JAKARTA - Terganggunya frekuensi yang digunakan oleh relawan merapi ternyata bukan dikarenakan aksi jamming oleh oknum tertentu melainkan karena padatnya trafik.
Demikian konfirmasi ini dipaparkan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Tifatul Sembiring dalam akun Twitternya, Sabtu (6/11/2010).
Menurut Tifatul, pada dasarnya, frekuensi yang digunakan relawan merapi dalam Jaringan Informasi Lingkar Merapi (Jalin Merapi) di 149.070 Mhz itu telah diketahui oleh masyarakat umum sehingga banyak orang yang kemudian ingin mengetahui perkembangan situasi Gunung Merapi maupun mencari zona aman untuk pengungsian.
"Saat mencari informasi mereka secara bersamaan waktu memanggil posko sehingga terjadi crowded. Efeknya komunikasi tidak lancar," tulis Menkominfo.
Lebih lanjut Menkominfo mengatakan jika proses jamming terjadi kebanyakan pada malam hari sehingga Kemkominfo kesulitan melakukan pelacakan. Apalagi kondisi medan dianggap sangat berbahaya.
Untuk saat ini, papar Menkominfo, telah dilakukan pemantauan pengguna frekuensi tersebut oleh balai monitoring Kemkominfo. Bahkan ia menyebutkan jika frekuensi 149.070 Mhz itu telah digunakan secara tidak sesuai dengan peruntukannya.
Dipaparkannya, saat ini pun Kemkominfo belum bisa melakukan penertiban mengingat frekuensi tersebut telah digunakan untuk kepentingan tanggap bencana dan semua pihak telah merasakan manfaatnya. Beberapa manfaat yang dimaksud adalah mempermudah semua pihak untuk memperoleh informasi tentang kondisi gunung merapi, proses evakuasi korban, lokasi barak pengungsian, dan sebagainya.
"Balai monitoring di Yogyakarta terus memantau penggunaan frekuensi ini dan akan mengatasi gangguan yang terjadi. Apabila kondisi telah pulih akan dilakukan pemulihan," tulis Tifatul. (srn)
• Okezone
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment