Monday, 18 October 2010

Mobil Berbahan Bakar Jeruk Ciptaan ITS

Mobil berbahan sari jeruk karya mahasiswa ITS. TEMPO/Fatkhur ROhman Taufiq

TEMPO Interaktif, Surabaya - Ke depan, kita tidak perlu lagi pusing membeli baterai jika peralatan rumah tangga kita kehabisan energi. Ini setelah mahasiwa Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS) berhasil menciptakan baterai dari sari buah jeruk atau lemon.

Kerja bahan bakar sari jeruk ini sunggulah sederhana. Liquida sari jeruk lantas diolah dengan perpaduan tembaga sulfat CuS04 kemudian dipadukan dengan ramuan khusus yang mereka rahasiakan.

Hasilnya, air sari dari empat jeruk mampu menghasilkan energi setara dengan dua baterai biasa berkekuatan 3 volt 3 ampere (masing-masing baterai berkekuatan 1,5 volt, 3 ampere). Dengan sari empat jeruk inilah, mereka setidaknya mampu menjalankan sebuah mobil mainan kreasi mereka.

Bahkan mobil mainan yang digerakkan dengan sari empat jeruk ini mampu menyabet peringkat ke-3 dunia dalam Chemical Enggineering Car Competition di Taiwan pada 4 Oktober lalu.

Prinsip kerja sari jeruk ini sebenarnya sangat sederhana, di mana buah jeruk diperas, kemudian air perasan jeruk ini dicampurkan ke dalam bahan khusus untuk selanjutnya disalurkan ke dinamo mobil.

Karena berbentuk sari jeruk, maka di dalam mobil mainan itu setidaknya diberikan tempat khusus berupa kaleng kecil dari plastik bekas wadah negatif film kamera. Untuk menampung air dari empat jeruk yang totalnya sebesar 200 mililiter ini setidaknya diperlukan 12 wadah bekas kaleng plastik film kamera.

Hardiyanto Dwiputra Wijaya, mahasiswa semester 5 Fakultas Teknik Kimia ITS yang sekaligus koordinator tim mengatakan, untuk menciptakan energi dari sari jeruk dirinya sempat kesulitan. "Air jeruk ternyata hanya memiliki 0,69 mikroampere atau seperseribu dari baterai biasa berkekuatan 1,5 volt 3 ampere," kata Hardiyanto.

Hanya saja, berkat sebuah ramuan dari bahan ilmiah yang dia rahasiakan, kekuatan air jeruk buatannya bisa menjadi seribu kali lipat. "Ramuan ini bahannya sangat alami, bahkan bisa dikonsumsi manusia," kata dia tanpa mau menyebut ramuannya itu.

Untuk menyusun mobil-mobilan dengan energi sari jeruk ini, Hardiyanto setidaknya dibantu oleh lima temannya di antaranya tiga dari Fakultas Teknik Kimia, satu dari Desain Produk, dan satunya lagi dari Fakutas Informatika.

Hardiyanto dan dua temannya dari Fakultas Teknik Kimia bertugas menciptakan sari jeruk yang mengandung energi listrik, sedangkan dua temannya dari Desain Produk dan Teknik Informatika bertugas merancang bentuk maupun bodi mobil-mobilan. "Setelah energi sari jeruk jadi, saya tinggal mendesain mobilnya," kata Ahmad Zulfikar dari Teknik Informatika.

Mobil mainan berbahan bakar jeruk ini, menurut mereka, sengaja didesain untuk mengikuti Chemical Enggineering Car Competition di Taiwan. Saat itu, para mahasiswa ini mencoba mengikuti ajang bergengsi dua tahunan itu dengan meminta bantuan pendanaan dari Fakultas.

Hanya saja karena event-nya dianggap besar, fakultas sempat ragu untuk memberikan bantuan. Gagal di fakultas, merekapun lantas ke pihak institut, dan ternyata pihak ITS menyambut baik dan memberikan pendanaan terhadap proyek tersebut.

Alhasil, merekapun bisa mengikuti Chemical Enggineering Car Competition di Taiwan dan berhasil menyabet peringkat ke-3 dan mampu menyabet The Best Design Modelling dalam perlombaan yang diselenggarakan oleh Asia pasific Confederation of Chemical Engineering bekerja sama dengan American Institute of Chemical Engineering itu.

Karena keberhasilan ini, para mahasiswa pada April 2011 nanti juga diundang untuk mengikuti ajang serupa yang akan digelar di Malaysia.(Fatkhur Rohman Taufiq)


TEMPOInteraktif

0 comments:

Post a Comment

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...