Sumba (ANTARA News) - Menteri Riset dan Teknologi Gusti M Hatta meresmikan demo "Plant Smart Micro Grid" yang mampu mengintegrasikan dan mengatur pemanfaatan berbagai pembangkit listrik energi terbarukan baik energi surya, angin, air, biomassa termasuk diesel.
"Inisiatif BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) ini bagus dan yang pertama di Indonesia," kata Menteri pada sambutan peresmian "Plant Smart Micro Grid" tersebut di Kabupaten Sumba Barat Daya, NTT, Sabtu.
Menurut dia, smart grid yang didukung berbagai teknologi maju baik peralatan elektronik maupun piranti teknologi informasi dan komunikasi (TIK) ini merupakan solusi tepat di era semakin meningkatnya pemanfaatan berbagai energi terbarukan.
Sementara itu Kepala BPPT Marzan A Iskandar mengatakan, smart grid ini merupakan pendekatan baru untuk mengoperasikan sistem tenaga listrik yang memanfaatkan teknologi komunikasi, komputer dan cyber dalam menyalurkan energi listrik di masa datang.
Implementasi Smart Grid akan memberi keuntungan yang lebih besar karena jumlah pembangkit terbarukan dan unit penyimpan yang terdistribusi dan terintegrasi meningkat, efisiensi meningkat, biaya operasional menurun, keandalan meningkat dan emisi CO2 menurun, ujarnya.
Smart grid ini, jelasnya, adalah pilot percontohan yang mengintegrasikan energi surya, mikro hidro, dan pembangkit diesel yang dimaksudkan untuk mengurangi penggunaan bahan bakar diesel yang banyak digunakan di daerah terpencil seperti Sumba.
"Diharapkan demo ini akan menjadi rujukan baik dari segi teknologi maupun dari segi keekonomiannya termasuk rujukan untuk membuat smart grid jual-beli listrik di perkotaan," katanya.
Demo plant smart microgrid Sumba berada di Desa Billa Cenge, Sumba Barat Daya yang mengintegrasikan pembangkit surya berkapasitas 500 kWp ke dalam sistem jaringan 20kV milik PLN.
Jaringan PLN itu saat ini didukung dua pusat pembangkit listrik tenaga diesel di Kota Waikabubak (7 unit) dan di Kota Waitabula (4 unit) serta pembangkit mikrohidro di desa Lokomboro (3 unit).(D009)
"Inisiatif BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) ini bagus dan yang pertama di Indonesia," kata Menteri pada sambutan peresmian "Plant Smart Micro Grid" tersebut di Kabupaten Sumba Barat Daya, NTT, Sabtu.
Menurut dia, smart grid yang didukung berbagai teknologi maju baik peralatan elektronik maupun piranti teknologi informasi dan komunikasi (TIK) ini merupakan solusi tepat di era semakin meningkatnya pemanfaatan berbagai energi terbarukan.
Sementara itu Kepala BPPT Marzan A Iskandar mengatakan, smart grid ini merupakan pendekatan baru untuk mengoperasikan sistem tenaga listrik yang memanfaatkan teknologi komunikasi, komputer dan cyber dalam menyalurkan energi listrik di masa datang.
Implementasi Smart Grid akan memberi keuntungan yang lebih besar karena jumlah pembangkit terbarukan dan unit penyimpan yang terdistribusi dan terintegrasi meningkat, efisiensi meningkat, biaya operasional menurun, keandalan meningkat dan emisi CO2 menurun, ujarnya.
Smart grid ini, jelasnya, adalah pilot percontohan yang mengintegrasikan energi surya, mikro hidro, dan pembangkit diesel yang dimaksudkan untuk mengurangi penggunaan bahan bakar diesel yang banyak digunakan di daerah terpencil seperti Sumba.
"Diharapkan demo ini akan menjadi rujukan baik dari segi teknologi maupun dari segi keekonomiannya termasuk rujukan untuk membuat smart grid jual-beli listrik di perkotaan," katanya.
Demo plant smart microgrid Sumba berada di Desa Billa Cenge, Sumba Barat Daya yang mengintegrasikan pembangkit surya berkapasitas 500 kWp ke dalam sistem jaringan 20kV milik PLN.
Jaringan PLN itu saat ini didukung dua pusat pembangkit listrik tenaga diesel di Kota Waikabubak (7 unit) dan di Kota Waitabula (4 unit) serta pembangkit mikrohidro di desa Lokomboro (3 unit).(D009)
♣ ANTARA News
0 comments:
Post a Comment