Petugas PLN tengah memperbaiki jaringan listrik di gardu induk gandul
VIVAnews - Forum Energi Indonesia-China menyepakati tiga perjanjian kerja sama bilateral kedua negara. Kerja sama di bidang energi itu meliputi pengembangan tenaga listrik, pertambangan, dan migas.
"Sudah ada tiga kesepakatan kerja sama. Pertama menyangkut pengembangan listrik di Bali Utara," kata Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Mustafa Abubakar, saat mendampingi Wakil Presiden Boediono di Liyuan Resort, Nanning, China, Selasa 19 Oktober 2010.
Kesepakatan pertama soal pengembangan listrik itu untuk meningkatkan pasokan listrik sebesar 3x115 megawatt. Kerja sama itu dilakukan pihak swasta kedua negara atau secara business to business.
Dalam forum energi yang digelar keempat kalinya tersebut, Indonesia dan China juga menyepakati kerja sama di industri barang jenis mangaan dari kawasan Indonesia Timur.
"Khususnya dari Kupang. Dengan adanya industri tambang mangaan ini akan sangat membantu memajukan ekonomi masyarakat setempat," kata Mustafa.
Kesepakatan kerja sama ketiga yang ditandatangani kedua negara adalah pada sektor nonmigas. Sektor nonmigas yang dimaksud termasuk pengadaan peralatan untuk memproduksi listrik di dalam negeri.
"Seperti trafo, broiler, dan lain-lain itu banyak yang kami datangkan dari China. Di samping itu ada yang dari Jerman, Eropa, dan Amerika," kata dia.
Selain tiga kesepakatan tersebut, investasi bisnis kalangan swasta dari masing-masing negara juga terus terbuka. Termasuk dari pengusaha Indonesia yang sudah masuk ke China.
"Kami membuka peluang. Seperti Sinarmas Grup dan Gajah Tunggal juga masuk. Maka itu, perusahaan-perusahaan China harus balik ke Indonesia," ujar Mustafa.
• VIVAnews
0 comments:
Post a Comment