Ketua Klinik Konstruksi Universitas Andalas Fauzan mengatakan laboratorium ini akan digunakan untuk pengujian bangunan rumah atau gedung yang aman gempa serta tempat melakukan simulasi gempa dan tsunami.
“Di labor itu nantinya akan dibuat rumah tipe 36, lalu diuji ketahanannya dengan getaran seperti gempa 7,9 skala Richter atau gempa 9 SR, misalnya efek jenis pondasi terhadap gempa. Begitu ketahanan bahan bangunan akan diuji, pusat penelitian ini akan bisa dimanfaatkan untuk penelitian gempa di Indonesia,” kata Fauzan.
Ia mengatakan, dalam pembangunan pusat penelitian gempa ini Universitas Andalas akan bekerja sama dengan sejumlah ilmuwan gempa dari Jepang, Amerika Serikat, Jerman dan Singapura. Jepang juga sudah menjanjikan bantuan peralatan untuk laboratorium.
Ia mengatakan, dalam bulan ini akan dibangun laboratorium berukuran 30 meter x 60 meter dari dana bantuan BNPB sebesar Rp 5 miliar.
“Untuk membangun laboratorium ini dibutuhkan dana sebesar Rp 10 miliar, dan Rp 20 miliar untuk peralatannya, tapi akan kita bangun secara bertahap,” katanya.(FEBRIANTI)
0 comments:
Post a Comment