Sistem informasi gempa BMKG pada 8 Desember membuat bingung. Disebutkan BMKG memohon maaf ada kesalahan teknis system tes InaTEWS. Beberapa jam sebelumnya BMKG mengeluarkan pengumuman gempa di barat daya Cilacap. Setelah pemberitahuan itu, BMKG kembali mengeluarkan pengumuman adanya gempa di Gorontalo.
Ahli geologi ITB Rudi Rubyandini menilai tak boleh ada kesalahan dalam peringatan, terutama gempa. Namun untuk tsunami, BMKG masih bisa menuliskan adanya perkiraan terjadinya.
Biasanya, dalam laporan perkiraan tsunami, akan disebutkan perhitungan gempa, posisi gempa dan bentuk pantai di sekitarnya. Ia menyebutkan, tsunami biasa terjadi di pantai yang landai, namun gempanya besar dan menyebabkan patahan.
“Namun, untuk laporan gempa, tidak boleh ada perkiraan,” katanya. “Laporan gempa merupakan hasil laporan dari seismograf yang membaca adanya getaran kemudian menghasilkan Skala Richter (SR), itu yang dilaporkan,” tegasnya.
Jika ada kesalahan informasi Rudi menilai terdapat dua kemungkinan. Pertama, adanya kesalahan technical pada sistem, namun kemungkinan terjadinya hal ini sangatlah kecil.
Kedua, kemungkinan adanya salah informasi di mana sebenarnya tidak ada gempa sama sekali. Rudi menilai, di zaman serba komputer seperti sekarang, kemungkinan lain adalah pengiriman berita yang pernah ditulis untuk tanggal yang telah lewat dan baru terkirim sekarang.
Menurut Rudi, pada kasus tsunami, jika masyarakat menjadi panik setelah menerima SMS itu kemudian meninggalkan rumah. Hal tersebut bisa dimanfaatkan oleh pencuri atau pihak jahat lainnya.
Rudi mengkhawatirkan jika nantinya ada pihak ketiga yang mengatasnamakan BMKG kemudian mengirimkan berita salah kemudian membuat masyarakat mengosongkan rumah mereka dan menjarah isi rumah warga. “Hal tersebut bisa saja terjadi,” lanjutnya.
Rudi meyakini sistem yang ada di BMKG saat ini sudah mumpuni, bahkan banyak peneliti di tempat itu. Namun ia mengkritisi menajemen yanag ada di dalamnya. “Secara keilmuan sistem BMKG sudah baik, tapi manajemennya yang perlu dibenahi,” paparnya.
BMKG menyatakan tidak ada yang salah dalam peringatan gempa. Kepala Bidang Informasi Dini Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Dr Wandono mengatakan informasi diberikan setelah terjadinya gempa.
Jika gempa tersebut memiliki potensi tsunami, BMKG baru memberikan peringatan dini. Situs web, email, digital video broadcast, fax atau telepon adalah media yang digunakan BMKG untuk memberi informasi mengenai gempa dan peringatan dini tsunami.
Ia mengatakan data-data gempa bumi di seluruh Indonesia diolah di pusat peringatan dini tsunami di BMKG Pusat, Jakarta. Namun, jika terjadi masalah di pusat, maka pengolahan data dilakukan di sistem backup di Denpasar, Bali. [mdr]
• Inilah
0 comments:
Post a Comment