BANDUNG(SINDO) – Universitas Komputer Indonesia (Unikom) Bandung sedang mengembangkan teknologi robot terbang untuk menembus daerah terisolasi akibat bencana alam, sekaligus menerjunkan bantuan logistik.
Prototipe robot terbang yang dikembangkan Unikom ini berhasil meraih medali perunggu pada cabang lomba peranti cerdas dalam Pergelaran Mahasiswa Nasional Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (Gemastik) 2010, 5–7 Oktober 2010 di Kampus Institut Teknologi Surabaya (ITS). Ketua tim pengembang robot terbang Unikom,Sandi Sugandari, menjelaskan, robot terbang yang dinamakan FR Masda 01 ini dapat menerjunkan diri dari pesawat dan mengirimkan bala bantuan untuk para korban bencana alam di daerah terisolasi,lantas kembali ke lokasi awal.
“Robot ini siap guna dan akan terus kami kembangkan. Protipenya seberat 2 kg dan dapat mengangkut barang seberat 1 kg,” jelas Sandi di Kampus Unikom, Jalan Dipati Ukur, Kota Bandung, kemarin. Menurut dia, biaya produksi per robot mencapai Rp10 juta. Robot ini dikonsep untuk mencari lokasi terisolasi akibat bencana alam yang diduga masih ada kehidupan manusia.
Dengan teknologi sensor yang dimilikinya, robot ini hanya membutuhkan waktu tujuh detik untuk menemukan korban yang masih hidup. Sandi dan dua anggotanya, Aulia Rahman dan Dedi Sitompul, merupakan mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Unikom. Sebelumnya, pada 2009, seorang pakar aeronautika dari ITB Judojono Kartidjo, berhasil membuat robot terbang untuk pengintaian dari udara.
Robot berukuran 1x1 meter bernama Quadrotor 1 ini juga dapat dioperasikan sesuai kebutuhan pengguna, tak hanya untuk pengintaian. Jarak kendali robot ini mencapai 50 km.Robot ini dilengkapi kamera video dengan baterai yang kuat menyala selama 30 menit. ITB sudah secara rutin menggelar Indonesian Indoor Aerial Robot Contest (IIARC),yakni kontes robot terbang dengan misi pemantauan dalam ruangan. IIARC dibesut oleh Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) dan Keluarga Mahasiswa Penerbangan (KMPN) ITB.
Jenis robot terbang yang dilombakan adalah pesawat jenis micro UAV. Kontes ini telah mendapat pengakuan dari Japan Society of Aeronautics and Space Sciences (JASS). Tim Robotika dan Otomasi dari Jurusan Teknik Elektronika Universitas Lampung bekerja sama dengan University of Kentucky, juga berhasil mengembangkan robot terbang bernama Unmanned Aerial Vehicle (UV).
Robot ini berupa pesawat terbang kecil untuk menyurvei potensi pertanian seperti mengukur kesuburan tanah di suatu lahan dengan foto filter infrared®MDBU.Ketinggian rata-rata robot di udara 150 meter dengan jarak kontrol sekitar 1–2 km. (krisiandi sacawisastra)
• SINDO
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment