INILAH.COM, Jakarta - Untuk saat ini, program Kemenkominfo menyangkut internet dinilai masih belum bisa menyamai Singapura. Tidak hanya infrastruktur, karakteristik masyarakat juga menjadi hambatan.
Tahun 2015, target penetrasi di Indonesia mencapai 50% dari total penduduk. Saat ini, jumlah pengguna internet Indonesia diperkirakan 46 juta dengan jumlah penduduk sekitar 260 juta.
"Ini berarti target kita adalah 130 juta. Di sisi lain, sekarang pengguna internet berkisar 46 juta. Ada jarak sekitar 80 juta masyarakat yang harus mulai dibiasakan atau diperkenalkan dengan intenet," ujar wakil ketua Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Sammy Pangerapan, kemarin.
Nominal ini, dinilai Sammy cukup tinggi meninggat program pemerintah masih dirasa jalan di tempat. Perkembangan teknologi yang berjalan cepat memberi kemungkinan pemerintah melampaui target tersebut. Sayangnya, tugas terberat adalah menyamakan visi dan misi. "Kalau tidak berarti kita jalan ditempat," tegas Sammy.
Ia menyarankan agar teknologi WiMax segera disiapkan. Ini dinilai sebagai kunci memperluas penetrasi internet di Indonesia. "Memang belum bisa memberikan akses ke semua calon pengguna baru, 80 juta masyarakat tadi. Saya masih tidak yakin soal ini. Apalagi, jumlah infrastruktur Indonesia masih sangat terbatas."
Long Term Evolution (LTE) juga dianggap bisa menambah jumlah pengguna internet. "Inilah menariknya teknologi. Kita bisa memanfaatkan perkembangan teknologi yang begitu cepat. Apalagi Indonesia tidak harus menyiapkan infrastruktur dari awal karena operator sudah menyiapkan semuanya," kata Sammy lagi.
Di sisi lain, Sammy belum yakin bahwa ke depannya Indonesia bisa melampaui Singapura. Selain infrastruktur, pemahaman penggunaan internet Indonesia juga masih rendah.
"Awareness bahwa mereka mampu menggunakan teknologi itu sudah ada namun apakah teknologi itu tepat guna saya rasa ini yang belum ada. Selain menyiapkan infrastruktur, pemerintah juga harus menyiapkan dana untuk edukasi. Apa dan bagaimana menggunakan internet yang sehat," tegas Sammy.
Agar jaringan yang telah ada dapat dimanfaatkan dengan benar, perlu pemahaman bahwa tidak semua informasi di internet harus dipahami sebagai sesuatu yang mutlak benar dan diserap secara keseluruhan. Banyak informasi di internet yang tidak perlu diakses.
"Ini adalah hal yang sangat alami jika seseorang memanfaatkan internet untuk hal menarik, seks misalnya. Ini suatu hal yang biasa tapi jangan sampai kecanduan," tegas Sammy.
Hal senada juga diungkapkan Anggota Komisi 1 DPR RI Roy Suryo. Menurutnya, Singapura mudah sekali mengakses internet, berbeda dengan Indonesia. Selain itu, akses internet di Indonesia masih mahal.
"Susah untuk tahu berapa tahun lagi. Dari kemarin, Kemenkomifo sudah ditantang untuk membuat akses internet yang murah, tapi nyatanya ini sulit. Padahal internet gratis lebih penting daripada membuat program Kemenkominfo seperti iklan layanan masyarakat atau program yang tidak langsung menyasar masyarakat."
Roy Suryo mengakui bahwa program internet murah memang memerlukan biaya tinggi. Namun, jika pemerintah menyediakan sarana dan memanfaatkan kreativitas anak negeri, penetrasi tinggi internet bisa dicapai.
"Berdasarkan karakteristik masyarakat, saya optimis Indonesia bisa menjadi pioner di Asia Tenggara. Kemenkominfo harus fokus dan tegas. Saya yakin, 2012 internet Indonesia bisa menggapai 120 juta pengguna. Kita bisa memimpin di kawasan Asia Tenggara," ujar Roy Suryo.
Tidak hanya itu, Roy Suryo menekankan pentingnya sosialisasi internet sehat. "Kita masih memiliki mind set bahwa internet untuk kepentingan hiburan dan bermain. Padahal, internet bisa dimanfaatkan untuk mencari kerja atau pendidikan. Pola pikir kita harus dimurnikan kembali," tegas Roy Suryo.[mdr]
• Inilah
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment