Mataram (ANTARA News) - Presiden Direktur PT Newmont Nusa Tenggara Martiono Hadianto mengatakan bahwa perusahaan tambang tembaga dan emas Newmont di seluruh dunia akan tutup pada 2029 jika tidak menemukan cadangan mineral baru.
"Karena itu, semua perusahaan Newmont harus selalu mencari cadangan mineral baru," kata Martiono di Senggigi, Lombok Barat, Jumat malam.
Menurut dia, kalau Newmont tidak berbuat apa-apa dalam mencari dan menemukan cadangan mineral baru, maka Newmont di seluruh dunia akan tutup pada 2029.
"Kami berupaya mencari cadangan mineral baru," katanya ketika menyampaikan ekspose bertajuk "tantangan dan peluang industri pertambangan di masa depan" dalam seminar internasional tentang ekonomi, budaya dan lingkungan.
Ia mengatakan, dalam merencanakan dan mengusahakan cadangan mineral baru itu, pihaknya tetap menggunakan prinsip keberlanjutan, tanggung jawab dan keuntungan.
"Masalah yang dihadapi sekarang, cadangan mineral yang ada belum semuanya dieksplorasi, sebagian berada di wilayah hukum negara-negara berkembang," katanya.
Menurut dia, untuk mencari cadangan mineral baru, Newmont akan mengeksplorasinya di negara-negara di Afrika, Timur Tengah, Asia Tengah, Mongolia dan Papua Nugini.
Martiono mengatakan, terkait potensi tambang, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar, bahkan kalau dilihat potensi indeks mineral negara, dari 64 negara, Indonesia berada pada peringkat 42.
Namun, katanya, kalau dilihat dari indeks kebijakan negara dalam mengusahakan sektor pertambangan, Indonesia berada pada peringkat 59 dari 64 negara, padahal potensi tambang berada pada urutan ketujuh dari 64 negara.
"Jadi sebenarnya potensi kita besar, tetapi karena kebijakan indeks negara hanya 59, akibatnya kita berada pada peringkat 42 dari 64 negara," katanya.
Meski demikian, kata Martiono, kontribusi yang disumbangkan sektor pertambangan masih cukup signifikan.
Presdir PTNNT yang juga Ketua Asosiasi Pertambangan Indonesia ini mengatakan, pada 2009 Newmont memberikan kontribusi kepada negara khusunya dalam bentuk dana mencapai 777,10 juta dolar AS, belum termasuk kontribusi nonuang.(M025/E005/S026)
• ANTARAnews
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment