Sunday, 31 October 2010

Petani Lampung Selatan Gunakan Pupuk Organik, Hasilnya Signifikan

Kalianda, Lampung Selatan (ANTARA News) - Sejumlah petani di Kabupaten Lampung Selatan menggunakan pupuk organik untuk meningkatkan produksi padi pada musim tanam tahun ini.

Petani di Desa Tamanbaru, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan, Mursidi, Senin mengatakan, dengan menggunakan pupuk organik cair panen meningkat signifikan dibandingkan dengan sebelumnya.

Menurutnya, dengan menggunakan pupuk organik cair membutuhkan masa tanam hingga panen lebih cepat selama 75 hari sedangkan sebelumnya selama 85 sampai 100 hari secara serentak.

"Petani yang menggunakan pupuk organik cair panen lebih awal dibandingkan dengan petani lain," kata dia.

Penggunaan pupuk ini, kata dia hanya menyemprotkan ke bagian batang tanaman dan dapat juga berfungsi sebagai pupuk daun.

Hal senada juga di katakan oleh petani setempat Sukarman, penggunaan pupuk organik cair tersebut telah menjadi andalan petani dalam meningkatkan produksi padi.

"Harga pupuk organik cair lebih murah dibandingkan dengan pupuk kimia yang terkadang sulit didapatkan petani," kata dia.

Pupuk tersebut, kata dia, membuat pertumbuhan rumpun padi lebih banyak, batang lebih besar dan bulir padi lebih meningkat dibandingkan dengan sebelumnya.

Dia mengatakan, produksi padi dari enam ton menjadi delapan ton per hektare dalam bentuk gabah kering panen (GKP).

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTPH) Kabupaten Lampung Selatan, Muverdi CH, mengatakan, stok gabah di Kabupaten Lampung Selatan bertambah sehubungan panen raya padi tengah berlangsung di daerah tersebut.

Ia menyebutkan panen raya padi tengah berlangsung di sejumlah kecamatan sentra penghasil padi, seperti Kecamatan Kalianda, Rajabasa, Ketapang, Penengahan, Palas, Bakauheni dan Sragi.

Menurutnya, daerah itu merupakan daerah paling subur dan andalan produksi padi menjadi andalan karena tidak pernah kekurangan pasokan air yang berasal dari kawasan pegunungan Rajabasa.

"Lahan pertanian kecamatan tersebut tidak pernah mengenal panen gadu (kering) atau panen rendeng (basah), karena pasokan air selalu mencukupi dan hanya tinggal membangun sistem irigasi yang memadai untuk petani," ujar dia. (ANT-048/K004)



ANTARAnews

0 comments:

Post a Comment

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...