KOMPAS.com - Kontes Inovator Muda (KIM) 5 yang diadakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Sabtu (6/11/10) telah membuahkan satu grup sebagai pemenang pertama. Mereka adalah peserta dari SMU Negeri 4 Denpasar, beranggotakan Ni Wayan Surya, Insan Yuniari, dan Pilar DY Kusumah.
Mereka mengusung tema "Analisis Korelasi Peranan Masyarakat dan Wisatawan terhadap Kelestarian Terumbu Karang di Desa Pemuteran." Dalam kompetisi ini, mereka membawakan hasil penelitian yang dilakukan selama September 2010 lalu.
Desa Pemuteran yang dijadikan objek penelitian adalah sebuah desa yang berada di wilayah Bali Utara.
Menceritakan desa tersebut, Surya mengatakan, "Sepuluh tahun yang lalu, banyak warga Desa Pemuteran yang mayoritas berprofesi sebagai nelayan banyak yang menggunakan racun dan potassium untuk mencari ikan, sehingga merusak terumbu karang." Menurutnya, hal itu dilakukan karena masyarakat tak memiliki pilihan pekerjaan lain. Lahan Desa Pemuteran gersang sehingga tak bisa digarap.
Desa tersebut mulai berubah ketika sekitar tahun 2000, ada pihak luar yang mendidik masyarakat. "Waktu itu ada wisatawan asing yang datang. Wisatawan itu mengungkapkan pada petinggi desa bahwa Pemuteran bisa menjadi objek wisata yang baik, namun harus ada perbaikan lingkungan terlebih dahulu," ungkap surya.
Petinggi desa kemudian mengkomunikasikan pendapat wisatawan tersebut. "Masyarakat di sana kemudian menjadi sadar setelah mendengar penjelasan petinggi desa. Mereka menjadi berpikir, jika laut sudah rusak, mereka tak mampu mencari makan dari laut," jelas Surya.
Sebuah program untuk memperbaiki kondisi terumbu karang dan membangun kekuatan wisata di pemuteran kemudian disusun. Awalnya, program itu hanya dijalankan dari bantuan dana wisatawan asing tersebut. Namun akhirnya beberapa pihak seperti lembaga swadaya masyarakat terlibat dalam program tersebut. Programnya sendiri dirancang melibatkan masyarakat setempat.
"Programnya adalah membuat implantasi terumbu karang sebagai paket wisata. Caranya, wisatawan diajari mengimplantasi terumbu karang. Mereka juga bisa menuliskan nama mereka di plat dasar terumbu karang itu, mendapat laporan perkembangannya serta mendapatkan sertifikat," papar surya mengenai program tersebut
Berkat program tersebut, Surya mengatakan, masyarakat juga mulai tersejahterakan. Banyak masyarakat terlibat dalam pengelolaan objek wisata sebagai pihak yang mengajari membuat terumbu karang dan menyewakan alat-alat menyelam. Dari situlah mereka bisa mendapatkan penghasilan dan program konservasi terus berjalan.
Menegaskan ceritanya, dalam presentasi Surya mengatakan bahwa perbaikan dan pelestarian terumbu karang berkorelasi erat dengan peran masyarakat dan wisatawan. Nilai-nilai lokal yang dianut masyarakat dikatakannya juga berperan besar dalam upaya memperbaiki kondisi desa yang semula rusak.
Sebagai pemenang, ketiga remaja dari Bali ini akan berhak atas hadiah uang sebesar Rp 12 juta. Mereka telah memenangkan kompetisi setelah melalui presentasi dan sesi tanya jawab yang cukup menegangkan bersama empat orang panelis dari media dan lembaga swadaya masyarakat.
Ditanya salah seorang panelis tentang proyeksi Desa Pemuteran sebagai objek wisata 10 tahun mendatang, Surya mengatakan, "Saya yakin Pemuteran akan menjadi objek wisata yang baik dan bisa bersinar."
• KOMPAS
0 comments:
Post a Comment