Presiden memeriksa R-Han 122mm PINDAD (Foto Kenyot Formil)
JAKARTA(SINDO) – Pemerintah kembali mempertegas komitmennya untuk memenuhi kebutuhan alat utama sistem persenjataan (alutsista) dari dalam negeri.
Pemenuhan alutsista untuk Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dari dalam negeri ini sebagai upaya revitalisasi industri pertahanan yang telah dicanangkan pemerintah. “Kita akan prioritaskan pengadaan dari dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan alutsista,” tegas Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dalam pembukaan Indo Defence,Aerospace, and Marine Industry Event (IDAM) 2010di Jakarta kemarin. Pada pembukaan IDAM 2010 pemerintah menandatangani 24 nota kesepahaman kerja sama dan jual beli untuk alutsista TNI dan Polri. Nota kesepahaman yang ditandatangani yaitu antara PT Dahana dengan TNI Angkatan Udara (AU) dalam bidang penelitian dan pengembangan untuk penyempurnaan desain dan sertifikasi blast effect bomb.
KemudianTNI AU dengan CV Sari Bahari dalam pengadaan bom P-100 dan P-100 L untuk pesawat tempur Sukhoi.PT Pindad dengan Doosan DST terkait alih teknologi dan lokalisasi produksi panser kanon tarantula.Untuk TNI Angkatan Laut (AL), ditandatangani kesepakatan pengadaan kapal cepat rudal Trimaran dengan PT Lundin Industry Invest Infra RCS Indonesia dan dengan PT Palindo Marine untuk pengadaan kapal cepat rudal tipe 40 alumunium. Sedangkan bagi TNI Angkatan Darat (AD) untuk pengadaan alat komunikasi radio dengan PT LEN Industri. Dalam kesempatan itu juga dilangsungkan penandatanganan kontrak jual beli antara Kementerian Pertahanan dengan PT Miratech International Tradindo untuk pengadaan alat isyarat atau sandi manuvra image senilai Rp29 miliar.
Kemudian pembelian senjata untuk pesawat tempur Sukhoi dari Rosoboronexport Rusia senilai USD54 juta dan dengan Embraer Brasil untuk pengadaan pesawat EMB 346 Super Tucano senilai USD142 juta. Purnomo mengatakan,industri pertahanan dapat mempererat dan memperkuat kerja sama.“Kerja sama dapat diupayakan menjadi ajang alih teknologi antara negara dan industri pertahanan,”ujarnya. IDAM 2010 diikuti 484 perusahaan dari 38 negara yang memamerkan sejumlah alat pertahanan darat,udara,dan laut yang merupakan produksi terbaru. Pameran yang akan berlangsung di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, pada 10–13 November ini merupakan pameran pertahanan Tri Matra yang pertama kali diselenggarakan di Indonesia.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam sambutannya mengatakan bahwa negara membangun kekuatan pertahanan militernya tidak hanya untuk pertahanan diri dan kepentingan pertahanan. Negara dunia justru harus bersatu untuk menjaga perdamaian dan keamanan internasional demi menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban kawasan. “Saya adalah termasuk orang yang sangat mencintai perdamaian. Saya kira, kita pun kalau harus memilih antara perang atau memilih damai,hampir pasti jawaban kita adalah lebih memilih perdamaian, peace over war,”jelasnya.
Sesaat sebelum membuka pameran, Presiden SBY sempat melakukan pertemuan dengan beberapa duta besar dari beberapa negara sahabat.Dalam pertemuan itu dibicarakan mengenai semangat bersama dalam kerja sama membangunkemitraanyanglebihefektif untuk memastikan industri pertahanan tumbuh dengan baik ke depan. “Saya berharap dalam expo ini benar-benar meningkatkan kerja sama antara industri pertahanan dan strategis,baik domestik dan lintas negara.Kita bisa melakukan kerja sama dalam konteks joint research and development, joint production,” tandasnya. (pasti liberti/rarasati syarief)
• SINDO
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment