Jakarta, (Kominfo-Newsroom) Pemerintah Republik Indonesia dan India menyepakati kerja sama bidang pendidikan tinggi. Kesepakatan ini dicapai pada kunjungan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono ke India pekan lalu.
“Kerja sama pendidikan tinggi yang disepakati diantaranya di bidang teknik. Mengingat India punya kekuatan di IT (information technology) yang sudah terbukti. Oleh karena itu, kita ingin kerja sama dengan India,” kata Mendiknas usai memberikan penjelasan buku SBY di Gedung Kemdiknas Jakarta, Jumat, (4/2).
Menurut Mendiknas, jumlah mahasiswa Indonesia di India sebanyak 109 orang dan sedikitnya ada tiga perguruan tinggi di sana masuk 200 besar dunia dan sekelas ITB.
Mendiknas menambahkan, keuntungan kerja sama dengan India adalah biaya hidup yang murah. Mendiknas menyebutkan, biaya hidup di India sebanyak US$ 300 atau Rp3 juta per bulan. Sementara, kata Mendiknas, beasiswa yang diberikan pemerintah sebanyak US$ 1.000 dolar. “Ini yang mau kita genjot,” jelas Mendiknas.
Kerja sama lain yang dijalin, kata Mendiknas, di bidang pendidikan jarak jauh. “Ini penting untuk jumlah penduduk yang sangat besar. Kalau hanya mengandalkan pembelajaran konservatif perlu infrastruktur yang sangat luar biasa. Oleh karena itu, perlu kita akomodasikan tentang distance learning,” ujarnya.
Saat ini, kata Mendiknas, Universitas Terbuka (UT) telah menyelenggarakan pendidikan jarak jauh. Mendiknas menyebutkan, jumlah mahasiswa UT mencapai ratusan ribu dan paling besar di Indonesia. “Melalui UT ingin kita gabungkan dan perkuat dengan namanya e-education, yakni edukasi yang berbasis elektronik,” katanya.
Artinya, lanjut Mendiknas, ke depan tidak hanya UT yang diberikan lisensi untuk menyelenggarakan pendidikan jarak jauh, tetapi perguruan-perguruan tingi lain yang mumpuni seperti UT kita berikan lisensi.
Pembelajaran jarak jauh ini diselenggarakan juga untuk menggenjot kenaikan angka partisipasi kasar (APK) pendidikan tinggi. Mendiknas menyebutkan, target APK pada 2014-2015 adalah 30 persen.
Setiap satu persen kenaikan APK, kata Mendiknas, berarti perlu menambah dan menyiapkan 400 ribu kuota mahasiswa baru. Langkah yang ditempuh pemerintah untuk menaikkan APK ini yaitu dengan ekspansi perguruan tinggi yang sudah ada. Mendiknas mencontohkan, IPB yang setiap tahun menerima 5.000 mahasiswa dinaikkan menjadi 6-7 ribu. “Kapasitasnya yang kita ekspansi,” ujarnya.
Langkah lain yang ditempuh, imbuh Mendiknas, dengan mendirikan universitas baru. Pada 2010, kata Mendiknas, pemerintah telah mendirikan lima universitas negeri baru di Merauke, Tarakan, Bangka Belitung, Batam, dan Pangkalpinang. (T.Ad/rm)
• bipnewsroom
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment