Monday, 6 August 2012

Pertamina Uji Coba Pemanfaatan LNG untuk Bahan Bakar

http://assets.kompas.com/data/photo/2012/04/26/1154115p.jpglustrasi : Kapal pengangkut gas alam cair (LNG) Bontang mulai meninggalkan dermaga kapal, di Bontang, Kalimantan Timur, pada Rabu (25/4/2012). Untuk pertama kalinya, Kilang Bontang yang dioperatori PT Badak NGL mengapalkan LNG yang diproduksinya untuk dikirim ke terminal terapung penerima dan regasifikasi LNG (Floating Storage Regasification Unit/FSRU) Teluk Jakarta, Jawa Barat, untuk memenuhi kebutuhan domestik.(Foto: KOMPAS/EVY RACHMAWATI)

JAKARTA, KOMPAS.com --- PT Pertamina (Persero) mulai melaksanakan uji coba pemanfaatan gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG)  untuk bahan bakar bagi sektor transportasi dan rumah tangga.Hal ini diharapkan bisa menekan konsumsi bahan bakar minyak, mengurangi subsidi, dan menghemat devisa negara.

Sebagai bentuk komitmen dalam merintis pemanfaatan LNG untuk transportasi dan rumah tangga, Pertamina melalui anak perusahaan, PT Badak NGL hari ini melakukan uji coba penggunaan LNG untuk kendaraan operasional perusahaan.Selain itu, uji coba juga dilakukan pada tiga unit kompor rumah tangga.

"Ini titik awal pemanfaatan LNG bagi sektor transportasi dan rumah tangga. Dimulai dari kendaraan operasional Badak NGL, dan diharapkan dapat diperluas pemanfaatannya, di sektor transportasi dan rumah tangga," kata Direktur Utama PT Pertamina Karen Agustiawan, ketika menyaksikan uji coba pemanfaatan LNG untuk transportasi dan rumah tangga di lingkungan PT Badak NGL, Bontang, melalui konferensi video, Senin (6/8/2012), di Jakarta.

Paradigma bisnis LNG yang sebelumnya berorientasi pada ekspor, kini mulai berubah sejak beroperasinya Floating Storage Regasification Unit Nusantara Regas 1 pada 24 Mei 2012, sebagai terminal penerima, penyimpan, dan regasifikasi LNG pertama di Indonesia yang melayani kebutuhan gas untuk PT PLN.

Menjawab era LNG domestik, pengembangan berbagai aplikasi penggunaan LNG di dalam negeri semakin terbuka lebar, termasuk di antaranya untuk sektor transportasi dan rumah tangga. Berdasarkan data statistik dari NGV Global, saat ini sudah terdapat kurang lebih 15 juta kendaraan berbahan gas yang sedang beroperasi di dunia. Pencatatan tersebut dilakukan terhadap semua jenis kendaraan yang berbahan bakar gas baik berupa LNG, CNG  dan LGV.

"Dibandingkan bensin dan solar, LNG lebih ramah lingkungan karena dapat mengurangi emisi sekitar 85 persen. Dan dibandingkan CNG, LNG memiliki nilai densitas energi tiga kali lebih besar pada volume yang sama. LNG dapat disimpan dalam tekanan rendah (1 atmosfer), dan memiliki jarak tempuh yang lebih panjang," ujarnya.

Selain itu, penggunaan LNG sebagai bahan bakar juga mampu mengurangi biaya operasional kendaraan karena harga LNG yang lebih murah dibandingkan harga solar non subsidi. Harga LNG berkisar di 18-20 dollar AS per juta british thermal unit (MMBTU), sedangkan solar nonsubsidi sekitar Rp 9.807 per liter atau setara dengan 31 dollar AS per MMBTU.

"Bahan bakar LNG sangat sesuai apabila digunakan oleh kendaraan berukuran besar dengan jarak operasional yang jauh seperti bus, truk, dan lokomotif, maupun untuk sektor angkutan laut," kata Karen Agustiawan.

(Kompas)

0 comments:

Post a Comment

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...