Lokasi ujicoba roket di Desa Pandanwangi, Lumajang. (Foto: detikFoto/Harry Purwanto)
Jakarta, 4/11/2010 (Kominfo-Newsroom) Komitmen memperkuat pertahanan di wilayah laut salah satunya diwujudkan Kementerian Pertahanan (Kemhan) dalam program produksi 1.000 roket pertahanan untuk TNI Angkatan Laut. Program ini akan selesai pada 2014 mendatang.
Sebanyak 750 roket diperkirakan selesai pada 2013. Selain roket, dilakukan juga pembelian super tocano (pesawat pengganti), pengembangan produk bom udara untuk pesawat Sukhoi, dan pembuatan parasut untuk TNI Angkatan Darat.
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan pada Sabtu (6/11) mendatang akan dilakukan ujicoba terakhir roket di Pusat Latihan Tempur Baturaja, Sumatera Selatan.
“Diharapkan roket ini bisa digunakan untuk TNI AL maupun TNI AD,” kata Purnomo di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta Kamis (4/11).
Produksi roket ini menurut Purnomo dilakukan untuk melengkapi alat utama sistem senjata (Alutsista) di wilayah laut, terutama wilayah perbatasan. Roket yang diberi nama RHAN-122 ini bisa menjangkau sasaran hingga 14,5 kilometer.
Pada 2012, Kemhan bahkan akan meningkatkan jangkauan hingga 20 kilometer. Dan di tahun 2013, jangkauan akan diusahakan mencapai 33 kilometer.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemhan, Pos M Batubara mengatakan 90 persen material rudal berasal dari dalam negeri. Hanya tabung dan proklam roket yang masih diekspor dari luar negeri karena industri dalam negeri belum bisa membuatnya.
“Kami sudah meminta PT Pindad yang sudah bekerjasama dengan perusahaan di Malang untuk pengadaan roket ini,” kata Pos.
Menurutnya, harga satu roket diperkirakan hanya 75 juta rupiah. Lebih murah jika beli dari luar yang harganya mencapai 110 juta rupiah per roket.(Yr/rm)
• KOMINFO
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment