Kepala Lapan Dr. Adi Sadewo Salatun, M. Sc., dan Chief Executive UKSA, Dr. David Williams berfoto bersama usai menandatangani perjanjian kerja sama bidang keantariksaan untuk menangani perubahan iklim di kantor pusat LAPAN di Jakarta, Selasa (1/2). (Antara News/LAPAN)
Jakarta (ANTARA News) - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Indonesia bersama United Kingdom Space Agency (UKSA) sepakat berkerjasama dalam bidang keantariksaan penanganan perubahan iklim (climate change).
Kedua institusi menandatangani naskah kerja sama di kantor pusat LAPAN di Rawamangun, Jakarta, Selasa (1/2), yang diwakili oleh Kepala LAPAN Dr Adi Sadewo Salatun, Msc dan Dr David Williams, Chief Executive UKSA.
Kerja sama ini untuk mendukung kepentingan Indonesia dan Inggris, terutama LAPAN dan UKSA, diantaranya juga terkait pembangunan kapasitas peneliti LAPAN dalam pembuatan satelit Pengindraan Jauh SAR Ekuatorial.
Rangkaian kerja sama akan dilanjutkan dengan Policy Discussion on “SAR Satellite Aplication for Supporting MRV, REDD+, and Climate Change Mitigation” yang akan dihadiri para pembuat kebijakan dari LAPAN, Bappenas, UKP4, dan Dewan Nasional Perubahan Iklim.
Juga sejumlah institusi terkait antara lain Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Kehutanan, BMKG, Bakosurtanal, dan BPPT.
Acara tersebut akan berlangsung pada Rabu, 2 Februari 2011, pukul 09.00 hingga 12.00 WIB di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, kata LAPAN dalam siaran persnya.
Perubahan iklim dan peningkatan ekonomi menjadi fokus sasaran dalam kerja sama Indonesia dan Inggris itu. Kerja sama tersebut akan bermanfaat bagi pembangunan kapasitas Measurement Reporting Verification (MRV) atau pengukuran emisi karbon akibat degradasi dan deforestasi hutan guna menangani perubahan iklim.
Dari sisi ekonomi, kerja sama ini akan bermanfaat di bidang observasi bumi. Hal ini akan membantu Indonesia antara lain untuk pemantauan ketahanan pangan, pemantauan laut dan perikanan, pemantauan penanaman padi, dan penanganan bencana.
Kerja sama dalam bidang perubahan iklim ini sejalan dengan tekad Presiden Dr Susilo Bambang Yudhoyono untuk mengurangi emisi karbon hingga 26 persen pada 2020.
Dua puluh enam persen dimaksud terdiri dari enam persen dari sektor energi, enam persen dari pengelolaan limbah, dan 14 persen untuk pengelolaan lahan hutan. Presiden juga bertekad menurunkan kebakaran hutan atau lahan di Indonesia sekitar 20 persen per tahun.
Tekad ini dapat terealisasi dengan cara pengelolaan hutan yang benar. Peran Indonesia yang dimotori Lapan dalam upaya ini yakni memantau hutan dengan satelit penginderaan jauh SAR Ekuatorial.
UKSA membantu Indonesia dalam memperkuat hubungan bilateral dengan Inggris untuk memantau hutan dan lahan dengan menyediakan data satelit, keahlian, maupun infrastruktur terkait.
Dengan cara pemantauan efektif dan akurat yang dibantu jaringan internasional, Indonesia diharapkan mampu menunjukkan bukti kepada dunia dalam ikut serta berkontribusi memenuhi tekad pengurangan emisi karbon melalui pemantauan bumi Indonesia.
Iklim erat kaitannya dengan kehidupan manusia. Perubahan iklim dapat berdampak besar terhadap berbagai sektor kesejahteraan manusia. Untuk itulah negara-negara dunia melakukan berbagai upaya sebagai langkah adaptasi dan mitigasi dampak perubahan iklim.
"Inilah yang mendasari kerja sama Lapan dan UKSA," kata LAPAN.
Kerja sama ini akan memberi efek bagi peningkatan kapasitas sumber daya manusia Indonesia, terutama terkait program LAPAN di bidang pengembangan satelit.
Lapan telah mengorbitkan satelit Lapan-Tubsat dan sedang mengembangkan tiga satelit eksperimental, yaitu Lapan-Orari dan Lapan A2 (disebut dengan Twin-Sat), serta Lapan-IPB.
Sementara bagi Inggris, kerja sama ini akan meningkatkan peran dan kontribusi negara tersebut di dunia internasional dalam penanganan perubahan iklim.(S026/B010)
• ANTARAnews
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment