VIVAnews – Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Gita Wirjawan akan memprioritaskan lima proyek Public Private Partnership (PPP) kepada pengusaha nasional. Jika tidak mampu secara finansial, maka BKPM akan mencarikan mitra investor asing sebagai mitra.
“Dari lima proyek PPP yang unggulan akan kita prioritaskan untuk investor dalam negeri,” ucap Gita Wirjawan usai penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara BKPM dengan US-Asean Business Council di Jakarta, Senin 11 Oktober 2010.
Kelima proyek PPP itu antara lain pembangunan rel kereta Manggarai-Soekarno-Hatta, Pembangkit listrik Batu Bara di Jawa Tengah, pembangunan toll road Medan-Kualanamu, Terminal Cruise di Amboa Bali, dan proyek unggulan air minum di Jawa Timur.
“Saya juga baru pulang dari Surabaya dan sudah berbicara dengan Gubernur, sikap-sikap Gubernur dan kita untuk prioritaskan investor dalam negeri,” ucapnya.
Sedangkan untuk proyek infrastruktur berbiaya besar maka BKPM akan menggandeng mitra asing. Untuk rel kereta Manggarai-Soekar no Hatta membutuhkan biaya Rp 6-7 triliun dan pembangkit listrik PLN membutuhkan dana hingga Rp 20 triliun.
“PLN sendiri sudah menyikapi untuk mengundang investasi dalam dan luar negeri untuk membangun power plant,” ucapnya.
MoU ini, lanjut Gita, memiliki peran untuk menarik alih teknologi Amerika dan menarik modal asing ke Indonesia. Gita mencontohkan Catterpillar yang hendak melakukan investasi sebesar Rp 3-5 triliun untuk membangun infrastruktur manufaktur di alat berat.
Derasnya modal asing yang membangun infrastruktur di Indonesia tidak membuat Gita khawatir sektor vital akan dikuasai asing. Indonesia telah mempunyai berbagai kebijakan untuk melindungi sektor-sektor vital yang tidak boleh dikuasai asing yang terangkum dalam daftar negatif investasi.
“Asing yang masuk harus menambah nilai dalam konteks terdapat integrasi vertikal dari hulu ke hilir,” ucapnya.(ywn)
• VIVAnews
0 comments:
Post a Comment