sumber utama pasokan air di wilayah tersebut.
Ketika batas polusi tertentu dilanggar, sensor akan mengirimkan data "real time" ke institusi-institusi pemerintah seperti Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kalimantan Barat dan perusahaan daerah air minum (PDAM).
Dengan cara itu institusi terkait memiliki cukup waktu untuk melakukan upaya-upaya pencegahan pencemaran, dan memperingatkan para penduduk yang tinggal di sepanjang sungai agar membantu melakukan pembersihan.
Secara keseluruhan, sistem ini membantu mencegah kerusakan Sungai Kapuas dan secara tidak langsung meningkatkan kualitas hidup di Kalimantan Barat melalui pengelolaan kualitas pasokan air yang lebih baik.
"Nokia Siemens Networks adalah pemimpin dalam kelestarian lingkungan. Kami menyerukan kepada semua sektor untuk secara aktif bekerjasama dan meningkatkan kinerja lingkungan serta mendorong pembangunan yang berkelanjutan," kata Richard Kitts, head of Indonesia sub-region Nokia Siemens Networks dalam siaran pers yang diterima Kamis (18/11).
"Program SMS untuk air Sungai Kapuas ini memperluas keterlibatan kami di luar sektor telekomunikasi, sehingga menegaskan komitmen jangka panjang kami untuk melakukan hal-hal yang baik bagi lingkungan."
Untuk proyek ini, NSN membantu merancang cetak biru untuk pengukuran kualitas air, bekerjasama dengan para peneliti BPPT untuk mendapatkan sistem OnLimo, dan mendukung pelaksanaan dan operasional program.
Universitas Tanjungpura menyediakan bantuan teknis dan menjalankan tugas harian pemantauan dan implementasi. Selain itu, staf dari Universitas Tanjungpura juga mendidik masyarakat serta menyelenggarakan seminar bagi para pengambil keputusan dan institusi pemerintah terkait agar mereka dapat memainkan peran aktif dalam program ini.
"Program SMS untuk air Sungai Kapuas di Kalimantan Barat adalah contoh yang sangat baik tentang bagaimana vendor telekomunikasi global dapat secara efektif bekerjasama dengan universitas setempat untuk memecahkan masalah penting bagi kualitas hidup masyarakat setempat dan mereka yang tinggal di wilayah yang lebih luas di Kalimantan Barat," kata Iqbal HM Arsyad IR, MT, Wakil Rektor IV Universitas Tanjungpura.
Program SMS untuk air Sungai Kapuas merupakan salah satu program tanggung jawab korporat (corporate responsibility/CR) dari Nokia Siemens Networks di Indonesia tahun ini.
Nokia Siemens Networks adalah penggerak layanan telekomunikasi global terkemuka. Mereka fokus pada inovasi dan keberlanjutan.
Perusahaan ini menyediakan portofolio teknologi jaringan bergerak, tetap dan konvergen serta layanan-layanan profesional termasuk konsultansi dan integrasi sistem, pemasangan dan pemeliharaan serta layanan terkelola.(ENY/S026)
• ANTARAnews
BPPT Kembangkan Teknologi Pemantau Pencemaran
Kerjanya, ketika batas polusi tertentu telah dilanggar, sensor akan mengirimkan data real.
Hulu sungai Kapuas, Kalimantan Barat, mengering (Antara/ Sugeng Hendratno)
VIVAnews - Peneliti dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), bekerjasama dengan Universitas Tanjungpura dan Nokia Siemens Networks, mengembangkan teknologi untuk mengendalikan pencemaran di sungai Kapuas, Pontianak, Kalimantan Barat.
Solusi pemantauan yang disebut dengan nama OnLimo itu dikembangkan dengan menggunakan layanan pesan singkat (SMS). Teknologi tersebut menggunakan sensor untuk melacak tingkat polusi di Kapuas.
Sebagai informasi, Kapuas adalah sungai terbesar di Kalimantan dan merupakan sumber utama pasokan air di wilayah Kalimantan Barat.
Cara kerjanya, ketika batas polusi tertentu telah dilanggar, sensor akan mengirimkan data real time ke institusi-institusi pemerintah seperti Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kalimantan Barat dan perusahaan daerah air minum (PDAM).
Dengan demikian, institusi-institusi itu akan memiliki cukup waktu untuk melakukan upaya pencegahan pencemaran, dan memperingatkan para penduduk yang tinggal di sepanjang sungai agar membantu melakukan pembersihan.
Secara keseluruhan, sistem ini ditujukan untuk membantu mencegah kerusakan di sungai Kapuas dan secara tidak langsung meningkatkan kualitas hidup di Kalimantan Barat melalui pengelolaan kualitas pasokan air yang lebih baik.
“Program SMS untuk air sungai Kapuas di Kalimantan Barat adalah contoh yang baik tentang bagaimana vendor telekomunikasi dapat bekerjasama dengan universitas setempat untuk memecahkan masalah lingkungan hidup,” kata Iqbal HM Arsyad IR, MT, Wakil Rektor IV Universitas Tanjungpura, pada keterangannya, 18 November 2010.
Teknologi ini, kata Arsyad, penting bagi kualitas hidup masyarakat setempat dan mereka yang tinggal di wilayah yang lebih luas di Kalimantan Barat.
“Kami menyerukan pada semua sektor untuk bekerjasama dan meningkatkan kesehatan lingkungan serta mendorong pembangunan yang berkelanjutan,” kata Richard Kitts, Head of Indonesia Sub-Region, Nokia Siemens Networks.
Program SMS untuk air Sungai Kapuas, kata Kitts, memperluas keterlibatan kami di luar sektor telekomunikasi, khususnya melakukan hal-hal yang baik bagi lingkungan.
Untuk proyek ini, bekerjasama dengan para peneliti BPPT, Nokia Siemens Networks membantu merancang cetak biru untuk pengukuran kualitas air untuk mendapatkan sistem OnLimo, dan mendukung pelaksanaan dan operasional program.
Universitas Tanjungpura menyediakan bantuan teknis dan menjalanan tugas harian pemantauan dan implementasi. Selain itu, staf dari Universitas juga mengedukasi masyarakat serta menyelenggarakan seminar bagi para pengambil keputusan dan institusi pemerintah terkait agar mereka dapat memainkan peran aktif dalam program ini. (umi)
• VIVAnews
0 comments:
Post a Comment