Didik Purwanto/Kompas.com - Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring melakukan video conference di Mobil Unit Bencana (MUB) di kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika Jakarta, Senin (4/6/2012).
JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Komunikasi dan Informatika telah meluncurkan 20 mobil pintar untuk mewujudkan program pelayanan informasi publik. Harapannya, kesenjangan akses informasi antara kota dan desa bisa dikurangi.
Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring mengatakan, mobil pintar ini untuk memperkecil bias informasi antara desa dan kota.
"Dulu, mobil pintar seperti ini dijadikan sebagai alat propaganda orde baru. Tapi sekarang mobil pintar ini akan meluruskan informasi apapun, baik dari pusat maupun daerah agar kesenjangan informasi antara kota dan desa bisa dikurangi," kata Tifatul selepas penyerahan 20 unit Mobil Unit Keliling Layanan Informasi Publik di Kementerian Komunikasi dan Informatika Jakarta, Senin (4/6/2012).
Mobil unit keliling ini akan diserahkan ke 20 pemerintah kota maupun kabupaten di seluruh Indonesia. Di antaranya kota Manado, Tomohon, Kendari, Ambon, Palu, Gorontalo, Surakarta dan lain-lain.
Tiga mobil sudah diserahkan ke daerah Ambon pada awal bulan lalu untuk membantu kelancaran penyelenggaraan Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) di Ambon.
Dirjen Informasi Komunikasi Publik Freddy Tulung menjelaskan mobil pintar ini juga telah diintegrasikan dengan layanan Televisi Republik Indonesia (TVRI) dan Radio Republik Indonesia (RRI). Harapannya, mobil ini akan menyiarkan informasi penting kepada masyarakat di seluruh pelosok tanah air.
Selain itu, mobil ini juga sebagai media hiburan yang digunakan untuk memutar film dokumenter, dengan menggunakan DVD yang dipancarkan melalui layar lebar di atas kendaraan.
Mobil ini juga dilengkapi dengan akses internet yang bisa menghubungkan media center di daerah maupun media center di Jakarta.
Untuk mendukung penyampaian informasi publik, mobil ini juga dilengkapi sound sistem, mic, sirene, laptop dan modem, genset, internet, layar dan peralatan pendukung lainnya.
"Satu mobil ini dianggarkan sekitar Rp 290 juta. Dana berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)," tambah Freddy.
Mobil Unit Bencana
Selain mobil untuk layanan informasi publik, Kementerian Komunikasi dan Informatika juga meluncurkan mobil unit bencana (MUB). Harapannya, mobil ini akan membantu penyebaran informasi saat terjadi bencana di daerah.
Saat ini, mobil tersebut masih berbentuk prototipe dan belum diproduksi massal. Hal itu disebabkan, biaya investasi untuk membuat mobil tersebut cukup mahal, sekitar Rp 1,1 miliar.
Mobil ini dilengkapi dengan GPS, suplai listrik seperti inverter, genset dan solar panel yang mampu menyimpan daya hingga 1,5 hari, telepon satelit, antena radio, perangkat video conference hingga koneksi internet berupa LAN dan wifi.
"Saat terjadi bencana, mobil ini harus pertama ada di lokasi bencana untuk membantu kelancaran informasi yang lumpuh di lokasi," tambah Freddy.
Mobil ini akan dirancang dan diproduksi oleh Kemkominfo. Namun dalam hal pengoperasian, mobil ini akan dioperasikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Untuk sementara mobil ini akan diletakkan di Surabaya dan Jakarta. Untuk di Surabaya akan menjangkau bencana di kawasan Indonesia Timur, sedang mobil di Jakarta akan menjangkau mobil di Indonesia Barat.
Mobil akan dinaikkan ke pesawat terbang milik BNPB dan akan dibawa ke lokasi bencana, baik gempa, tsunami, gunung meletus dan sebagainya.
Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring mengatakan, mobil pintar ini untuk memperkecil bias informasi antara desa dan kota.
"Dulu, mobil pintar seperti ini dijadikan sebagai alat propaganda orde baru. Tapi sekarang mobil pintar ini akan meluruskan informasi apapun, baik dari pusat maupun daerah agar kesenjangan informasi antara kota dan desa bisa dikurangi," kata Tifatul selepas penyerahan 20 unit Mobil Unit Keliling Layanan Informasi Publik di Kementerian Komunikasi dan Informatika Jakarta, Senin (4/6/2012).
Mobil unit keliling ini akan diserahkan ke 20 pemerintah kota maupun kabupaten di seluruh Indonesia. Di antaranya kota Manado, Tomohon, Kendari, Ambon, Palu, Gorontalo, Surakarta dan lain-lain.
Tiga mobil sudah diserahkan ke daerah Ambon pada awal bulan lalu untuk membantu kelancaran penyelenggaraan Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) di Ambon.
Dirjen Informasi Komunikasi Publik Freddy Tulung menjelaskan mobil pintar ini juga telah diintegrasikan dengan layanan Televisi Republik Indonesia (TVRI) dan Radio Republik Indonesia (RRI). Harapannya, mobil ini akan menyiarkan informasi penting kepada masyarakat di seluruh pelosok tanah air.
Selain itu, mobil ini juga sebagai media hiburan yang digunakan untuk memutar film dokumenter, dengan menggunakan DVD yang dipancarkan melalui layar lebar di atas kendaraan.
Mobil ini juga dilengkapi dengan akses internet yang bisa menghubungkan media center di daerah maupun media center di Jakarta.
Untuk mendukung penyampaian informasi publik, mobil ini juga dilengkapi sound sistem, mic, sirene, laptop dan modem, genset, internet, layar dan peralatan pendukung lainnya.
"Satu mobil ini dianggarkan sekitar Rp 290 juta. Dana berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)," tambah Freddy.
Mobil Unit Bencana
Selain mobil untuk layanan informasi publik, Kementerian Komunikasi dan Informatika juga meluncurkan mobil unit bencana (MUB). Harapannya, mobil ini akan membantu penyebaran informasi saat terjadi bencana di daerah.
Saat ini, mobil tersebut masih berbentuk prototipe dan belum diproduksi massal. Hal itu disebabkan, biaya investasi untuk membuat mobil tersebut cukup mahal, sekitar Rp 1,1 miliar.
Mobil ini dilengkapi dengan GPS, suplai listrik seperti inverter, genset dan solar panel yang mampu menyimpan daya hingga 1,5 hari, telepon satelit, antena radio, perangkat video conference hingga koneksi internet berupa LAN dan wifi.
"Saat terjadi bencana, mobil ini harus pertama ada di lokasi bencana untuk membantu kelancaran informasi yang lumpuh di lokasi," tambah Freddy.
Mobil ini akan dirancang dan diproduksi oleh Kemkominfo. Namun dalam hal pengoperasian, mobil ini akan dioperasikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Untuk sementara mobil ini akan diletakkan di Surabaya dan Jakarta. Untuk di Surabaya akan menjangkau bencana di kawasan Indonesia Timur, sedang mobil di Jakarta akan menjangkau mobil di Indonesia Barat.
Mobil akan dinaikkan ke pesawat terbang milik BNPB dan akan dibawa ke lokasi bencana, baik gempa, tsunami, gunung meletus dan sebagainya.
♣ KOMPAS.com
0 comments:
Post a Comment