Barack Obama sebelum memasuki pesawat kepresidenan AS (AP Photo/Pablo Martinez Monsivais)
VIVAnews -- Kunjungan Presiden Barack Obama ke Indonesia memiliki tujuan yang sama dengan kunjungannya ke India, yaitu memperoleh kesepakatan kerja sama ekonomi, membuka pasar untuk menciptakan pekerjaan sebanyak-banyaknya bagi warga Amerika Serikat.
Namun, Wakil Ketua Kamar Dagang Amerika di Indonesia, James Castle, meragukan Obama dapat membuka banyak pasar ekspor Amerika ke Indonesia. Sebab, kata dia, peraturan dagang Indonesia akan menghambat usaha AS untuk menggandakan nilai ekspor.
Castle menjelaskan bahwa ekspor ke Indonesia penting bagi AS. Namun, hal tersebut terkendala oleh keengganan pemerintah Indonesia, melalui peraturannya, untuk membuka pasar baru bagi ekspor dari Amerika.
Dia mengatakan bahwa Indonesia memiliki kecenderungan memihak kepada perusahaan lokal ketimbang perusahaan asing dalam pengadaan barang. Beberapa kebijakan perdagangan Indonesia, ujarnya, juga menerapkan hal yang sama. Akibatnya, ini akan menghambat usaha AS membuka pasar bagi ekspor utamanya, yaitu farmasi, energi dan telekomunikasi.
“Pemerintah Indonesia belum memutuskan peranan apa yang akan dimainkan oleh sektor swasta,” ujar Castle seperti dilansir situs Washington Post.
Apalagi, kata Castle, pemerintah Indonesia belum melihat usaha yang signifikan dari AS dalam usaha untuk meningkatkan hubungan ekonominya.
Sementara negara-negara yang lain telah menanamkan investasi serta memberikan bantuan ke Indonesia sejak 15 tahun lalu.
“Negara-negara lain datang dengan modal yang besar untuk mendukung bisnisnya di Indonesia. Sementara itu Amerika datang tidak membawa apa-apa, lalu mereka mengeluh mengenai aksesnya,” ujar Castle merujuk kepada komitmen Jepang untuk membantu fasilitas jalan dan pelayaran Indonesia sebesar US$54 miliar.
Castle mengatakan bahwa China, Jepang dan Korea Selatan telah memiliki jaringan bisnis yang kuat di Indonesia sejak 15 tahun lalu. Malaysia dan Australia juga merasakan keuntungan yang sama bekerja sama dengan Indonesia.
Sementara, Amerika dinilainya masih mempunyai peranan yang kecil terhadap perekonomian Indonesia. “Indonesia jadi prioritas Gedung Putih, namun hasilnya di pasar sangat mengecewakan,” ujarnya.
Pemerintah AS telah mengidentifikasi negara-negara di Asia yang diyakini dapat mewujudkan hal itu, dan Indonesia adalah salah satunya.
Pada kunjungannya ke India yang berakhir hari ini, Obama berhasil mengantongi kesepakatan perdagangan senilai US$10 miliar untuk kerjasama ekspor AS dengan India. Dengan angka itu, akan tercipta sebanyak 54.000 lapangan pekerjaan baru bagi rakyat AS.
Pencapaian ini tentu penting bagi Obama yang sedang dikritik di dalam negeri akibat meningkatnya jumlah pengangguran di AS.
• VIVAnews
0 comments:
Post a Comment