Friday, 4 February 2011

Indonesia di Pusaran Wordpress

Pertemuan para pengguna Wordpress dalam acara Wordcamp di Bandung. (Tempo/Dian Yuliastuti)

TEMPO Interaktif, Jakarta - Pendiri Wordpress, Matt Mullenbeg, batal hadir dalam acara WordCamp 2011 di Bandung. Namun hal ini tak menyurutkan antusiasme sekitar 300 anggota komunitas Wordpress untuk mengikuti acara yang berlangsung pada akhir pekan lalu itu.

Para narablog itu masih bisa berkonsultasi tentang aplikasi, bahasa pemrograman, theme, dan pengembangan aplikasi untuk Wordpress.

Sebagai ganti Mullenbeg, hadir Happiness Engineering Automatic Wordpress, Karim Osman. Dia terbang dari Belanda untuk memberikan sepenggal sesi tentang penyelesaian masalah yang sering ditemui pengembang, desainer, maupun pengguna Wordpress.

"Untuk masalah yang gampang-gampang, ada ratusan masalah dalam sehari. Tapi, kalau yang kompleks, kami butuh waktu lebih," ujar Osman kepada iTempo di sela acara itu.

Untuk menangani permasalahan yang muncul dari pengguna, pengembang, atau desainer Wordpress, Osman berbagi pekerjaan bersama 12 orang koleganya. Saat ini, kata Osman, tak kurang dari 30 juta pengguna Wordpress. Jumlah ini terbagi untuk pengguna wordpress.com dan wordpress.org, masing-masing dengan angka sekitar 15 juta.

Bagi Wordpress, kata Osman, Indonesia sangat penting. Bagaimana tidak, saat ini jumlah pengguna Wordpress di Indonesia termasuk ketiga terbesar di seluruh dunia. "Setelah Amerika Serikat, Brasil, baru Indonesia," kata Osman.

Popularitas Wordpress terjadi lantaran platform blog ini bisa diakses dari komputer dan telepon seluler pintar. Wordpress merupakan sistem blog yang paling terkenal di Indonesia.

Dari survei Water and Stone, Wordpress terunduh hingga lebih dari 980 ribu kali selama 2010. Ia mengalahkan Joomla dan Drupla. Demikian pula dalam ranking Alexa.

Dalam jejaring sosial Facebook, Wordpress meraih angka 67 persen. Sisanya situs blog lainnya. Sedangkan di Twitter, Wordpress kalah oleh Joomla dan Drupal.

"Kunci utama keberhasilan Wordpress adalah mudah digunakan, dan di-custom-isasi, murah, serta didukung fitur bahasa Indonesia," ujar Ric Shreves dari Water & Stone.

Selain Osman Karim, hadir Jason Ellis, Marketplace Manager Envato. Ini adalah sebuah perusahaan jual-beli barang-barang digital, seperti theme untuk Wordpress dan musik. Ia merasa beruntung bisa hadir dalam acara ini, sekaligus menjajaki pengembangan bisnis theme di Indonesia.

Envato meraih pendapatan tak kurang dari US$ 30 ribu per bulan. Ellis mengatakan potensi pengembang dan desainer theme Wordpress atau theme blogging lain sangat potensial. Saat ini jumlah pengembang dan desainer dari Asia, seperti Indonesia, semakin naik. Selain masih tumbuh, harga sebuah theme masih murah dibanding desainer Eropa. "Ini pasar baru," ujar Jason Ellis di sela acara.

Untuk theme, yang paling laris adalah theme tiga kolom, desain unik, dan simpel. Terutama untuk theme e-commerce. "Kolom ini menghasilkan lebih banyak uang," kata Ellis sambil tertawa.

WordCamp juga menghadirkan beberapa pembicara lain, seperti Anggi Krisna, freelancer dari Tokokoo-icreative labs; Daniel Tumiwa, dari 7 Langit; Arren Tan, dari InstantIT Asia; Simon Lim, dari WP Design Studio; Dhenu Wiarsandi, dari Web bicara; Eko Nugroho, dari Kummara; Yohan Toting, dari Thinkroom; Risman Adnan, dari Microsoft; Narendra Wicaksono, dari Nokia Indonesia; dan Mohamad Zamroni, dari WP Charity.

Di Indonesia sendiri pertemuan antara pengembang, desainer, dan pengguna Wordpress sudah berlangsung tiga kali. Koordinator acara WordCamp Indonesia 2011, Valent Mustamin, mengatakan, selama tiga kali penyelenggaraan, kali inilah yang terbanyak. "Sangat membanggakan," kata Valent. [DIAN YULIASTUTI]


TEMPOInteraktif

0 comments:

Post a Comment

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...