VIVAnews - Jumat silam, Indovision merasa terancam dengan langkah operator telekomunikasi Telkomsel yang diduga berniat menggusur posisi lembaga penyiaran ini di frekuensi 2.5 GHz.
Dalam keterangan pers yang diterima VIVAnews hari itu, anak usaha PT MNC Sky Vision itu merasa terancam karena sudah lama tayang di frekuensi 2,5 GHz, serta menanamkan investasi besar untuk infrastruktur di frekuensi itu.
Sedangkan, Indovision mencermati para operator selular tengah menghembuskan isu pengembangan LTE (Long Term Evolution) yang secara terang-terangan berniat menggusur pemanfaatan frekuensi tersebut.
Terkait pemberitaan di VIVAnews dan sejumlah media massa lain mengenai alokasi frekuensi teknologi LTE tersebut, Telkomsel dan Indovison pun akhirnya buka mulut dan membuat pernyataan bersama.
Telkomsel mengklaim sebagai pelopor dalam ujicoba LTE di Indonesia. Dan, selama proses ujicoba tersebut, anak usaha Telkom Group itu menggunakan frekuensi milik sendiri.
"Kami juga menyerahkan kebijakan tentang alokasi frekuensi teknologi LTE sepenuhnya di tangan pemerintah. Sehingga sama sekali tak ada niat untuk menggunakan frekuensi yang saat ini dipakai oleh Indovision," kata Aulia Ersyah Marinto, Deputy Vice President Corporate Secretary Telkomsel dalam keterangannya, Senin 1 November 2010.
Sementara Indovision baru saja meluncurkan satelit terbarunya tahun lalu, yakni Indostar II. Saat ini, dijelaskan Arya Mahendra Sinulingga, Head of Corporate Secretary PT MNC Sky Vision, pihaknya tengah mengembangkan teknologi terbaru baik MPEG4 dan HD di bidang penyiaran.
"Indostar II merupakan satu-satunya satelit yang dimiliki oleh pengelola satelit Indonesia yang dimanfaatkan untuk penyiaran. Dan seperti diketahui bersama bahwa umur satelit ini minimal 15 tahun," ujarnya.
• VIVAnews
0 comments:
Post a Comment