Sebelumnya, Dahlan sangat tertarik kepada proyek pemecah macet ini.
Proyek Kereta Layang Hutama Karya
VIVAnews – Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan, menyatakan bahwa dirinya tidak menyetujui rencana pembangunan kereta layang Bekasi-Slipi yang memanfaatkan median jalan tol sebagai salah satu solusi untuk mengatasi kemacetan.
Padahal, sebelumnya, dirinya sangat tertarik kepada proyek pemecah macet yang ditawarkan oleh perusahaan konstruksi pelat merah, PT Hutama Karya tersebut.
"Rencana yang diajukan oleh Hutama Karya ini bagus, tetapi saya sudah memutuskan kalau tidak setuju," kata Dahlan dalam acara Temu Akbar Engineering BUMN tahun 2012 di kantor Pertamina, Jakarta, Rabu 8 Agustus 2012.
Menurut dia, ketidaksetujuannya atas rencana pembangunan kereta layang itu karena tarif yang mahal dan tidak mungkin terjangkau masyarakat. "Masa tarifnya sampai Rp 70 ribu, nggak akan mau rakyat," kata dia.
Sementara itu, Direktur Utama Hutama Karya, Tri Widjajanto Joedosastro, mengatakan, sebenarnya tarif bisa diturunkan menjadi Rp 16 ribu. Namun, hal itu akan membutuhkan bantuan pembiayaan dari pemerintah.
Mendengar jalan keluar ini, jika harus menunggu kucuran dana dari pemerintah, menurut Dahlan, prosesnya akan sangat panjang. "Banyak yang mesti diurus, bisa-bisa tiga tahun ke depan masih diurus juga," ujarnya.
Kendati demikian, dirinya masih berharap proyek ini bisa dijalankan, meski dengan catatan tarifnya bisa dikurangi dan menggunakan dana dari pemerintah seminimal mungkin.
Seperti diketahui, kereta layang ini akan menjadi model transportasi intermoda yang terintegrasi, dari kereta listrik, busway hingga MRT.
Dalam konsep ini, Hutama Karya akan menjadikan Cawang menjadi titik sentral bertemunya kereta dan busway serta Semanggi sebagai titik sentral kereta listrik dengan MRT. (art)
© VIVA.co.id
0 comments:
Post a Comment