London (ANTARA News) - Jerman Ingin meningkatkan kerja sama dengan Indonesia dalam rangka pengembangan energi terbarukan, khususnya Geothermal power.
Keinginan Jerman itu disampaikan Deputi Dirjen Kebijakan Ekonomi Eksternal, Kementerian Ekonomi dan Teknologi Jerman, Karl Wendling pada Konperensi Energi dengan tema "Toward the Sustainability of Energy in Indonesia : Hydrocarbon Outlooks and Trends of Renewable Energy" yang diadakan di Berlin.
Counsellor Pensosbud - KBRI Berlin, Agus Priono dalam keterangan persnya yang diterima Antara, London, Rabu mengatakan hal itu disampaikan Karl Wendling mewakili pemerintah Jerman dalam pembukaan konperensi.
Pembukaan konperensi yang dilakukan di City Hall Berlin, Gedung yang cukup bergengsi di Berlin, Jerman dihadiri lebih dari 190 peserta dari berbagai kalangan antara lain pemerintah, usahawan, industri, institut riset, universitas dan pengambil keputusan baik dari Indonesia maupun Jerman.
Menurut Karl Wendling, tantangan yang dihadapi dalam bidang perubahan iklim bersifat global, sehingga untuk mengatasinya diperlukan kerjasama global antar bangsa.
Peran kerjasama pemerintah maupun swasta di bidang energi, khususnya investasi swasta menjadi semakin penting.
Menyadari potensi Indonesia di bidang energi, khususnya Geothermal Jerman menyatakan keinginannya untuk menjadi mitra RI yang kompeten dalam kerjasama teknologi terkait energy, ujar Karl Wendling.
Lebih lanjut, Karl Wendling mengatakan selain merupakan mitra strategis bagi Jerman baik dalam lingkup regional (ASEAN) maupun global (G-20, UNFCCC), Indonesia tercatat sebagai negara yang membuat langkah maju karena perkembangan-perkembangan positif seperti demokrasi yang stabil dan perbaikan kebijakan di bidang investasi.
Kepala BPH Migas, mewakili Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI, Tubagus Haryono, menekankan pentingnya energi dalam mendukung pembangunan di Indonesia.
Oleh karena itu, Pemerintah RI mendorong pengembangan kerjasama di bidang energi, antara lain dengan memberikan insentif investasi di bidang tersebut.
Sementara itu Dubes RI untuk Republik Federal Jerman, Eddy Pratomo dalam sambutan selamat datang dan keynote address-nya, antara lain mengemukakan pentingnya kesinambungan pasokan energi bagi masa depan bangsa-bangsa di dunia.
Dalam kaitan itu, pemerintah RI menyadari pentingnya untuk mengambil langkah-langkah dalam pengembangan efisiensi energi dan energi terbarukan. Indonesia selalu berusaha meningkatkan kerjasama dengan berbagai negara, termasuk dengan Jerman, ujarnya.
Pada kesempatan kunjungan Presiden RI ke Jerman, Menteri Lingkungan Hidup RI Gusti Muhammad Hatta dan State Secretary Kementerian Lingkungan Hidup Jerman, Ms. Ursula Heinnes-Esser menandatangani MOU mengenai proyek CDM.
Dubes juga mengemukakan pentingnya konperensi khususnya bagi usahawan dalam rangka meningkatkan kerjasama konkrit di bidang energi. Potensi Indonesia yang sangat besar baik di bidang hydrocarbon maupun energy terbarukan, merupakan peluang yang baik bagi para pemangku kepentingan dan pengusaha di bidang energi di Jerman, demikian Dubes.
Penyelenggaraan konperensi juga ditandai dengan kerjasama konkrit dua perusahaan yaitu GE Energy, LLC dan Ephindo Energy Private Limited yang telah melakukan penandatanganan MOU dalam rangka kerjasama pengembangan proyek Coal Bed Methane (CBM) ke listrik (CBM to power) di Indonesia.
Proyek tersebut akan memanfaatkan gas dari Sangatta, Kalimantan Timur. Kedua perusahaan tersebut telah dilakukan langkah persiapan untuk memungkinkan gas Sangatta dikomersialkan melalui CBM-to-Power.
Konperensi yang diinisiasi PPI Jerman, bekerjasama dengan Kementerian ESDM, KBRI Berlin dan Ikatan Ilmuwan Internasional Indonesia, berlangsung dua hari, dengan memanfaatkan momentum tahun 2010 sebagai tahun ilmu pengetahuan (Wissentschaftsjahr) di Jerman.
Pembahasan pada hari pertama ditekankan pada kerjasama energy terbarukan RI-Jerman, aspek migas hulu dan hilir, dan prospek energi terbarukan, dengan pembicara antara lain Dr. Luluk Sumiarso, Dirjen Energi Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian ESDM, Heri Purnomo, Direktur Program Migas, Kementerian ESDM.
Selain itu tampil sebagai pembicara , Dr. Karsten Hess, Head of Division of Earth System, Marine Polar Research and Geosciences, Federal Ministry for Education and Research (BMBF) Germany dan Mr. Franz Marre, Head of Division for Water, Energy and Urban Development, Federal Ministry for Economic Cooperation and Development (BMZ) Germany.
Hari Kedua Konperensi menekankan pembahasan pada pengembangan energy di Indonesia, aplikasi dan implementasi energy terbarukan, dengan pembicara antara lain Dr. Ernst Huenges, Head of Center for Geothermal Research, GFZ German Research Center for Geosciences, Germany.
Selain itu juga tampil sebagai pembicara German Research Center for Biomass, Germany, Janet Witt, dan Project Manager of Renewable Energy Project Development Programme, GTZ, Regina Dietz, serta Wawan Gunawan, Pembantu Rektor ITB Bandung untuk masalah Riset dan Inovasi.
Dalam rangka konperensi disajikan kontes 120 karya tulis ilmiah dari mahasiswa Indonesia di seluruh dunia, dimana 30 diantaranya telah terpilih untuk dipresentasikan secara pararel dengan penyelenggaraan konperensi dimaksud.
Presentasi ilmiah itu diharapkan dapat memicu kreativitas dan inovasi para mahasiswa di berbagai bidang penemuan, pengembangan dan pemanfaatan berbagai sumber energi untuk dapat diaplikasikan secara tepat guna di Indonesia.
Paper kontes menarik perhatian tidak hanya para mahasiswa, tapi juga para pemangku kepentingan terkait energi baik di Jerman maupun Indonesia. Ruangan yang tersediapun dipenuhi oleh para peserta konperensi.
Pengusaha dari kedua negara juga disediakan forum one on one meeting yang diselenggarakan setelah pembukaan konperensi dalam rangka memberikan kesempatan mereka untuk mengetahui lebih detail mengenai berbagai peluang kerjasama, bahkan menjalin kerjasama konkrit. (ZG/K004)
• ANTARAnews
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment