Prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut BPPT |
BATAM--MICOM : Provinsi Kepulauan Riau mengembangkan pembangkit listrik tenaga arus laut untuk mengaliri listrik di pulau-pulau terluar.
"Sedang dikembangkan pembangkit energi laut untuk listrik, menggunakan tenaga arus laut," kata Pakar Marine Eddywan, Sabtu (9/6).
Berdasarkan penelitian bersama ahli kelautan Provesor Hasyim Djalal, diketahui arus laut di perairan Kepri dapat menghasilkan ribuan giga volt sehingga sayang jika tidak dimanfaatkan.
"Energinya besar sekali, bisa membangkitkan turbin," kata dia yang meraih gelar master dari Tokyo University untuk bidak kelautan.
Kepri, kata dia, akan menggunakan teknologi sederhana dalam pembangkit ocean energy itu, agar bisa digunakan masyarakat pedesaan dan dengan anggaran yang murah. "Anggaran hanya sekitar Rp 100 jutaan," kata dia.
Pengembangan, kata dia, akan dilakukan awal 2013. "Kami sudah ajukan anggaran Rp 600 juta untuk APBD 2013, tidak besar-besar," kata dia.
Pada awal 2013, kata dia, tim akan mencari titik potensial untuk marine energy, lalu pemetaan pusat pembangkit energi alternatif. Pertengahan tahun akan dikaji teknologi sederhana aplikasi masyarajat kemudian akan diuji coba. Dan pada akhir tahun didistribusikan ke masyarakat.
"Awal 2014 sudah mulai diterapkan," kata dia.
Sebenarnya, teknologi pembangkit listrik arus laut sudah banyak dikenal di internasional, namun, karena menggunakan teknologi tinggi yang relatif mahal, maka sulit diterapkan di Indonesia.
Kepri, berupaya menekan biaya dan berusaha menggunakan teknologi sederhana agar bisa digunakan masyarakat.
Sebagai tahap awal, teknologi itu akan diterapkan di pulau-pulau terluar NKRI yang berpenghuni. "Seperti Pulau Keramut dan Pulau Laut di Kabupaten Natuna dan daerah yang sulit menjangkau listrik PLN," kata alumni Boston University itu. (Ant/OL-9)
"Sedang dikembangkan pembangkit energi laut untuk listrik, menggunakan tenaga arus laut," kata Pakar Marine Eddywan, Sabtu (9/6).
Berdasarkan penelitian bersama ahli kelautan Provesor Hasyim Djalal, diketahui arus laut di perairan Kepri dapat menghasilkan ribuan giga volt sehingga sayang jika tidak dimanfaatkan.
"Energinya besar sekali, bisa membangkitkan turbin," kata dia yang meraih gelar master dari Tokyo University untuk bidak kelautan.
Kepri, kata dia, akan menggunakan teknologi sederhana dalam pembangkit ocean energy itu, agar bisa digunakan masyarakat pedesaan dan dengan anggaran yang murah. "Anggaran hanya sekitar Rp 100 jutaan," kata dia.
Pengembangan, kata dia, akan dilakukan awal 2013. "Kami sudah ajukan anggaran Rp 600 juta untuk APBD 2013, tidak besar-besar," kata dia.
Pada awal 2013, kata dia, tim akan mencari titik potensial untuk marine energy, lalu pemetaan pusat pembangkit energi alternatif. Pertengahan tahun akan dikaji teknologi sederhana aplikasi masyarajat kemudian akan diuji coba. Dan pada akhir tahun didistribusikan ke masyarakat.
"Awal 2014 sudah mulai diterapkan," kata dia.
Sebenarnya, teknologi pembangkit listrik arus laut sudah banyak dikenal di internasional, namun, karena menggunakan teknologi tinggi yang relatif mahal, maka sulit diterapkan di Indonesia.
Kepri, berupaya menekan biaya dan berusaha menggunakan teknologi sederhana agar bisa digunakan masyarakat.
Sebagai tahap awal, teknologi itu akan diterapkan di pulau-pulau terluar NKRI yang berpenghuni. "Seperti Pulau Keramut dan Pulau Laut di Kabupaten Natuna dan daerah yang sulit menjangkau listrik PLN," kata alumni Boston University itu. (Ant/OL-9)
0 comments:
Post a Comment