Manado (ANTARA News) - Yohana Bangselang (53), warga pulau Bunaken, merupakan salah satu dari sebagian besar warga Bunaken yang mengaku senang dengan akan beroperasinya aliran listrik selama 24 jam di wilayahnya.
Ia patut bersyukur dan merasa senang karena aliran listrik itu merupakan impian warga Bunaken sejak lama.
Saat itu, Yohana, ibu rumah tangga tersebut bersama sejumlah warga lainnya baru selesai mengikuti acara peletakan batu pertama pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di pulau tersebut pada, Rabu (27/10).
Peletakan batu pertama pembangunan PLTS itu dilakukan sejumlah pejabat di antaranya Gubernur Sulawesi Utara (Sulut), Sinyo Sarundajang dan Direktur Energi Primer PT PLN, Nur Pamudji, bertepatan dengan peringatan Hari Listrik Nasional ke-65.
Yohana Bangselang mengatakan, selama ini listrik di pulau tersebut hanya menyala atau dapat digunakan dari pukul 18.00- 06.00 wita.
"Listrik hanya menyala pada malam hari, itupun kalau tidak ada gangguan," katanya.
Sementara pada siang hari, kata Yohana, masyarakat tidak bisa menikmati pelayanan listrik dari PLN.
Untuk menggunakan listrik siang hari, masyarakat harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit guna membeli mesin genset.
Langkah ini dilakukan, supaya alat-alat listrik yang dimiliki dapat digunakan.
"Saya harus membeli genset yang berkapasitas 3.000 watt, guna memenuhi kebutuhan akan listrik tersebut," katanya.
Kondisi tersebut membuat bertambahnya biaya pengeluaran keuangan rumah tangga.
"Setiap tiga hari harus membeli bahan bakar bensin sekitar 20 liter supaya genset tersebut dapat beroperasi," katanya.
Yohana mengatakan dengan pembangunan PLTS tersebut, akan menjawab "mimpi" warga Bunaken selama ini.
Karena, warga sejak lama telah memimpikan atau merindukan supaya listrik di wilayah itu dapat menyala satu kali 24 jam.
"Berharap supaya PLTS tersebut cepat selesai, sehingga sudah dapat beroperasi, dan warga dapat menikmatinya " katanya sambil tersenyum.
Menurut dia, kehadiran PLTS itu akan mendorong perekonomian masyarakat di daerah wisata tersebut.
Sebab warga akan terbantu ketika menjalankan usaha dengan menggunakan alat listrik pada siang hari.
"Warga yang berprofesi tukang kayu atau pembuat perabot rumah tangga bisa menggunakan mesin listrik, begitu pula bergerak pada usaha jahit menjahit," katanya.
Masyarakat juga, kata Yohana, sudah dapat menonton televisi pada siang hari dan akan berimbas terhadap peningkatan wawasan dan pengetahuan.
Rp18,521 Miliar
General Manager PT PLN Wilayah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Gorontalo (Sulutenggo), Wirabumi Kaluti mengatakan, selama ini listrik di pulau Bunaken dilayani Pembangkit Listrik Tenaga Disel (PLTD) berkapasitas 400 kilowatt dengan beban puncaknya 140 KW.
Pembangkit tersebut melayani sekitar 700 pelanggan atau konsumen yang ada di pulau itu.
Omzet diperoleh dari pelanggan di Bunaken tersebut rata-rata setiap bulannya sekitar Rp18 juta.
"Penggunaan bahan bakar untuk pembangkit tersebut setiap bulannya sekitar 14.000 liter atau sekitar Rp90 juta," kata Kaluti.
Wirabumi Kaluti mengatakan, untuk pembangunan PLTS di Bunaken tersebut akan menelan anggaran sekitar Rp18,521 miliar.
Sesuai rencana PLTS yang berkapasitas sekitar 335 Kilowatt Pick (KwP) tersebut akan selesai dan beroperasi pada Desember 2010.
"Mudah-mudahan sebelum Hari Natal masyarakat sudah dapat menikmati penerangan listrik dari PLTS ini," katanya.
Pembangunan PLTS tersebut juga, kata Kaluti, untuk mengatasi tingginya penggunaan BBM.
Menurut Wirabumi Kaluti, pihaknya telah melakukan ujicoba dengan membangun PLTS berkapasitas 5 KW di Bunaken.
"Untuk sementara, PLTS tersebut hanya melayani kebutuhan listrik di sekolah, puskesmas dan kantor PLN Bunaken," katanya.
Direktur Energi Primer PT PLN, Nur Pamudji mengatakan, manajemen PLN sudah bertekad untuk membangun PLTS di pulau-pulau kecil yang ada di Indonesia.
Pembangunan PLTS di Bunaken merupakan yang pertama, dan selanjutnya akan diakukan pada beberapa pulau di di Sulut seperti di Kabupaten Sitaro.
"Kehadiran dari PLTS ini akan menjadikan rakyat di Bunaken dan pulau-pulau lain sejahtera," katanya
Dengan kehadiran PLTS tersebut, pelayanan listrik ke konsumen di Bunaken yang sebelumnya enam jam per hari, akan menjadi satu kali 24 jam.
Sementara Gubernur Sulut, Sinyo Sarundajang mengatakan, pemerintah dan PLN merasakan kebutuhan masyarakat akan listrik sehingga membangun PLTS di Bunaken.
Jika sebelumnya pelayanan listrik hanya enam jam sehari, dengan kehadiran PLTS tersebut menjadi satu kali 24 jam.
"Dengan akan terlayaninya 24 jam tersebut semua usaha dan upaya masyarakat yang memanfaatkan energi listrik sudah dapat menggunakannya," kata Sarundajang
Sarundajang berharap agar masyarakat dapat menjaga PLTS tersebut dengan baik, karena pembangkit tersebut akan digunakan selamanya.
"Jika pembangunan itu sudah selesai, saya mohon rakyat Bunaken menjaga baik-baik tempat ini, karena pada PLTS itu akan dibangun panel berukuran besar guna menyerap energi matahari menjadi energi listrik," katanya.
Harapan gubernur tersebut juga menjadi harapan masyarakat, supaya PLTS itu nantinya dapat terus beroperasi guna memenuhi kebutuhan listrik di pulau yang banyak dikunjungi wisatawan mancanegara maupun domestik karena terkenal dengan keindahan taman lautnya. (J009/K004)
• ANTARAnews
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment