Saturday, 13 November 2010

Perpustakaan Digital Sudah Bisa Diakses

JAKARTA, KOMPAS.com — Peneliti Indonesia kini bisa mengakses sekitar 2.000 jurnal ilmiah internasional setelah portal perpustakaan digital diluncurkan oleh Kementerian Riset dan Teknologi. Di perpustakaan digital ini, sekitar 2.000 jurnal ilmiah internasional bisa diakses para peneliti kita.
Akses berlangganan ke jurnal internasional bagi para peneliti kita terlalu mahal. Karena itu, kami memfasilitasinya. Mereka bisa mendapat password untuk akses ini.
-- Suharna Surapranata

Demikian dikatakan Menteri Riset dan Teknologi Suharna Surapranata di Jakarta, Kamis (11/11/2010), pada peluncuran perpustakaan digital http://pustaka.ristek.go.id. Untuk sementara, kata dia, yang baru terbuka adalah akses bagi peneliti di lembaga pemerintah non-kementerian (LPNK), seperti BPPT, LIPI, LAPAN, BATAN, Bapeten, BSN, dan peneliti di Puspiptek.

"Ke depan akan dibuka juga kerja sama dengan berbagai badan litbang kementerian, pemda, dan perguruan tinggi," ujar Suharna.

Menurut dia, selama ini para peneliti Indonesia sulit mendapatkan akses ke berbagai jurnal internasional sehingga tak mengetahui temuan terakhir dunia. Para peneliti juga tak bisa memetakan riset yang dibutuhkan dan sering terjadi penelitian yang tumpang tindih.

Suharna juga menyesalkan rendahnya publikasi peneliti Indonesia yang hanya antara 300 dan 400 artikel per tahun. Ia membandingkan jumlah tersebut dengan publikasi penelitian di China yang mencapai 250.000 artikel per tahun atau Jepang sebanyak 100.000 dan Korea Selatan 50.000 artikel per tahun.

"Dengan terbukanya akses ke jurnal ilmiah itu, para peneliti Indonesia diharapkan bisa mengetahui kondisi terakhir penelitian di dunia dan makin bersemangat melanjutkan berbagai penelitian tersebut," ujarnya.

Sementara itu, Staf Khusus Menteri Bidang Kebijakan Iptek KRT Dr Ade Komara Mulyana mengatakan, akses ke jurnal ilmiah internasional ini melalui science direct yang merupakan penyedia kumpulan jurnal ilmiah terbesar di dunia.

"Akses berlangganan ke jurnal internasional bagi para peneliti kita terlalu mahal. Karena itu, kami memfasilitasinya. Mereka bisa mendapat password untuk akses ini," katanya.

Ke depan, kata dia, selain bekerja sama dengan science direct, pihaknya juga berharap bisa berlangganan IEEE, penyedia jurnal internasional lainnya dan Proquest yang sebenarnya sudah dijadikan langganan oleh Dirjen Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional untuk berbagai universitas.

KRT, ujarnya, juga memfasilitasi para penelitinya di LPNK yang ingin artikelnya dipublikasikan di jurnal internasional setelah diseleksi oleh pihak penerbit. Biaya publikasi mencapai 500 dollar AS per artikel.

Adapun Indonesia saat ini memiliki 6.000 jurnal ilmiah nasional terakreditasi dengan 25.000 artikel per tahunnya.


KOMPAS

0 comments:

Post a Comment

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...