Jakarta, Kompas - Peresmian pembukaan pameran bidang pertahanan terbesar di Indonesia, Indo Defence, Indo Aerospace, dan Indo Marine 2010, ditandai dengan penandatanganan 23 kesepakatan kerja sama tentang revitalisasi industri pertahanan.
”Ini adalah kerja sama untuk TNI dan Polri,” ungkap Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Rabu (10/11) pada pembukaan pameran di Kemayoran, Jakarta. Pameran ini dibuka Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Beberapa kerja sama, antara Kementerian Pertahanan dan pihak luar negeri, di antaranya adalah kontrak senilai 142 juta dollar Amerika Serikat untuk pembelian pesawat EMB 346 Super Tucano dengan Embraer, Brasil. Pesawat dengan spesifikasi menggunakan baling-baling ini dianggap cocok untuk memantau wilayah di perbatasan untuk mencegah pencurian kayu atau ikan. Pesawat yang menggunakan baling-baling ini didesain untuk serangan ringan dan kontrainsurgensi. Pada pameran tersebut juga ditandatangani kontrak dengan Rosoboronexport, untuk pembelian senjata untuk pesawat Sukhoi senilai 54 juta dollar AS.
Sebagian besar perjanjian itu melibatkan industri pertahanan dalam negeri, baik dengan Kementerian Pertahanan maupun dengan pengguna langsung dan kalangan industri. PT Pindad, misalnya, bekerja sama dengan CV Sari Bahari untuk pengisian TNT dan bom P-100L.
Selain itu, juga ada kerja sama dengan TNI Angkatan Udara untuk pengadaan bom BT 250 dan BLP 250. PT Dirgantara Indonesia menjalin kerja sama dengan industri asing, seperti Eurocopter, Perancis untuk pengembangan helikopter EC 725, Superpuma, dan helikopter SAR. PT Dirgantara Indonesia juga bekerja sama dengan Korean Aerospace Industries Ltd untuk pemasaran dan industri CN 235 dan T-50. Sementara PT PAL menggandeng China Shipbuilding Industry Corporation untuk bekerja sama pengembangan beragam kapal.
484 perusahaan
”Indo Defence yang sekarang juga plus marine,” kata Purnomo. Dalam pameran tahun ini, 484 perusahaan memamerkan produknya. Selain itu, juga ada 38 negara yang ikut serta, 17 di antaranya membuat paviliun sendiri. Salah satu daya tarik dalam pameran yang berlangsung hingga Sabtu mendatang adalah atraksi aerobatik oleh tim The Roulettes dari Royal Australian Air Force. Masyarakat bisa menyaksikan pameran ini pada hari terakhir dengan harga tiket Rp 50.000.
Presiden Yudhoyono sewaktu membuka pameran tersebut mengatakan bahwa saat ini TNI lebih banyak menjalankan tugas operasi militer selain perang, seperti penanganan bencana dan misi penjagaan perdamaian. Dalam tugas operasi militer selain perang ini pun, TNI harus dibekali kecakapan, kemampuan, dan peralatan pendukung yang memadai.
Terkait dengan hal itu, Presiden juga menekankan pengembangan industri pertahanan dan industri strategis berperan amat penting. (EDN/DAY )
• KOMPAS
0 comments:
Post a Comment