Ilustrasi Investasi (Adri Prastowo)
VIVAnews - PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) dan beberapa perusahaan dalam kelompok usaha Bakrie menandatangani perjanjian jual beli (sale and purchase agreement) dengan Vallar PLC (Vallar) untuk melepas sekitar 5,2 miliar saham di PT Bumi Resources Tbk (BUMI) pada harga Rp2.500 per unit.
Melalui penandatanganan perjanjian jual beli tersebut, Bakrie akan memperoleh sekitar 90,1 juta saham baru di Vallar. Bakrie & Brothers sendiri akan menerima sekitar 50,5 juta saham baru di Vallar seharga GBP 10 per saham.
Setelah transaksi tersebut ditandatangani, Vallar akan berganti nama menjadi Bumi PLC.
Vallar PLC adalah perusahaan terdaftar di Bursa Saham London. Vallar PLC dibentuk bersama oleh Nathaniel Rotschild dan James Campbell yang memiliki pengalaman ekstensif berinvestasi dan mengelola pada perusahaan-perusahaan tambang di seluruh dunia.
Pada 12 November 2010, Vallar PLC memiliki kapitalisasi pasar sebesar US$1,044 miliar, dengan lebih dari US$1 miliar dalam bentuk tunai.
Dengan rampungnya transaksi tersebut, Bakrie akan menjadi pemegang saham terbesar pada Bumi PLC. Bakrie berhak menunjuk posisi-posisi kunci di jajaran direksi dan manajemen Bumi PLC, khususnya posisi chairman, chief executive officer (CEO), dan chief financial officer (CFO) di Vallar.
"Bakrie akan secara langsung maupun tidak langsung memegang kendali manajemen dan operasi di Bumi," kata Direktur Utama dan CEO, Bakrie & Brothers, Bobby Gafur Umar, dalam keterangan tertulis yang diterima VIVAnews di Jakarta, Selasa 16 November 2010.
Transaksi tersebut, menurut dia, juga merupakan kesepakatan win-win untuk Vallar, Bakrie, termasuk Bakrie & Brothers serta pemegang saham perseroan.
"Perjanjian ini juga akan menaikkan profil dan posisi Bakrie & Brothers secara internasional dengan kepemilikannya pada perusahaan pertambangan global yang tercatat di Bursa Efek London," ujar dia.
Dia menjelaskan, transaksi tersebut juga menciptakan perusahaan pertambangan global terkemuka dari Indonesia, yang akan melahirkan sinergi pasar, merampingkan proses pembuatan keputusan, dan memberikan akses yang lebih besar ke pasar modal dan keuangan.
"Sehingga akan memberikan nilai tambah yang signifikan bagi para pemegang saham Bakrie & Brothers," tuturnya.
Nathaniel Rothschild, co-founder dan direktur Vallar memahami daya tarik dan potensi pertumbuhan Bumi Resources.
Dia menjelaskan, gabungan perusahaan tersebut akan secara ideal memposisikan diri untuk meraih sejumlah peluang, baik secara domestik maupun internasional. "Ini menjadi basis kami untuk melakukan konsolidasi industri di masa depan," ujarnya.
Credit Suisse akan menjadi penasihat keuangan bagi Bakrie & Brothers dalam transaksi tersebut.
• VIVAnews
Rothcshild Kuasai 75% Saham Berau Energy
Sekitar 40 persen atau 13,9 miliar saham Berau akan ditukar 52,3 juta saham di Vallar.
VIVAnews - Vallar PLC, perusahaan yang dipimpin Nathaniel Rothcshild membeli saham PT Berau Coal Energy Tbk yang dimiliki PT Bukit Mutiara sebesar 75 persen. Pembelian dilakukan dengan kombinasi pembayaran tunai dan penerbitan saham baru Vallar.
Vallar PLC adalah perusahaan yang terdaftar pada Bursa Saham London. Vallar PLC dibentuk bersama oleh Nathaniel Rothschild dan James Campbell yang memiliki pengalaman ekstensif berinvestasi dan mengelola perusahaan-perusahaan tambang di seluruh dunia.
Pada 12 November 2010, Vallar PLC memiliki kapitalisasi pasar sebesar US$1,044 miliar dengan lebih dari US$1 miliar dalam bentuk tunai.
Melalui transaksi tersebut, Bukit Mutiara akan melepas 12,21 miliar saham pada harga Rp540 per unit. Penjualan saham itu merepresentasikan 35 persen saham di Berau Energy.
Sementara itu, sisanya sebesar 40 persen atau 13,96 miliar saham Berau Energy akan ditukar dengan 52,3 juta saham di Vallar.
"Bukit Mutiara sekarang mempunyai saham langsung sebesar 15,3 persen di Berau dan 24 persen saham di Vallar," kata Chief Executive Officer (CEO) Recapital, Thomas W Shreve di Jakarta, Senin 16 November 2010.
Menurut Direktur Utama PT Recapital Advisors, Rosan Perkasa Roeslani, dana segar penjualan saham Berau akan digunakan sebagian untuk membayar utang Bukit Mutiara sebesar US$550 juta. Sedangkan sisanya akan dilakukan untuk investasi pada tahun mendatang.
"Bukit Mutiara mempunyai utang ke beberapa vendor financing. Kami berniat untuk melunasi itu, sedangkan sisanya guna investasi," katanya.
Rosan menjelaskan transaksi ini dijaga agar tidak bocor karena berkaitan dengan Vallar yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek London. Keuntungan bagi Berau melalui transaksi itu adalah dapat membuka akses untuk pendanaan asing melalui Bursa Efek London.
"Selain itu, bukan hanya Bapepam-LK ataupun BEI yang mengawasi Berau, tapi London Stock Exchange juga mengawasi kami," katanya. (hs)
• VIVAnews
0 comments:
Post a Comment