JAKARTA: Operator telekomunikasi 3G keberatan apabila pemerintah berencana mengubah kanalisasi teknologi WiMax (worldwide interoperability for microwave access) menjadi 5 MHz dan 10 MHz karena membuka peluang hadirnya perangkat yang bisa menghadirkan layanan WiMax 16e (mobile).
“Saya kira pemerintah cukup bijaksana untuk tetap memberlakukan aturan tender WiMax yang lalu sesuai spesifikasinya, yaitu kanalisasi 3,75 MHz dan 7,5 MHz,” ujar Teguh Prasetya, Head Brand Marketing Indosat kepada Bisnis hari ini.
Menurut dia, kalaupun ada kemungkinan untuk spesifikasi baru sesuai spek 16e pun harus sesuai dengan aturaan semula, dan mesti dilelang lagi.
Seperti diketahui, regulator sebelumnya berencana membuka kanalisasi 5 MHz dan 10 MHz pada pita 2,3 GHz yang diperuntukkan untuk WiMax 16d (fixed).
Desakan mengubah kanalisasi itu diduga karena sejumlah operator WiMax bersiap menggunakan perangkat yang bisa memberikan layanan WiMax mobile. Padahal pemerintah hanya akan mengizinkan pemakaian frekuensi tersebut untuk fixed WiMax.
Meski regulator kemudian menolak permintaan revisi kanalisasi tersebut, tetapi desakan dari operator WiMax tetap ada.
Kanalisasi merupakan pembagian pita frekuensi berdasarkan operator yang mengelolanya. Sebanyak 15 MHz untuk 15 zona pita 2,3 GHz akan dimanfaatkan untuk WiMax 16d. Dari 15 MHz tersebut akan terbagi dalam kanalisasi selebar 3,75 MHz ditambah guard band.
"WiMax di Indonesia menggunakan kanalisasi 3,75 MHz, dan ini merupakan satu-satunya di dunia, sedangkan di negara lainnya menggunakan kanalisasi 2,5 MHz atau 5 MHz," ujar Johar Alam Rangkuti, pengelola National Interconnection Exchange (Nice/Open IXP).
Kalaupun dipaksakan, tambahnya, tarif WiMax di Indonesia akan sangat mahal karena vendor peranti CPE akan membuat perangkat khusus untuk Indonesia. Tarif akan menjadi murah apabila Indonesia mengikuti kanalisasi di negara lainnya sehingga perangkat bisa diproduksi massal.
GM Pengembangan Bisnis Indosat M2 Hermanudin menyambut baik apabila pemerintah bersedia mengubah kanalisasi WiMax menjadi 2,5 MHz dan 5 MHz.
Seorang eksekutif vendor WiMax mengungkapkan pengubahan kanalisasi tersebut hanya akan menguntungkan vendor penyedia perangkat 16e dan mengancam operator 3G.
Dirut Telkomsel Sarwoto Atmosutarno mengungkapkan roadmap teknologi seluler dan WiMax mempunyai terminal akhir yang sama, yaitu LTE (long term evolution).
“Masing-masing operator harus jeli terhadap pengembangan layanan berbasis broadband.”
Meski dibantah Presdir First Media Hengky Liwanto, tetapi operator tersebut diduga menggunakan perangkat Alvarion yang memiliki spesifikasi untuk layanan 16 d dan 16e.(api)
• Bisnis
0 comments:
Post a Comment