Lewat Forum Nokia, developer lokal diajak membuat aplikasi untuk Ovi Store.
Ovi Store, toko aplikasi mobile milik Nokia
VIVAnews - Sejak diluncurkan pada tahun 2009 lalu, Ovi Store, portal penjualan aplikasi khusus ponsel Nokia telah memiliki sekitar 25 ribu aplikasi. Toko aplikasi online propitari itu kini merupakan terbesar ke dua setelah Apple App Store yang telah memiliki 400 ribu aplikasi dan di atas BlackBerry App World yang memiliki sekitar 15 ribu aplikasi.
Menurut data statistik terakhir lembaga riset Gartner, saat ini juga tersedia 1,3 miliar unit ponsel besutan Nokia yang beredar di pasar. Dari angka tersebut, sekitar 175 juta unit di antaranya ponsel Symbian dan 500 juta unit ponsel dengan platform Series 40.
Angka itu merupakan potensi pasar yang cukup besar bagi pengembang aplikasi yang menjajakan produknya di Ovi Store.
“Untuk itu, lewat Forum Nokia, kami mengundang para pengembang aplikasi di tanah air untuk memanfaatkan kesempatan tersebut,” kata Upik Muditya Sidarta, Bussines Development Manager Forum Nokia Indonesia pada VIVAnews, 31 Januari 2011.
Saat ini, kata Upik, sudah ada 135 tipe ponsel Nokia yang sudah mendukung download aplikasi dari Ovi Store. “Dan berbeda dengan produsen lain, Nokia menyediakan produk yang harganya sangat beragam, dari yang di bawah Rp1 juta hingga yang Rp5 juta ke atas. Ini membuat potensi pasarnya semakin besar,” ucapnya.
Upik menyebutkan, Nokia juga tengah mengembangkan billing system dengan menggandeng sekitar 100 operator telekomunikasi di berbagai negara di seluruh dunia. Rencananya, layanan itu akan diluncurkan pada tahun 2011 ini.
“Metode billing system yang disiapkan Nokia akan memudahkan pengguna yang ingin membeli aplikasi namun tidak memiliki kartu kredit atau online payment lainnya,” kata Upik. “Nantinya, pengguna bisa membeli aplikasi di Ovi Store dengan cara memotong pulsa operatornya,” ucap Upik.
Untuk para pengembang, berbagai fasilitas juga disediakan. “Setelah membayar biaya pendaftaran sebesar 1 Euro yang berlaku seterusnya, Nokia akan mempromosikan aplikasi yang dibuat pada end user, hingga memfasilitasi perangkat bagi pengembang tertentu yang ingin membuat aplikasi,” kata Upik.
Selain itu, Upik menyebutkan, dibanding memasarkan aplikasi lewat layanan operator, Nokia menawarkan pembagian keuntungan yang lebih menarik bagi para pengembang aplikasi. Sayangnya tidak disebutkan mekanisme profit sharing antara Nokia dengan pengembang aplikasi.
• VIVAnews
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment