Ilustrasi Zona Gempa (Ilustrasi: Unay/Sunardi)
TEMPO Interaktif, Bandung - Tiga gempa yang mengguncang Yogyakarta, Mentawai dan Sukabumi, Selasa kemarin, adalah peristiwa langka. Ahli gempa dari Institut Teknologi Bandung Sri Widiantoro menilai rentetan gempa itu di atas normal.
Tiga gempa tersebut muncul silih berganti dari kedalaman dangkal di samudera Indonesia. Pukul 14.03, lindu menggoyang Yogyakarta dari titik pusat gempa sejauh 125 kilometer barat daya Bantul. Dari kedalaman 10 kilometer, kekuatan gempa mencapai 5,6 Skala Richter.
Setelah mengguncang Yogyakarta, gempa 5,6 Skala Richter menyambangi kepulauan Mentawai pada pukul 18.16 WIB. Sumber gempa berada di bagian tenggara Pulau Siberut atau 67 km dari Pulau Sipora dari kedalaman 18 kilometer.
Malamnya, giliran daerah Sukabumi yang diguncang gempa 5,7 Skala Richter pada pukul 19.38 WIB. Lindu yang berpusat di 139 kilometer tenggara Sukabumi dari kedalaman 14 kilometer itu juga dirasakan warga Bandung.
Sri Widiantoro mengatakan, seluruh sumber gempa itu berada di satu garis subduksi lempeng Indo Australia dan lempeng Eurasia di samudera Indonesia yang disebut Busur Sunda. Di perairan dalam, garis patahan itu ditandai oleh palung laut. “Palung tersebut menandai lempeng yang lebih berat masuk ke bumi,” katanya.
Kejadian tersebut mengherankan karena rentetan gempa sebesar itu di Busur Sunda jarang terjadi dalam sehari. Skenario terbaiknya, rentetan gempa tersebut hanyalah ekspresi pelepasan energi secara pelan-pelan di Busur Sunda bagian tengah, mulai dari Sumatera Barat hingga Jawa Tengah. “Alam memang sulit diprediksi,” kata Widiantoro.
Peneliti di Pusat Geoteknologi LIPI Eko Yulianto mengatakan tidak ada kaitan antara satu gempa dengan gempa lainnya. Setiap peristiwa saling terpisah, dan kalaupun terjadi di hari yang bersamaan, itu hanya kebetulan. “Lempeng Indo Australia luas sekali. Kita tidak bisa menyimpulkan apa-apa dari kejadian kemarin,” katanya saat dihubungi terpisah, Rabu lalu.[l ANWAR SISWADI]
• TEMPOInteraktif
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment