JAKARTA, KOMPAS.com - Industri telekomunikasi di Indonesia diharapkan jangan hanya "jago kandang" saja. Seharusnya, industri telekomunikasi Indonesia harus "go international".
Menteri Komunikasi dan Informatika, Tifatul Sembiring sempat kaget saat berkunjung ke pameran Mobile World Congress di Barcelona beberapa bulan lalu. Beberapa negara di Afrika sudah bisa unjuk gigi di ajang pameran teknologi itu.
"Di pameran itu, ada booth dari Uganda dan beberapa negara Afrika. Mereka juga ikut pameran industri telekomunikasi di sana. Sementara Indonesia justru tidak ada. Suatu saat, Indonesia harus berpameran di sana. Jangan jago kandang saja," kata Tifatul selepas membuka Indonesia Cellular Show di Jakarta Convention Center, Rabu (6/6/2012).
Memang, industri telekomunikasi di tanah air baru berkembang hingga saat ini. Seluruh provinsi pun juga belum terjamah seluruh jaringan telekomunikasinya.
Sehingga, industri telekomunikasi di tanah air masih cenderung ingin menggarap pasar di dalam negeri dulu dan belum fokus untuk menggarap pasar luar negeri.
"Meski demikian, Indonesia harus jadi petarung. Jangan hanya mau menggarap pasar domestik saja," tambahnya.
Menurut Tifatul, langkah go international para operator dalam negeri ini sudah dimulai dari PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang ingin merambah pasar Kamboja dan Vietnam. Namun rencana tersebut masih belum terealisir.
Kendati demikian, langkah Telkom tersebut perlu diapresiasi karena sudah membawa nama Indonesia di kancah luar negeri.
Di tempat yang sama, Ketua Asosisasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI) Sarwoto Atmosutarno mengaku siap atas tantangan Tifatul. Operator di dalam negeri memang sudah seharusnya bisa berkiprah di luar negeri.
"Sambil terus menggarap pasar domestik, kami juga akan berupaya untuk berkiprah di luar negeri," kata Sarwoto.
Salah satu caranya adalah produk-produk telekomunikasi di tanah air bisa dijual di luar negeri. Namun hingga saat ini, wacana tersebut masih sebatas rencana, meski ada operator yang sudah berniat mewujudkan rencana tersebut.
Tahun ini, industri telekomunikasi di Indonesia diprediksi naik 7-9 persen. Khususnya ditopang dari pertumbuhan akses data yang meningkat tiga kali lipat.
Dari pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2011 sebesar 6,5 persen, industri telekomunikasi Indonesia telah mengontribusikan pertumbuhan sebesar 13,5 persen, dua kali lipat dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional.
Menteri Komunikasi dan Informatika, Tifatul Sembiring sempat kaget saat berkunjung ke pameran Mobile World Congress di Barcelona beberapa bulan lalu. Beberapa negara di Afrika sudah bisa unjuk gigi di ajang pameran teknologi itu.
"Di pameran itu, ada booth dari Uganda dan beberapa negara Afrika. Mereka juga ikut pameran industri telekomunikasi di sana. Sementara Indonesia justru tidak ada. Suatu saat, Indonesia harus berpameran di sana. Jangan jago kandang saja," kata Tifatul selepas membuka Indonesia Cellular Show di Jakarta Convention Center, Rabu (6/6/2012).
Memang, industri telekomunikasi di tanah air baru berkembang hingga saat ini. Seluruh provinsi pun juga belum terjamah seluruh jaringan telekomunikasinya.
Sehingga, industri telekomunikasi di tanah air masih cenderung ingin menggarap pasar di dalam negeri dulu dan belum fokus untuk menggarap pasar luar negeri.
"Meski demikian, Indonesia harus jadi petarung. Jangan hanya mau menggarap pasar domestik saja," tambahnya.
Menurut Tifatul, langkah go international para operator dalam negeri ini sudah dimulai dari PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang ingin merambah pasar Kamboja dan Vietnam. Namun rencana tersebut masih belum terealisir.
Kendati demikian, langkah Telkom tersebut perlu diapresiasi karena sudah membawa nama Indonesia di kancah luar negeri.
Di tempat yang sama, Ketua Asosisasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI) Sarwoto Atmosutarno mengaku siap atas tantangan Tifatul. Operator di dalam negeri memang sudah seharusnya bisa berkiprah di luar negeri.
"Sambil terus menggarap pasar domestik, kami juga akan berupaya untuk berkiprah di luar negeri," kata Sarwoto.
Salah satu caranya adalah produk-produk telekomunikasi di tanah air bisa dijual di luar negeri. Namun hingga saat ini, wacana tersebut masih sebatas rencana, meski ada operator yang sudah berniat mewujudkan rencana tersebut.
Tahun ini, industri telekomunikasi di Indonesia diprediksi naik 7-9 persen. Khususnya ditopang dari pertumbuhan akses data yang meningkat tiga kali lipat.
Dari pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2011 sebesar 6,5 persen, industri telekomunikasi Indonesia telah mengontribusikan pertumbuhan sebesar 13,5 persen, dua kali lipat dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional.
0 comments:
Post a Comment