Jakarta - Kompetisi para operator dalam meraup pasar di Indonesia menyeret pada perang
tarif. Namun tahun depan diprediksi perangnya bergeser menjadi perang pelayanan.
Demikian diungkapkan oleh GM Sales & Customer Service Regional Jabar Erick
Noviantoro saat berbincang dengan detikINET disela-sela pameran 'End Year Sale'
di Istana Plaza, Sabtu (6/11/2010).
"Sepertinya tahun depan bukan price war lagi. Tapi lebih pada perang pelayanan,"
katanya.
Erick, demikian pria ini akrab dipanggil melihat indikasi pada perang pelayanan
dari materi promosi yang dikeluarkan oleh para operator.
"Lihat saja di tv, iklannya tentang service. Mereka (kompetitor) membuat
gimmick untuk loyalty costumer. Bukan mengenai tarif lagi. Sudah seharusnya
memang kita tidak perang tarif lagi," jelasnya.
Entah siapa yang memulai, tapi perang tarif tidak bisa begitu saja distop. Perlu
ada campur tangan dari pemerintah agar kompetisinya menjadi kompetisi yang
sehat.
"Price war nggak akan berhenti tanpa campur tangan pemerintah," ungkapnya.
Telkomsel sendiri, seperti yang diungkapkan oleh Erick sebenarnya sejak dua tahun
lalu sudah mempersiapkan strategi service provider. Sebuah konsep strategi untuk
menambah pelanggan dengan meningkatkan kualitas pelayanan.
"Tapi kompetitor menyeret ke perang tarif. Ya sudah lah, kita ikuti saja. Padahal service provider ini merupakan komitmen kami untuk melayani pelanggan dengan lebih baik lagi," katanya.
Disinggung seperti apa implementasi service provider tersebut, Erick mengaku
saat itu pembahasan belum sampai pada tahap teknis.
"Belum sampai situ pembahasannya. Tapi dari awal kita sudah mengarah ke arah
peningkatan pelayanan," jelasnya. ( afz / rns )
• Detiknet
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment