Wednesday, 13 October 2010

Kredit Telekomunikasi BRI Rp8 T

BANDUNG(SINDO) – PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI)menganggarkan dana sebesar Rp8 triliun untuk penyaluran kredit ke sektor telekomunikasi sampai akhir tahun ini.

Dari jumlah tersebut sebesar Rp5,8 triliun telah disalurkan kepada Telkom Group.“Hari ini (kemarin) kami memberikan kredit kepada Telkom sebesar Rp3 triliun. Sebelumnya kepada Telkom Group sebesar Rp2,8 triliun.Jadi,jumlahnya hanya untuk Telkom Group saja, sebesarRp5,8triliun,“ ujarDirektur Bisnis Kelembagaan BRI,Asmawi Syam usai penandatanganan perjanjian kredit dengan PT Telkom Tbk di Bandung,kemarin. Asmawi menjelaskan, dengan alokasi kredit sektor telekomunikasi sebesar Rp8 triliun, maka masih ada sekitar Rp2,2 triliun lagi yang masih bisa disalurkan.

Dia tidak menutup kemungkinan, bila ada perusahaan telekomunikasi lain yang berminat meminjam ke BRI,maka sisa kredit tersebut akan diberikan.“Bisa saja ke Telkomsel atau ke perusahaan telekomunikasi lainnya,”katanya. Untuk pinjaman ke Telkom,dia mengungkapkan, kredit tersebut bertenor lima tahun dengan buka mengacu pada Jibor (Jakarta Interbank Offered Rate) plus 1,25%. Asmawi mengaku perjanjian ini untuk kesekian kalinya dengan Telkom.Perjanjian kredit dimulai sejak 2008, yaitu berupa kredit sindikasi untuk pembiayaan capital expenditure dengan porsi kredit BRI pada sindikasi tersebut adalah sebesar Rp500 miliar.

“Kemudian dilanjutkan dengan kerja sama yang serupa di tahun 2009 dengan porsi kredit BRI sebesar Rp1 triliun,”ungkapnya. Selain mendapatkan kucuran dari BRI, Telkom kemarin juga menandatangani perjanjian kredit dengan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) sebesar Rp1 triliun. Direktur Jaringan dan Layanan BNI Honggo Widjojo mengatakan, sebelumnya, BNI telah memberikan fasilitas pinjaman Rp3,02 triliun. Sehingga dengan tambahan ini,total fasilitas kredit kepada Telkom sebesar Rp4,02 triliun. “Bila ditambah dengan fasilitas kepada anak perusahaan, termasuk PT Telkomsel, maka total fasilitas kredit BNI kepada Telkom Group mencapai Rp8,8 triliun,”katanya.

Sementara itu, Direktur Keuangan Telkom Sudiro Asno mengaku, pinjaman dari dua bank BUMN senilai Rp4 triliun ini akan digunakan untuk pendanaan belanja modal atau capital expenditure Telkom tahun 2010 dan 2011.“Jadi, untuk pembiayaan capex Telkom tahun ini sudah terpenuhi dengan adanya pinjaman ini,”ujar Sudiro. Menurut Sudiro pinjaman dari BRI dan BNI ini adalah kredit dengan suku bunga paling murah yang pernah diterima perseroan selama ini, yakni hanya 8–8,5%. Biasanya Telkom dibebankan suku bunga pinjaman sekitar 9%.“Jadi, kami sangat senang bisa menerima dengan bunga pinjaman yang cukup murah ini.

Kerja Sama PT Pos

Selain menambah kucuran kredit ke Telkom, kemarin BRI juga menandatangani kesepakatan untuk bersinergi dengan PT Pos Indonesia melalui layanan cash management. Asmawi mengatakan, BRI sudah berkomitmen akan menggunakan jasa PT Pos untuk pengiriman dokumen dan logistik.“Kami sudah berkomitmen,60% pengiriman dokumen dan logistic kami akan menggunakan PT Pos,”kata Asmawi. Menurut Asmawi, bagi BRI, penandatanganan nota kesepahaman dengan PT Pos merupakan hal yang membanggakan mengingat PT Pos merupakan satu-satunya BUMN yang bergerak di bidang jasa pos dan giro.

“Oleh karena itu BRI sebagai Bank terbesar di Indonesia yang memiliki jaringan terluas,yaitu 6.600 unit kerja yang keseluruhannya telah real time online bangga dapat turut serta memberikan jasa pelayanan perbankan kepada PT Pos,”ujarnya. Wakil Direktur Utama PT Pos Sukatmo Padmosukarso mengatakan, lokasi keberadaan BRI dan PT Pos yang tersebar ke pelosok daerah merupakan potensi yang bisa disinergikan.Apalagi PT Pos, juga sering mengalami kelebihan likuiditas. “Karena itu cash management, terutama di daerah di luar kota, penting dan merupakan sinergi yang baik. Daripada BRI tiap hari harus mengambil uang tunai dari kantor wilayah terdekat, dia berpendapat lebih baik kelebihan dana PT Pos itu dimanfaatkan BRI,”katanya.

Dari 3.700 kantor pos, kata Sukatmo, 2.630 kantor di antaranya berada di luar kota dan lokasinya berdekatan dengan BRI. Kelebihan dana yang ada di setiap kantor itu setiap harinya berjumlah belasan hingga dua puluhan juta rupiah.”Dari Rp 1–2 triliun dana yang berputar di PT Pos, 20–30% ada di daerah terpencil,”katanya. Sukatmo berharap 30–40% pengiriman dokumen dan logistik BRI bisa menggunakan jasa perusahaannya.” Kalau anggaran pengirimannya Rp50 miliar, ya kami berharap bisa mendapatkan Rp20 miliar.Itu sudah bagus untuk tahun pertama,”ungkapnya. (rakhmat baihaqi)


SINDO

0 comments:

Post a Comment

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...