0

Teknologi Sosrobahu

Teknik Sosrobahu merupakan teknik konstruksi yang digunakan terutama untuk memutar bahu lengan beton jalan layang dan ditemukan oleh Tjokorda Raka Sukawati. Dengan teknik ini, lengan jalan layang diletakkan sejajar dengan jalan di bawahnya, dan kemudian diputar 90° sehingga pembangunannya tidak mengganggu arus lalu lintas di jalanan di bawahnya.

Teknik ini dianggap sangat membantu dalam membuat jalan layang di kota-kota besar yang jelas memiliki kendala yakni terbatasnya ruang kota yang diberikan, terutama saat pengerjaan konstruksi serta kegiatan pembangunan infrastrukturnya tidak boleh mengganggu kegiatan masyarakat kota khususnya arus lalu-lintas dan kendaraan yang tidak mungkin dihentikan hanya karena alasan pembangunan jalan.

Latar belakang

Pada tahun 1980-an, Jakarta yang memang sudah mengalami kendala kemacetan lalu lintas, banyak membangun jalan layang sebagai salah satu solusi meningkatkan infrastruktur lalu-lintas. Sebagai kontraktor saat itu, PT. Hutama Karya mendapatkan order membangun jalan raya di atas jalan by pass A. Yani di mana pembangunannya harus memastikan bahwa jalan itu harus tetap berfungsi.

Dengan permasalahan tersebut, para direksi Hutama Karya berdiskusi setelah mendapatkan order membangun jalan layang antara Cawang sampai Tanjung_Priok sekitar tahun 1987. Persoalan rumit diurai, yang diperlukan untuk menyangga badan jalan itu adalah deretan tiang beton, satu-sama lain berjarak 30 meter, di atasnya membentang tiang beton selebar 22 meter. Batang vertikalnya (pier shaft) berbentuk segi enam bergaris tengah 4 meter, berdiri di jalur hijau. Hal ini tidak sulit, yang merepotkon adalah mengecor lengannya (pier head). Jika dengan cara konvensional, yang dilakukan adalah memasang besi penyangga (bekesting) di bawah bentangan lengan itu, tetapi bekesting itu akan menyumbat jalan raya di bawahnya. Cara lain adalah dengan bekesting gantung tetapi membutuhkan biaya lebih mahal.

Di tengah masalah itu, Ir. Tjokorda Raka Sukawati mengajukan gagasan dengan membangun tiangnya dulu dan kemudian mengecor lengannya dalam posisi sejajar dengan jalur hijau, setelah itu diputar membentuk bahu. Hanya saja kendalanya adalah bagaimana cara memutarnya karena lengan itu nantinya seberat 480 ton.

Inspirasi dari dongkrak hidrolik mobil
Ketika Tjokorda memperbaiki kendaraannya, hidung mobil Mercedes-Benz buatan 1974-nya diangkat dengan dongkrak sehingga dua roda belakang bertumpu di lantai yang licin karena ceceran tumpahan oli secara tidak sengaja. Begitu mobil itu tersentuh, badan mobil berputar dengan sumbu batang dongkrak. Satu hal yang ia catat, dalam ilmu fisika dengan meniadakan gaya geseknya, benda seberat apa pun akan mudah digeser. Kejadian tadi memberikan inspirasi bahwa pompa hidrolik bisa dipakai untuk mengangkat benda berat dan bila bertumpu pada permukaan yang licin, benda tersebut mudah digeser. Bayangan Tjokorda adalah menggeser lengan beton seberat 480 ton itu.

Kemudian Tjokorda membuat percobaan dengan membuat silinder bergaris tengah 20 cm yang dibuat sebagai dongkrak hidrolik dan ditindih beban beton seberat 80 ton. Hasilnya bisa diangkat dan dapat berputar sedikit tetapi tidak bisa turun ketika dilepas. Ternyata dongkrak tersebut miring posisinya. Tjokorda kemudian menyempurnakannya. Posisinya ditentukan persis di titik berat lengan beton di atasnya.

Untuk membuat rancangan yang pas, dasar utama ukum Pascal yang menyatakan: "Bila zat cair pada ruang tertutup diberikan tekanan, maka tekanan akan diteruskan segala arah". Zat cair yang digunakan adalah minyak oli (minyak pelumas). Bila tekanan P dimasukkan dalam ruang seluas A, maka akan menimbulkan gaya (F) sebesar P dikalikan A. Rumus itu digabungkan dengan beberapa parameter dan memberikan nama Rumus Sukawati, sesuai namanya. Rumus ini orisinil idenya karena sampai saat itu belum ada buku yang membahasnya sebab memang tidak ada kebutuhannya.

Masalah lain yang muncul ada variabelnya yang mempengaruhinya, di antaranya adalah jenis minyak yang digunakan yang tidak boleh rusak Kekentalan (viskositas). Urusan minyak menjadi hal yang krusial karena minyak inilah yang meneruskan tekanan untuk mengangkat beton yang berat itu.

Setelah semua selesai, Tjokorda mengerjakan rancangan finalnya yakni sebuah landasan putar untuk lengan beton yang dinamai Landasan Putar Bebas Hambatan (LBPH). Bentuknya dua piringan (cakram) besi bergaris tengah 80 cm yang saling menangkup. Meski tebalnya 5 cm, piring dari besi cor FCD-50 itu mampu menahan beban 625 ton.

Ke dalam ruang di antara kedua piringan itu dipompakan minyak oli. Sebuah seal (penutup) karet menyekat rongga di antara tepian piring besi itu untuk menjaga minyak tak terdorong keluar, meski dalam tekanan tinggi. Lewat pipa kecil, minyak dalam tangkupan piring itu dihubungkan dengan sebuah pompoa hidrolik. Sistem hidrolik itu mampu mengangkat beban beban ketika diberikan tekanan 78 kg/cm2. Angka ini sebenarnya angka misteri bagi Tjokorda saat itu.

Uji coba langsung di lapangan
Secara teknik penemuan itu belum diuji coba karena waktu yang terbatas, namun ia yakin temuannya itu bisa bekerja. Tjokorda bahkan berani bertanggungjawab bila lengan beton jalan layang itu tidak bisa berputar.

Pada tanggal 27 Juli 1988 pukul 10 malam waktu setempat ( Jakarta ), pompa hidrolik dioperasikan hingga titik tekan 78 kg/cm2. Lengan pier head itu, meskipun bekesting-nya telah dilepas, mengambang di atas atap pier shaft lalu dengan dorongan ringan sedikit saja, lengan beton raksasa itu berputar 90 derajat.

Ketika pier shaft itu sudah dalam posisi sempurna, secara perlahan minyak dipompa keluar dan lengan beton itumerapat ke tiangnya. Sistem LPBH itu dimatikan sehingga perlu alat berat untuk menggesernya. Namun demikian karena khawatir kontruksi itu bergeser, Tjokorda memancang delapan batang besi berdiameter 3,6 cm untuk memaku pier head ke pier shaft lewat lubang yang telah disiapkan. Kemudian satu demi satu alat LBPH itu diterapkan pada kontruksi beton lengan jembatan layang yang lain.

Penanaan Sosrobahu dan pemberian paten

Pada pemasangan ke-85, awal November 1989, Presiden Soeharto ikut menyaksikannya dan memberi nama teknologi itu Sosrobahu yang diambil dari nama tokoh cerita sisipan Mahabharata. Sejak itu LBPH tersebut dikenal sebagai Teknologi Sosrobahu.

Temuan Tjokorda digunakan insinyur Amerika Serikat dalam membangun jembatan di Seattle. Mereka bahkan patuh pada tekanan minyak 78 kg/cm2 yang menurut Tjokorda adalah misteri ketika menemukan alat LBPH Sosrobahu itu. Tjokorda kemudian membangun laboratorium sendiri dan melakukan penelitian dan hasilnya berupa perhitungan susulan dengan angka teknis tekanan 78,05 kg/cm2, nyaris persis sama dengan angka wangsit yang diperolehnya sebelum itu.

Hak paten yang diterima adalah dari pemerintah Jepang, Malaysia, Filipina. Dari Indonesia, Dirjen Hak Cipta Paten dan Merek mengeluarkan patennya pada tahun 1995 sedangkan Jepang memberinya pada tahun 1992. Saat ini teknologi Sosrobahu sudah diekspor ke Filipina, Malaysia, Thailand dan Singapura. Salah satu jalan layang terpanjang di Metro Manila, yakni ruas Vilamore - Bicutan adalah buah karya teknik ciptaan Tjokorda. Di Filipina teknologi Sosrobahu diterapkan untuk 298 tiang jalan. Sedangkan di Kuala Lumpur sebanyak 135. Saat teknologi Sosrobahu diterapkan di Filipina, Presiden Filipina Fidel Ramos berujar, "Inilah temuan Indonesia, sekaligus buah ciptaan putra ASEAN". Sementara Korea Selatan masih bersikeras ingin membeli hak patennya.

Teknologi Sosrobahu ini dikembangkan menjadi versi ke-2. Bila pada versi pertama memakai angker (jangkar) baja yang disusupkan ke beton, versi keduanya hanya memasang kupingan yang berlubang di tengah. Lebih sederhana dan bahkan hanya memerlukan waktu kurang lebih 45 menit dibandingkan dengan yang pertama membutuhkan waktu dua hari. Dalam hitungan eksak, konstruksi Sosrobahu akan bertahan hingga 100 tahun (1 abad).

Menurut Dr. Drajat Hoedajanto pakar struktur dari Institut Teknologi Bandung, Sosrobahu pada dasarnya hanya metode sangat sederhana untuk pelaksanaannya (memutar bahu lengan beton jalan layang). Sistem ini cocok dipakai pada elevated toll road (jalan tol layang dalam kota) yang biasanya mengalami kendala lalu lintas dibawahnya yang pada. Sosrobahu terbukti bermanfaat dalam proses pembangunan jalan layang, sangat aplikatif, teruji baik teknis dan ekonomis.

Wikipedia
0

Kemampuan Peneliti Teknologi Hankam RI Meningkat

Menristek: Kemampuan Peneliti Teknologi Hankam RI Meningkat
Bogor (ANTARA News) - Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menristek) Suharna Surapranata mengemukakan, kemampuan peneliti dan perekayasa Indonesia dalam mengembangkan teknologi pertahanan dan keamanan (Hankam) semakin hari semakin baik.

"Buktinya, Pindad (Perindustrian TNI-AD) telah menorehkan sejarah sebagai produsen panser terbaik di kawasan ASEAN," katanya seperti disampaikan H Muarif, tenaga ahli bidang media Kementerian Negara Ristek melalui pesan singkat (SMS) kepada ANTARA, Rabu.

Menristek menyampaikan hal itu pada serahterima kendaraan tempur Panser angkutan personel sedang (APS)-2 di PT Pindad, Bandung, Jawa Barat.

Acara serahterima dari PT Pindad kepada Kementerian Pertahanan dan Keamanan tersebut dilakukan Dirut PT Pindad Adik Avianto kepada Menhankam Purnomo Yusgiantoro dan disaksikan Menristek Suharna Surapranata serta Menteri BUMN Mustafa Abubakar.

Menurut Menristek, tak hanya sebagai produsen panser terbaik di ASEAN, kerja sama yang dilakukan para peneliti dan perekayasa Indonesia di berbagai lembaga penelitian dan pengembangan telah merintis dan membuat berbagai perangkat tempur berkualitas bagus.

Ia menunjuk alat komunikasi tempur HF/VHF hasil rekayasa PT LEN (Lembaga Elektronika Nasional) dan Kementerian Ristek sejak 2002.

"Alat ini memiliki kemampuan anti sadap dan `jamming` serta kemampuan mengacak frekuensi sehingga tak dapat diketahui musuh," katanya.

Kemudian, AVL (Automatic Vehicle Locator) atau alat untuk memantau posisi kendaraan militer (kapal perang atau kendaraan tempur) yang merupakan hasil kerja sama Dislitbang TNI AD dan Kementerian Ristek.

"Kita punya perangkat `Ground System Portable` (GSP) yang mampu memantau roket di darat hasil kerja sama Kementerian Ristek dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Juga CMS (Combat Management System) sebuah sistem manajemen peperangan untuk kapal perang TNI AL dan BMS (Battlefield Management System) atau sistem manajemen pertempuran di darat untuk kendaraan tempur. Keduanya, hasil kerja sama kami dengan Badan Pengkajian Dan Penerapan Teknologi (BPPT)," katanya.

Hasil karya para peneliti lain yang juga masih dalam taraf pengembangan, lanjut Suharna, adalah Radar Pengawas Pantai produksi LIPI dengan daya jangkau 64 km, senjata peluru karet kaliber khusus dan Granat Gas Air Mata, kerja sama Polri, Kemterian Ristek, PT Pindad, Teropong Bidik Senapan Siang/Malam (LIPI), Kapal Patroli Cepat (BPPT dan PT PAL), Robot Penjinak Bom (LIPI) dan pengembangan
peralatan Deteksi Bahan Nuklir (BATAN).

Meski banyak dari produk tersebut yang tarafnya masih pengembangan dan belum diproduksi massal, ia optimistis pada akhirnya akan mencapai standar dan mampu diserap kalangan industri.

Ke depan Menristek akan melakukan koordinasi aktif dalam perumusan secara rinci kebijakan dan strategi tugas KKIP (Komite Kebijakan Industri Pertahanan), di mana Menristek adalah anggota yang bertanggung jawab dalam rumusan dan koordinasi di bidang Iptek Hankam.(*)

Antara
0

FIN - KOMODO OFFROAD (Kendaraan Produksi NASIONAL)

PT. FIN TETRA INDONESIA, adalah perusahaan swasta Nasional yang bergerak di bidang Rekayasa & Teknologi (Engineering & Technology), yang telah berpengalaman dalam bidang design dan analisa pesawat terbang, otomotif, simulator, dan integrasi sistim otomasi.

Kami memproduksi Kendaraan offroad jenis cruiser hasil Reasearch & Development para Insinyur Indonesia yang lincah, aman, handal, nyaman, stabil serta mudah perawatanya. Sangat cocok untuk digunakan cruiser di medan offroad Indonesia, patroli perkebunan, kehutanan, pertambangan juga untuk fun-offroad.

Produk utama kami adalah FIN-Komodo yaitu kendaraan offroad jenis CRUISER yang sangat lincah dan handal untuk digunakan sebagai kendaraan penjelajah. Bobotnya sangat ringan sehingga power yang diperlukan untuk melaju relative kecil, akibatnya konsumsi bahan bakar relative irit.

Untuk medan hutan, biasanya jarak tempuh sepanjang 100 Km dapat dilalui dalam 6-7 jam dengan konsumsi bahan bakar kurang lebih hanya 5 liter, sedangkan kapasitas tangki 15 liter, sehingga dapat survive didalam hutan selama 7x3 jam atau 3 hari perjalanan siang hari.

Disamping untuk misi penjelajah atau survey atau pengawasan, maka FIN-Komodo juga dapat digunakan untuk mengangkut beban (barang bawaan) seberat 200 Kg untuk type Single seat dan 100 Kg untuk type Double Seat, sehingga dapat juga berfungsi sebagai kendaraan utility.

Kestabilan kendaraan ini pada medan offroad yang ekstrem sekalipun tidak diragukan lagi, karena kami design dengan menggunakan perhitungan matematika persamaan keseimbangan yang akurat setiap komponen dan manufaktur nya.

FIN
0

DIGITAL VIDEO RECORDER

Digital Video Recorder (DVR) adalah sebuah piranti elektronik modifikasi dari VCR (Video Cassette Recorder) yang berfungsi sebagai alat perekam segala kejadian/gambar yang dilihat oleh pilot pesawat tempur jenis Hawk 100/200 dan F5, juga alat perekam suara percakapan di ruang cockpit.

DVR didesain full compatible dengan VCR, Plug and Play, tanpa perlu modifikasi apapun di ruang cockpit pesawat Hawk 100/200 dan F5, juga tanpa perlu hardware player dan hardware demultiplexer, lebih handal dan lebih ekonomis.

Sistem ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan modifikasi VCR dari pesawat tempur jenis Hawk 100/200 dan F5 sebagai fasilitas rekaman video dan suara percakapan di ruang cockpit. DVR memiliki ketahanan yang lebih handal dari VCR, lebih ekonomis dan lebih terjamin layanan purna jualnya.

DVR memiliki kemampuan sebagai berikut:

  1. Merekam video dan audio di ruang cockpit dalam format digital
  2. Men-display-kan hasil rekaman video/ audio
  3. Menampilkan warning sebelum terbang jika media perekam hampir penuh (kurang dari 1 jam)
  4. Tahan terhadap getaran, guncangan dan pengaruh kenaikan G (grafitasi bumi), tanpa sistem mekanis sebagai media penyimpan data
  5. Full compatible dengan VCR, Plug and Play, tanpa perlu modifikasi apapun di ruang kokpit pesawat Hawk 100/200 dan F5.
  6. Full computerized, hasil rekaman video berformat digital, mudah diputar dan dicopy dengan software aplikasi berbasis windows
  7. Media penyimpanan menggunakan piranti elektronik dengan kapasitas lebih besar dari VCR
  8. Hemat energi, daya yang dikonsumsi lebih kecil dari VCR, full elektronik, tanpa ada sistem mekanis
  9. Hasil rekaman video dapat diputar cukup dengan software aplikasi berbasis komputer tanpa perlu hardware player dan hardware demultiplexer
DVR telah diimplementasikan di pesawat Hawk 100 milik TNI AU di Pangkalan Pontianak dan Pekanbaru.

Sistem ini akan dikembangkan lebih lanjut, tidak hanya diaplikasikan untuk pesawat Hawk 100 /200 dan F5, tetapi dapat juga diaplikasikan pada beberapa model pesawat lainnya. Sistem ini juga dikembangkan untuk pelayanan terhadap pasar dalam dan luar negeri.

Infoglobal
0

CN 235 MPA

CN 235-220 MPA buatan PTDI [foto ipenk666]

Kepala Staf Angkatan Laut (KASAL) Laksamana TNI Tedjo Edhy Purdijatno mengatakan, tiga pesawat intai maritim CN-235 MPA dari PT Dirgantara Indonesia pengganti Nomad, selesai dalam dua tahun.

"Satu unit selesai dan diterima pada 2010 dan sisanya dua unit pada 2011," kata Tedjo Edhy Purdijatno.

Ia menambahkan, ketiga pesawat CN-235 MPA itu sudah lengkap dengan berbagai fasilitas sebagai pesawat intai maritim. Departemen Pertahanan mewakili pemerintah menyatakan komitmen merevitalisasi industri pertahanan lewat pembelian Maritim Patrol Aircraft (MPA) dari PT Dirgantara Indonesia (PT DI), yang ditandatangani di Mabes TNI-AL Cilangkap, Jakarta Timur.

Usai menandatangani nota kerjasama tersebut, Kepala Staf Angkatan Laut (KASAL) Laksamana Madya TNI Tedjo Edhy Purdijatno, mengatakan bahwa kesepakatan kerjasama ini dalam rangka pemanfaatan, penelitian dan pengembangan sumber daya bidang teknologi pertahanan matra laut yang dilakukan bersama PT DI.

Dalam sambutannya Tedjo Edhi, mengatakan bahwa kesepakatan kerjasama yang berlaku selama lima tahun ini merupakan pe

rpanjangan dari kesepakatan bersama yang sudah ada selama ini, terkait memperkuat kekuatan udara TNI-AL serta memanfaatkan sumber daya yang dimiliki kedua belah pihak dalam meningkatkan kemampuan, kekuatan dan kesiapan alat utama sistem persenjataan (alutsista) secara maksimalkan hasil produksi dalam negeri.

Menurut KASAL, perpanjangan kesepakatan bersama ini pada hakikatnya merupakan momentum penting, karena TNI AL pada awalnya sudah berkomitmen dalam melaksanakan transfer teknologi pada setiap pengadaan alutsista agar bangsa ini dapat mencapai kemandirian nasional. “Kita akan berupaya untuk dapat memenuhi kebutuhan dari TNI AL secara proporsional dan profesional sehingga benar-benar dapat digunakan untuk mendukung pelaksanaan tugas TNI AL,” ujar Tedjo Edhi.

Selain dengan TNI AL, PTDI juga sudah melakukan kerja sama pengadaan alutsista dengan TNI AU melalui pengadaan Helikopter Superpuma dan Pesawat CN 235 MPA (Maritime Patrol Aircraft). Sedangkan dengan TNI AD, PT DI juga telah mengadakan kerja sama untuk pengadaan pesawat angkut ringan.


Pemerintah berencana membeli tiga pesawat patroli maritim tersebut dengan nilai kontrak mencapai US$80 juta. Kemungkinan skema pembiayaan yang akan digunakan dengan menggunakan kredit ekspor. Ancang-ancangnya adalah cabang BNI yang ada di luar negeri.

Pesawat CN-235 MPA adalah pesawat patroli maritim yang dilengkapi dengan sistem navigasi, komunikasi, dan mission system. Untuk navigasi, pesawat ini menambahkan self content intertial system, GPS, dan Flight Management System. Untuk komunikasi, pesawat ini menambahkan multi channel audio system, dan dual control radio untuk komunikasi ke darat. CN-235MPA bisa beroperasi pada malam hari berkat peralatan FLIR-200 HP yang dipandu sinar infra merah.

CN 235-220 MPA buatan PTDI [foto ipenk666]

SPESIFIKASI CN-235 MPA
Mesin : Sepasang CT-771 berdaya 1.870PK, dua buah baling-baling berbilah empat tipe Hamilton Sundstrand 14 FR-21
Take off distance pendek : 1,160m
Maximum Cruise Speed : 215 KTAS
Long Range Cruise Speed : 194 KTAS
Max Endurance Speed : 168 KTAS
Max. Take off weight : 16,000 kg
Jangkauan : 1,800 nm
Lama terbang : 10 jam


CN 235














CN-235-220M (foto indoflyer)

CN-235 sebagai commuterliner berkapasitas 34-38 tempat duduk dan sebagai pesawat serbaguna, diluncurkan dalam Paris Air Show 1981. Pesawat ini dikembangkan dan diproduksi oleh CASA-IPTN (Industri Pesawat Terbang Nusantara, sekarang PT DI) atas dasar 50-50. CASA membuat kerangka depan dan sayap tengah, sedangkan IPTN membuat kerangka belakang, panil sayap luar, dan permukaan ekor.

PT DI sampai tahun 2009 telah memproduksi sekitar 50 CN 235 dengan berbagai versi. Menurut Eddy Gunawan, Wakil Presiden PT DI, sekarang CASA sudah tidak memproduksi CN-235 lagi, karena CASA sedang mengembangkan CN-235 menjadi C295 dan akan fokus untuk merebut pasaran, Ternyata C-295M laku keras di pasaran. Hal itu dapat dilihat bahwa CASA sudah tidak memesan lagi kerangka belakang dan bagian lain yang menurut kesepakatan dibuat PT DI. Ia menambahkan, "Kemungkinan produksi CN-235 akan diserahkan sepenuhnya kepada PT DI". Jika demikian halnya, peluang pasar CN-235-220M yang masih feasible di pasaran internasional akan semakin terbuka bagi PT DI.


CN-235 buatan PT DI dibeli oleh negara lain seperti Korea, Filipina, Brunei, Malaysia, Thailand, Pakistan, dan Uni Emirat Arab. Korea bahkan memanfaatkannya untuk pesawat kepresidenan.
Kedepan PT DI merencanakan untuk memproduksi versi terbaru CN235 MPA ASW.




PT DI , MediaIndonesia ,dll

0

Robot Indonesia Menang Kompetisi di AS

San Francisco - Akhirnya anak bangsa Indonesia berhasil menunjukkan kepada dunia, bahwa Indonesia mampu menciptakan inovasi teknologi. Ini ditunjukkan dengan kemenangan Tim Robot Indonesia dalam International Robo Games yang diselenggarakan di San Fransisco, AS. Tim Robot Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung ini berhasil meraih medali emas dalam kompetisi Robot Internasional yang berlangsung selama 3 hari, dan dihadiri 3000 orang.

Robot DU-114 dari UNIKOM meraih waktu tercepat mencari sumber api dan memadamkannya dengan semprotan air secara otomatis.Kemenangan ini merupakan pertama kali bagi Indonesia selama bertanding di luar negeri. Tim ini berhasil mengalahkan tuan rumah Amerika Serikat. Sebelumnya tim ini telah menjuarai Kompetisi Robot Cerdas Indonesia (KRCI) tingkat regional (Jawa-Barat, DKI Jakarta, dan Banten) dan tingkat nasional di Indonesia selama tahun 2007-2008.

Nama robot DU-114 diambil dari singkatan alamat kampus UNIKOM di Bandung (Jl Dipati Ukur No. 114, Bandung). Robot tersebut adalah hasil karya mahasiswa UNIKOM Rudi Hartono di bawah bimbingan Ketua Divisi Robotika UNIKOM Yusrila Yeka Kerlooza.

Tim Robot Indonesia yang terdiri dari Dr Aelina Surya (Purek III sebagai Ketua Tim), Dr Hj Ria Ratna Ariawati (Purek I), Yusrila Y Kerlooza (Ketua Divisi Robotika), Rudi Hartono (mahasiswa), dan Stevanus Akbar Alexander (mahasiswa).(ap)


technologyindonesia
0

TEKNOLOGI CAKAR AYAM

Pada tahun 1961, Prof. Sedijatmo menemukan sistem Fondasi Cakar Ayam sebagai alternatif pemecahan masalah tanah di bawah fondasi yang terlalu lunak. Sejak saat itu penggunaan Fondasi Cakar Ayam semakin meluas baik sebagai fondasi landasan pacu pesawat terbang maupun sebagai fondasi bangunan bertingkat.

Peranan pondasi turut menentukan usia dan ke stabilan suatu konstruksi bangunannya. Dalam dekade terakhir ini sistem pondasi telah berkembang dengan bermacam variasi. Tapi hanya sedikit yang menampil kan sistem pondasi untuk mengatasi masalah membangun konstruksi di atas tanah lembek.

Sistem pondasi yang konvensional, cenderung hanya di sesuaikan dengan besarnya beban yang harus didukung, tapi kurang mempertimbangkan kondisi tanah lembek. Akibatnya, bangunan itu mengalami penyusutan usia atau ketidakstabilan, seperti penurunan, condong, bahkan roboh. Hal itu tentu merugikan pemilik dan kontraktor bersangkutan.

Perlakuan yang seimbang antara beban dan kondisi tanah lembek perlu dipecahkan. Problema ini pernah dihadapi oleh Prof Dr Ir Sedijatmo tahun 1961, ketika sebagai pejabat PLN harus mendirikan 7 menara listrik tegangan tinggi di daerah rawa-rawa Ancol Jakarta.

Dengan susah payah, 2 menara berhasil didirikan dengan sistem pondasi konvensional, sedangkan sisa yang 5 lagi masih terbengkelai. Menara ini untuk menyalurkan listrik dan pusat tenaga listrik di Tanjung Priok ke Gelanggang Olah Raga Senayan dimana akan diselenggarakan pesta olah raga Asian Games 1962.

Karena waktunya sangat mendesak, sedangkan sistem pondasi konvensional sangat sukar diterapkan di rawa-rawa tersebut, maka dicarilah sistem baru untuk mengatasi masalah itu. Lahirlah ide Ir Sedijatmo untuk mendirikan menara di atas pondasi yang terdiri dari plat beton yang didukung oleh pipa-pipa beton di bawahnya. Pipa dan plat itu melekat secara monolit (bersatu), dan mencengkeram tanah lembek secara meyakinkan.

Oleh Sedijatmo, hasil temuannya itu diberi nama sistem pondasi cakar ayam. Perhitungan yang dipakai saat itu (1961), masih kasar dengan dimensi 2,5 kali lebih besar dibanding dengan sistem pondasi cakar ayam yang diterapkan sekarang. Meski begitu, ternyata biayanya lebih murah dan waktunya lebih cepat daripada menggunakan tiang pancang biasa. Menara tersebut dapat diselesaikan tepat pada waktunya, dan tetap kokoh berdiri di daerah Ancol yang sekarang sudah menjadi ka wasan industri.

Dasar pemikiran

Pondasi cakar ayam terdiri dan plat beton bertulang dengan ketebalan 10-15 cm, tergantung dari jenis konstruksi dan keadaan tanah di bawahnya.

Di bawah plat beton dibuat sumuran pipa-pipa dengan jarak sumbu antara 2-3 m. Diameter pipa 1,20 m, tebal 8 cm, dan panjangnya tergantung dari beban di atas plat serta kondisi tanahnya. Untuk pipa dipakai tulangan tunggal, sedangkan untuk plat dipakai tulangan ganda.

“Sistem pondasi ini bisa diterapkan pada tanah lunak maupun tanah keras. Tapi menurut pengalaman, lebih ekonomis bila diterapkan atas tanah yang berdaya dukung 1,5 sampai 4 ton per meter persegi.

Dasar pemikiran Iahirnya pondasi cakar ayam ialah memanfaatkan tekanan tanah pasif, yang pada sistem pondasi lain tak pernah dihiraukan. Plat beton yang tipis itu akan mengambang di permukaan tanah, sedangkan kekakuan plat ini dipertahankan oleh pipa-pipa yang tetap berdiri akibat tekanan tanah pasif. Dengan demikian maka plat dan konstruksi di atasnya tidak mudah bengkok.

Pada sistem pondasi lain, yang menggunakan plat beton dengan balok pengaku, maka kekakuan itu berasal dan konstruksinya sendiri. Sedangkan pada sistem pondasi cakar ayam, kekakuan didapat dari tekanan tanah pasif. ini berarti dengan daya dukung yang sama, volume beton pada cakar ayam akan berkurang, dan konstruksinya bisa lebih ekonomis.

Telapak beton

Telapak beton, pada pondasi cakar ayam sangat baik untuk beban yang merata. Sistem pondasi ini mampu mendukung beban 500-600 ton per kolom. Dalam hal ini, di bagian bawah kolom dibuatkan suatu telapak beton, untuk mengurangi tegangan geser pada plat beton.

Jika beban itu terpusat, maka tebal plat beton di bawah pusat beban ditentukan oleh besarnya daya geser, bukan oleh besarnya momen, untuk ini dilakukan penambahan pertebalan plat beton dibawah kolom bersangkutan.

Paten

Sistem pondàsi cakar ayam sangat sederhana, hingga cocok sekali diterapkan di daerah dimana peralatan modern dan tenaga ahli sukar didapat. Sampai batas-batas tertentu, sistern ini dapat menggantikan pondasi tiang pancang. Untuk gedung berlantai 3-4 misalnya, sistem cakar ayam biayanya akan sama dengan pondasi tiang pancang 12 meter.

Makin panjang tiang pancang yang dipakai, makin besar biayanya. Apalagi jika alat pemancangan dan tenaga ahli harus didatangkan dari tempat lain. Dengan kemampuan yang sama, sistem cakar ayam dapat menghemat biaya sampai 30%.

Pelaksanaan sistem ini dapat dilakukan secara simultan, tanpa harus bergiliran. Misalnya sebagai pondasi menara, dapat dikerjakan dalam jumlah banyak secara bersamaan. Seluruh sumuran beton dicetak dengan cetakan biasa di lokasi proyek, sesuai dengan standar. Karena itu sistem ini sangat menghemat waktu.

Bagi daerah yang bertanah lembek, pondasi cakar ayam tidak hanya cocok untuk mendirikan gedung, tapi juga untuk membuat jalan dan landasan. Satu keuntungan lagi, sistem ini tidak memerlukan sistem drainasi dan sambungan kembang susut.

Banyak bangunan yang telah menggunakan sistem yang di ciptakan oleh Prof Sedijatmo ini, antara lain: ratusan menara PLN tegangan tinggi, hangar pesawat terbang dengan bentangan 64 m di Jakarta dan Surabaya, antara runway dan taxi way serta apron di Bandara Sukarno-Hatta Jakarta, jalan akses Pluit-Cengkareng, pabrik pupuk di Surabaya, kolam renang dan tribune di Samarinda, dan ratusan bangunan gedung bertingkat di berbagai kota.

Sistem pondasi cakar ayam ini telah pula dikenal di banyak negara, bahkan telah mendapat pengakuan paten internasional di 11 negara, yaitu: Indonesia, Jerman Timur, Inggris, Prancis, Italia, Belgia, Kanada, Amerika Serikat, Jerman Barat, Belanda; dan Denmark.

Teknologi sistem Cakar ayam yang dimodifikasi ternyata dapat digunakan untuk konstruksi jalan diatas tanah lunak.

Teknologi ini telah digunakan untuk membangun jalan Tol Sedyatmo penghubung lalu lintas ke arah Bandara Soekrano-Hatta. Selain bisa menghemat waktu, penggunaan teknologi ini juga dapat menghemat biaya konstruksi, dibanding kalau menggunakan teknologi cakar ayam asli. Mengingat petumbuhan kota-kota di Indonesia secara tradisional berada di dekat pantai atau hilir sungai, seperti jalur transportasi sungai, akses perdagangan lewat laut sehingga pertumbuhan kota-kota besar selalu membutuhkan prasarana transportasi.

Menurut data kurang lebih 20% daerah pantai di Indonesia terdiri dari tanah lunak. Bermacam teknologi sudah ada dan diterapkan khususnya teknologi pembangunan di atas tanah lunak. Dia mencontohkan, antara lain Vertical Drains, Cecuruk, Stabilisasi (Mekanik atau Kimia) dan pondasi Sistem Cakar Ayam. Namun teknologi yang disebut terakhir juga telah diterapkan pada Bandara Soekarno-Hatta dan Akses Cengkareng, tambahnya..

Sebelumnya kendala utama yang masih dialami dengan penggunaan Teknologi Sistem Cakar Ayam dalam terjadinya penurunan timbunan yang dapat memperkokoh plat terhadap puntir. Dari sini, timbul pemikiran untuk memodifikasi sumuran itu dengan Box Cuvert untuk mengatasi penurunan. Lalu mengganti bahan sumuran dengan pipa baja.

Pekerjaan Modifikasi sistem Cakar Ayam antara lain penggantian slab stiffener pipa beton dengan pipa baja galvanis yang 700% lebih ringan, penempatan slab pada posisi tanah asli (tidak di atas timbunan); dan pengembangan dan penggunaan material timbunan ringan. Karena ringan dan tipis (pipa baja) sehingga memudahkan dalam pelaksanaan. Pasalnya, tidak perlu alat berat lagi dan tidak perlu pengerasan sementara dalam pelaksanaannya. Selain itu, waktu pengerjaan jadi relatif lebih cepat dan biaya juga relatif jauh lebih murah serta saat penancapan pipa baja, tanah asli sama sekali tidak terusik (dibandingkan dengan pemasangan pipa beton pada sistem cakar ayam asli).

Modifikasi pertama adalah mengganti pipa beton dengan berat 1 ton per pipa menjadi pipa baja dengan berat 35 kg per pipa. Pada tanah lunak hal tersebut sangat berarti karena mengurangi kapasitas yang tersedia. Pipa baja tersebut sudah di calvanized sehingga anti karat selama 25 tahun. karena ringannya proses pemasukan ke tanah dan pengangkutan tidak memerlukan alat berat, dengan tenaga manusia dapat dilakukan.

Teknologi ini secara umum cukup menghemat waktu dan biaya. Setelah mendekati 25 tahun, dengan kondisi tanah yang berubah, sistem cakar ayam tetap bisa bertahan. Dengan pipa baja produk indonesia yang telah melalui proses calvanized. Produk ini sudah dipakai di Australia dan diklaim 25 tahun tahan karat. Sistem cakar ayam modifikasi ini sudah diterapkan di Blitar, Jalan Sedyatmo. Keunggulan lainnya, teknologi ini mampu digunakan untuk jalan perkerasan terberat seperti di airport dengan beban yang lebih berat lima sampai enam kali dari jalan nasional.

Teknologi ini juga membuktikan bahwa karya anak bangsa Indonesia tidaklah kalah dibandingkan dengan karya bangsa lain. Semoga artikel sederhana ini ada manfaatnya bagi kita untuk bersama memotivasi kita terus berkarya demi majunya dunia konstruksi di Indonesia.

Oerlee

0

STAR 50 PAL














STAR 50 Kapal Cargo PAL
PT PAL INDONESIA (PERSERO) senantiasa berupaya keras dalam meningkatkan kemampuannya untuk dapat memenangkan persaingan global yang makin ketat.

Inisiatif yang diterapkan dalam menghadapi persaingan global ialah :
  • Menunjukkan keunggulan produk yang telah diakui selama ini seperti produk kapal niaga sampai dengan 50.000DWT (Star-50)
  • Mengisi peluang pasar untuk produk tersebut
  • Menghadapi langsung persaingan global

Inisiatif yang dikombinasikan dengan fleksibilitas ini akhirnya menghasilkan suatu inovasi produk yang dinamakan Star 50. Star 50 ini akan terus dikembangkan agar dapat memiliki keunggulan kompetitif dan menjadi produk unggulan pelopor bagi produk lain di bawahnya.

Star 50 Merupakan suatu inovasi dalam produksi kapal yang berhasil menambah kapasitas kapal dengan teknologi Box Shaped Bulk Carrier (BSBC).

Selain kemampuan produksi, proses produksi pun senantiasa ditingkatkan kualitasnya agar produk-produk tersebut bisa dirampungkan sesuai tenggat waktu yang dijanjikan. Implementasi Full Block Outfitting System merupakan upaya konkrit untuk mencapai hal tersebut.

Hal tersebut menunjukkan kemauan yang kuat dari perusahaan untuk terus meningkatkan operasi perusahaan yang efisien seperti ditunjukkan dari hasil yang dicapai antara lain peningkatan metode produksi dengan penerapan Full Block Outfitting System, yaitu membangun Blok-blok yang telah dilengkapi dengan system piping, fitting dan tepat waktu dirakit dengan berat sampai dengan 300 ton per blok. Pada gilirannya nanti proses tersebut akan mempercepat masa pembangunan kapal sehingga waktu dan biaya produksi akan efisien dan dengan sendirinya akan meningkatkan daya saing perusahaan. Dengan penerapan ini semua, trend penyerahan hasil produksi setiap tahun akan meningkat.

Spesifikasi Kapal STAR 50 :
Panjang : 189.90 Meter
Panjang antara garis : 182 Meter
Lebar : 30.50 Meter
Kecepatan : 14.50 knots
Kapasitas : 23-26 Orang
Type : Nippon Kaiji Kyokai Class

kapal ini sudah dipesan oleh perusahan swasta jerman dll, dan kedepan akan dirancang untuk keperluan TNI AL menjadi LHD. Desain kapal ini oleh PT PAL Indonesia telah memberi harapan baru bagi pertahanan maritim Indonesia.















Karakterisktik :
Panjang keseluruhan : 190m
Panjang garis air : 183.54m
Luas : 30.50m
Lebar maks : 24m
Displacement (full load) : 35.000 ton
Kecepatan : 15.50 knots
Jarak Tempuh (at 15.50 knots) : 17.000 nm
Kapasistas awak kapal : 160 orang
Kapasitas angkut : 450 pasukan, 60 kendaraan lapis baja atau 200 kendaraan.
Helicopter : 16 unit (bolcow/ NBell-412)

PAL
0

SOYUS (Sistem Olah Yudha)

SOYUS Wargaming System merupakan sistem simulasi untuk latihan strategi dan operasi militer, khususnya di lingkungan Sekolah Staf dan Komando (SESKO). Dengan menjalankan sistem ini, seorang perwira siswa (pasis) bisa membuat rencana operasi (RO) dan mengujinya bersama dengan (melawan) tim pasis yang lain melalui sebuah simulasi perang. Di saat yang sama, perwira pengawas (pawas) bisa berperan aktif dalam melakukan monitoring selama simulasi berlangsung.

Sistem ini didesain mengikuti aturan perang seperti pada kondisi sesungguhnya, sehingga setiap tim terdiri atas personel seperti layaknya pada latihan perang di alam terbuka. Mereka bisa mengatur strategi yang dituangkan dalam RO, baik dari aspek logistik maupun taktik secara bersama-sama dalam sebuah tim. Demikian juga ketika RO diuji dalam sebuah simulasi perang melawan tim lain.

SOYUS adalah produk paling canggih dan bernuansa teknologi tinggi (hi-tech) yang dibangun menggunakan teknologi kelas perusahaan berbasis teknologi .Net buatan Microsoft serta memanfaatkan sistem DirectX secara ekstensif untuk keperluan simulasi grafik berbasis tiga dimensi.

Dikembangkan selama dua tahun dan menghabiskan biaya sekitar Rp 1 miliar, SOYUS adalah sistem tercanggih yang bisa jadi menjadi sebuah permainan simulasi online game yang setara dengan Counter Strike ataupun Ragnarok.



































Sistem ini dibangun untuk memenuhi kebutuhan sistem simulasi perang pada Sekolah Staf dan Komando Angkatan Udara (SESKOAU) yang masif, melibatkan banyak user dan tim, dan sesuai dengan Standard Operation Procedure (SOP) wargaming system militer.

SOYUS memiliki kemampuan sebagai berikut:

  1. Membantu proses perencanaan skenario Olah Yudha
  2. Membantu proses perencanaan, penggelaran, dan pelaksanaan operasi udara
  3. Memungkinkan kolaborasi antar Pelaku dan Pelaku-Wasdal dengan simulasi radiogram
  4. Visualisasi dinamika dalam bentuk animasi pergerakan unsur-unsur yang digunakan dalam operasi udara, termasuk dalam bentuk tiga dimensi (3D).
  5. Kemampuan evaluasi dan penilaian setiap langkah perencanaan, penggelaran, dan pelaksaan operasi

Sebagai sebuah massively game player, sistem ini dilengkapi dengan teknologi terkini dari Microsoft dalam hal grafik, penangangan ribuan object dalam waktu yang bersamaan, realtimeness, dll.

Sistem ini dibangun dengan algoritma yang rumit, khususnya terkait dengan mengadopsi dan menerjemahkan karakter pesawat dan peralatan alutsista lain yang digunakan dalam sistem simulasi ini. Untuk itu, sistem ini dilengkapi dengan SimClock (penentu timing), Automatic Radiogram Sequencing, Visualisasi Dinamis, Automatic Warfare Activation, VoIP based communication, dll.

SOYUS telah diimplementasikan di Sekolah Staf dan Komando TNI Angkatan Udara (SESKOAU) sejak 2006.

Sistem ini terus dikembangkan tidak saja untuk matra udara, tetapi seluruh matra.

Aplikasi SOYUS ini juga bisa melibatkan berbagai kekuatan militer (laut, udara, dan darat) ke dalam sistem olah yudha ini, dan selama ini hanya dikembangkan oleh lima programmer. Sistem ini membuktikan bahwa anak bangsa Indonesia juga bisa mengembangkan sistem aplikasi dengan kualitas dunia yang perlu didukung sepenuhnya oleh siapa saja.

Infoglobal

0

Kabupaten Kendal Rilis OS Lokal

JAKARTA, KOMPAS.com – Hari Minggu mendatang (10/1/2010), kabupaten Kendal akan meluncurkan sistem operasinya sendiri, distro lokal. Begitu informasi yang kami terima di sebuah milis. Nama sistem operasi itu adalah KGOS, alias Kendal Goes Open Source. Sistem operasi berukuran sekitar 2GB ini dikemas dalam sebuah DVD dan ditujukan untuk masyarakat Kendal.

Besar? Ya, karena sistem operasi ini sudah disertai beberapa aplikasi. Aplikasi-aplikasi penyerta ini cukup lengkap, terdiri dari aplikasi perkantoran Open Office 3.1.1, GIMP, Inkscape, Scribus, Blender (pengolah foto, desain vektor, desktop publishing), music player Audacious2, video player VLC Media Player, aplikasi pemercantik desktop Compiz, Emerald, AWN Manager, Screenlets Start-Up Manager, browser Firefox, Chromium, aplikasi chatting Kopete, aplikasi webcam Cheese Webcam Booth, dan aplikasi FTP Filezilla, serta emulator Windows Wine. Sedangkan aplikasi untuk pendidikan , terbundellah Childsplay, TuxPaint, Kalgebra, Kalzium, Marble, Stellarium.

Mirip Ubuntu? Memang. Sebab KGOS sebenarnya bukanlah benar-benar baru. KGOS, begitu tertulis dalam siaran persnya, dirancang ulang (remastering) dari sistem operasi Linux distro Ubuntu 9.10. Alhasil, software yang menyertai KGOS pun identik dengan bawaan Ubuntu 9.10.

Nah, upaya masyarakat Kendal untuk menggunakan dan menyebarkan sistem operasi dan software yang legal ini patut dihargai dan ditiru. Yang juga membanggakan, KGOS berasal dari tim pengembang open source di SMA Muhammadiyah 1 Weleri. Sekolah ini sejak Agustus lalu memang telah memigrasikan semua software komputer dan laptopnya ke open source, serta mengadopsi sistem operasi Sabily hasil remastering dari Ubuntu 9.04. Melalui Sabily, sekolah ini bisa menghemat Rp 300 juta untuk pembelian software.(WIEK)

KOMPAS
0

Kapal Patroli Cepat 38 meter Aluminium

Pesanan Direktorat Jenderal Bea & Cukai - Departemen Keuangan Republik Indonesia












Kapal Patroli Cepat 38 meter Aluminium (FOTO ANTARA)

Dipenghujung tahun 2009 PT PAL INDONESIA (PERSERO), kembali menyerahkan Kapal Patroli Cepat 38 meter Aluminium pesanan Direktorat Jenderal Bea & Cukai Departemen Keuangan Republik Indonesia., Kamis 17 Desember 2009 pukul 10 pagi, bertempat di dermaga divisi kapal perang PAL INDONESIA. Hal tersebut membuktikan bahwa PAL INDONESIA mempunyai komitmen yang tinggi untuk memberikan yang terbaik kepada pelangganya. Kapal Patroli Cepat 38 Meter Aluminium ini merupakan hasil Rancang & Bangun serta pengembangan produk sebelumnya yang telah di lakukan oleh PAL INDONESIA dan kapal ini merupakan kapal pertama dari tiga kapal sejenis yang di pesan oleh direktorat Jenderal Bea & Cukai Departemen Keuangan Republik Indonesia dengan pendanaan dari Islamic Development Bank.

Kesiapan PAL INDONESIA untuk menerima order pembangunan Kapal Patroli Cepat 38 meter Aluminium ini berdasarkan pengalaman yang di miliki sejak tahun 1980 sampai dengan sekarang telah menghasilkan kapal patroli dari berbagai jenis dan ukuran.

Konsep pembangunan Kapal Patroli Cepat 38 meter Aluminium ini di rancang khusus sebagai kapal patroli cepat untuk mendukung pengamanan dan penegakan hukum di wilayah kedaulatan laut indonesia. Dengan menggunakan standard class Lloyd Register. Konstruksi lambung dan anjungan kapal di buat dari bahan aluminium dan di desain sedemikian rupa sehingga mampu menahan gelombang yang tinggi dan lincah pada saat manuver. Berdasarkan kontrak kecepatan maksimum 30 knots dan kecepatan maksimum yang di capai pada saat official trial adalah 33 knots.

Kapal ini di pasang dua baling-baling serta di lengkapi dengan Radar NavNet yang mampu mengintegrasikan data-data peralatan sistim navigasi dan komunikasi seperti, echo sounder, speed log dan GPS kedalam Peta Elektronik dan Sistim Radar serta di lengkapi pula dengan Automatic Identification System (AIS) yang memungkinkan terjadinya pertukaran data (data exchange) dengan kapal lain atau stasiun pantai dan juga di lengkapi dengan kemudi secara otomatis, alat pendeteksi arah angin serta mampu mendeteksi kapal di sekitarnya. Untuk pembangunan Kapal Patroli Cepat 38 meter Aluminium ini telah menggunakan komponen lokal lebih dari 40 % yang di pasok oleh industri –industri dalam negeri diantaranya; PT Pindad (persero) dan industri lainnya untuk peralatan permesinan dan steering gear dan peralatan lainnya.

Spesifikasi Kapal :
Panjang : 42.00 Meter
Panjang garis : 38.00 Meter
Panjang antara garis : 36.70 Meter
Lebar : 7.30 Meter
Tinggi : 4.47 Meter
Sarat air kekuatan : 1.85 Meter
Sarat air desain : 1.65 Meter
Kecepatan maks. Tidak kurang dari : 30.00 knots
Kapasitas : 25 Orang

Dengan keberhasilan rancang bangun Kapal Patroli Cepat 38 meter Aluminium ini akan menambah kekuatan armada laut di jajaran Direktorat Jenderal Bea & Cukai Departemen Keuangan Republik Indonesia dan merupakan kontribusi PAL INDONESIA untuk memenuhi kebutuhan kapal dalam negeri khususnya kapal patroli cepat dalam rangka kemandirian bangsa untuk pemenuhan kebutuhan ALUTSISTA (Alat Utama Sistim Pertahanan Nasional).

PT PAL

0

Mahasiswa RI Luncurkan Satelit di Belanda 2010

DELFT, KOMPAS.com — Kemampuan mahasiswa Indonesia di luar negeri ternyata cukup membanggakan nama Tanah Air. Dwi Hartanto, mahasiswa master di Universitas Teknologi Delft (TU Delft), Belanda, rencananya akan meluncurkan nanosatelit yang dinamakan Delfi-n3Xt pada pertengahan tahun 2010.

Sebelumnya, nanosatelit Delfi-C3 juga berhasil diluncurkan pada tahun 2008. Nanosatelit ini diklaim sebagai satelit pertama buatan mahasiswa di Belanda yang berhasil mengorbit bumi.

Rahmadi, Wakil Sekjen PPI Belanda, menyampaikan informasi tersebut kepada Persda network melalui surat elektronik seusai Kolokium PPI Delft (KOPI Delft) yang rutin diadakan oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia di Delft, Belanda, pekan lalu. "Dwi memaparkan riset pembuatan nanosatelit, mulai dari desain, fitur-fitur yang disyaratkan, serta misi peluncurannya," ujar Rahmadi.

Menurutnya, keberhasilan salah satu mahasiswa asal Indonesia seperti Dwi patut diapresisasi. Pasalnya, dunia riset memang semestinya terbangun oleh tiga pilar besar, yaitu institusi pendidikan, pemerintah, dan industri.

Pada kesempatan itu pula, kolega Dwi, Aryo Primagati, yang saat ini bekerja sebagai insinyur telekomunikasi pada ISIS (Innovative Solutions In Space), sebuah perusahaan kecil yang didirikan alumni TU Delft yang pernah terlibat pada proyek nanosatelit Delfi-C3, mengatakan bahwa riset pembuatan nanosatelit sangat cocok dijadikan proyek penelitian dalam skala universitas. Selain desain yang lebih sederhana pada ukuran yang lebih kecil, dana yang dibutuhkan juga jauh lebih kecil dibandingkan satelit konvensional.

Sekadar perbandingan, Aryo mengatakan bahwa untuk membangun dan meluncurkan sebuah satelit normal diperlukan biaya jutaan euro (puluhan hingga ratusan miliar rupiah) dengan waktu pengembangan 5-10 tahun. Adapun untuk nanosatelit, seperti Delfi C3 atau Delfi-n3Xt, hanya diperlukan waktu satu sampai dua tahun pengembangan dengan biaya sekitar 100 sampai 200.000 euro (sekitar Rp 1,5 sampai Rp 3 miliar).

Pada akhir sesi presentasi KOPI Delft kali ini, Dedy Wicaksono, peneliti pasca-doktoral di TU Delft, memaparkan visi dan ambisi mereka bersama untuk menggagas sebuah proyek nanosatelit untuk mahasiswa Indonesia yang diberi nama INSPIRE (Indonesian Nano-Satellite Platform Initiative for Research and Education).

Mengingat, sebenarnya Indonesia telah merintis dunia riset antariksa sejak dekade 1960-an. Ide yang dibawa oleh Dedy bersama koleganya adalah membuat suatu konsorsium yang terdiri dari berbagai universitas di Indonesia, lembaga-lembaga penelitian pemerintah, dan tentunya rekanan dari dunia industri sebagai sponsor pendanaan.

Senada dengan Dedy, Aryo pun menilai misi peluncuran INSPIRE 1 hendaknya tidak terlalu mensyaratkan misi yang terlampau sulit. Pada kenyataannya, selain sebagai satelit komunikasi radio amatir, misi Delfi-C3 yang utama adalah sebagai technology demonstration and development. Mengenai masalah pendanaan, kiranya perlu dicari solusi yang terbaik. Salah satu yang sudah direncanakan adalah mengajukan proposal proyek INSPIRE ke berbagai pihak terkait di Tanah Air.

Acara Kolokium PPI Delft atau sering disingkat KOPI Delft ini adalah acara rutin dwi mingguan yang diadakan oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia di Delft, Belanda. (yondaryono, persdanetwork)

Kompas
0

Indonesia Juara Overclock Intel Core i5

Indonesia Juara Overclock Intel Core i5
Hazzan berhasil mengalahkan overclocker asal Hong Kong dan Jepang















(nexgenoverclocking.com)
VIVAnews - Ajang lomba overclock online yang digelar oleh Micro-Star International, salah satu dari empat produsen utama motherboard dunia yang berlangsung 15 November sampai 13 Desember 2009 sudah berakhir.

Dari keterangan resmi yang dirilis MSI, 21 Desember 2009, tercatat bahwa overclocker Indonesia dengan nick Hazzan berhasil menduduki peringkat pertama di sub kategori overclocking Core i5.

Hazzan berhasil mengumpulkan poin total 26. Catatan tersebut 4 poin di atas KkWong, overclocker asal Hong Kong, dan 6 poin di atas Miahallen, overclocker asal Jepang.

Selain menjuarai sub kategori overclocking sistem berbasis prosesor Core i5 dan chipset Intel P55, di awal kompetisi Hazzan juga berhasil memecahkan rekor dunia untuk performa prosesor Core i5 750. Atas prestasinya, Hazzan menerima hadiah senilai 1.000 dolar AS.

MSI menyebutkan, selama kompetisi berlangsung, tercatat sebanyak 21 rekor dunia overclocking berhasil dipecahkan oleh overclocker yang memanfaatkan platform berbasis chipset Intel P55.

VIVAnews