INILAH.COM, Jakarta - Seiring berjalannya waktu, kebutuhan akan bahan bakar minyak (BBM) seperti tak terbendung lagi. Hal ini membuat BBM kian langka. Fakultas Teknik UI (FTUI) mencoba berikan solusinya.
Hingga kini, pendistribusian BBM bersubsidi pada masyarakat masih menjadi permasalahan akibat masih adanya penyelewengan dalam pendistribusian. Baik itu di tingkat penyalur maupun pengecer. Hal ini diungkapkan oleh Dekan FTUI, Bambang Sugiarto, pada acara konfrensi pers Pemikiran FTUI Untuk Pengendalian BBM Bersubsidi Nasional, di Jakarta, Senin (4/6).
"Pada tingkat agen atau pengecer, peralatan pengisian BBM yang digunakan sulit digunakan untuk mengendalikan pembatasan pembelian BBM oleh pelanggan," ujar Bambang. Sebagai salah satu solusi, Bambang mengusulkan penggunaan stiker sebagai salah satu upaya nyata dalam membantu pendistribusian BBM Bersubsidi.
Dengan melibatkan pemerintah (melalui Kementerian ESDM dan BPH Migas), Gaikindo, bengkel-bengkel resmi, kepolisian, serta SPBU, stiker pengendalian BBM bersubsidi yang dikeluarkan pemerintah dan stiker informasi spesifikasi RON BBM yang dikeluarkan Gaikindo bisa digunakan.
"Stiker-stiker ini diberikan pada kendaraan yang berhak menggunakan BBM bersubsidi berdasar rekomendasi dan spesifikasi pabrikan dengan mekanisme penggunaan yang diatur Kementerian ESDM," papar Bambang.
Stiker ini sendiri akan menggunakan teknologi Radio-frekuensi Identification (RFID) yang berfungsi sebagai identitas yang akan dipetakan dengan nomor polisi yang berfungsi sebagai password. Selain itu, menurut Bambang, pemerintah bisa melakukan penghematan dana dengan jumlah yang cukup besar, sehingga dana tersebut dapat digunakan untuk mendukung program konversi ke bahan bakar lain.
"Melalui solusi ini, kuota BBM bersubsidi bisa ditekan sebanyak 3,622 juta kiloliter atau setara penghematan Rp11,59 triliun," tutup Bambang. [ikh]
0 comments:
Post a Comment