0

Komik baru Dr. Vee "Cornu Comica" ludes dalam sehari

http://img.antaranews.com/new/2012/09/thumb/20120901vivian_wijaya.jpgJakarta - Sekitar 200 eksemplar komik terbaru berjudul "Cornu Comica" karya Vivian Wijaya yang diluncurkan pada hari pertama Anime Festival Asia Indonesia 2012 habis terjual dalam waktu sehari.

Vivian, yang akrab dipanggil Dr. Vee ini mengatakan dirinya tidak sempat mempersiapkan stok baru untuk dijual pada hari kedua Anime Festival, Minggu.

"Saya telpon percetakan, katanya tidak sempat," kata Vivian.

"Cornu Comica" berisi kompilasi cerita fantasi yang dibuat Vivian saat berada di Jepang. Komik yang baru pertama kali dirilis pada ajang AFA itu dibuat dalam dua bahasa.

"Jadi ini bukunya bilingual, bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin dalam satu buku," ujarnya.

Lebih lanjut Vivian mengatakan belum mengetahui kapan komik terbarunya tersebut mulai dijual di toko  buku.

Vivian tampil sebagai tamu spesial di Anime Festival Asia Indonesia 2012. Ia berbagi kisah saat mulai merintis karir sebagai komikus Indonesia.

Dr. Vee memulai debutnya sebagai komikus di Indonesia dengan mengeluarkan karya berjudul "Pram Banana" yang diterbitkan pada 2008.(nan)

(Antara)
0

Timor Leste Pesan Panser dari Pindad

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4pFC_ZxiEymBV4u_MLzLwhzhFxkibwnoNI8rvYenm98r-O1Zozm0DzBbpLy30tQ13hAomdJC2yIQLNjxbgDUOXn6sZESBVvPxyHsgxnRvPBibc02bCwdGaIqQ9uBllc__laS09xPefW2q/s280/PNTL.jpgPindad pernah memamerkan rancangan panser 4x4 untuk Kepolisian Timor Leste (Foto : elang-guntur)

Jakarta - Timor Leste akan memesan panser atau tank dari PT Pindad Persero pada tahun ini. "Saat ini masih proses negosiasi, tinggal penyelesaiannya," kata direktur utama Pindad, Adik Avianto, Sabtu 1 September 2012.

Ia akan berangkat ke Timor Leste pada 12 September 2012 mendatang bersama tim perusahaan untuk menandatangani surat perjanjian dengan delegasi Timor Lester. Menurut Adik, Kementerian Pertahanan dan Kementerian Keuangan telah setuju dengan rencana ekspor panser.

Setelah penandatanganan, proses selanjutnya adalah membicarakan perjanjian pembayaran. Nantinya negara tersebut membayar secara kredit ke Bank Mandiri. Mengenai nilai pembelian, Adik belum bisa menjelaskan. Sebabnya, "Timor Leste belum memastikan jenis panser yang dipesan. Jadi tergantung kebutuhan," Adik berujar. Begitu juga dengan jumlah yang akan dipesan.

Harga panser dengan jenis 4x4 atau yang biasa digunakan pada medan ringan, seperti perkotaan, per unitnya senilai Rp 4 miliar. Namun harga akan naik jika ditambahkan dengan asesoris seperti senjata atau kamera pengintai. Sedangkan panser bagi medan berat, atau jenis 6x6 harga per unitnya Rp 8 miliar.

0

Lima Tahun Lagi, RI Mandiri Satelit

Setelah A2, LAPAN siap meluncurkan satelit A3 dan A4.

Model Satelit A2 buatan LAPAN
Model Satelit A2 buatan LAPAN
Setelah mengembangkan satelit A2 yang seluruh tahapnya dilakukan di dalam negeri, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mempersiapkan pembangunan satelit A3 dan satelit A4. Upaya ini merupakan langkah LAPAN dalam mewujudkan pembangunan satelit yang mandiri. Ketua Pusat Satelit LAPAN, Suhermanto, menyebutkan, satelit A2 merupakan progres lanjut dari Satelit A1-Tubsat. Sebelumnya, A1-Tubsat merupakan satelit yang dikembangkan melalui tahap transfer pengetahuan dari luar negeri.

"Tubsat semua dilakukan di luar negeri (Berlin), dan kami mengikuti konsep mereka. Nah, sekarang A2 kami bawa seluruhnya di dalam negeri. Pengujian, perancangan, operasi, dilakukan di dalam negeri," kata Suhermanto di sela paparan satelit A2 di Pusat Satelit LAPAN, Bogor, Jumat 31 Agustus 2012.

Satelit A3 yang akan menyusul diluncurkan pada 2014 direncanakan menggunakan perangkat lunak pendukung satelit yang dilakukan di dalam negeri. Untuk memenuhi ambisi itu, saat ini LAPAN sudah mulai mengawali dengan mengumpulkan komponen dan bahan pendukung pembuatan satelit A3 dan A4.

Suhermanto mengatakan, komponen satelit A2 hampir seluruhnya berasal dari luar negeri.

Sementara itu, Kepala Bidang Teknologi Bus Satelit, Robertus Haru Triharjanto, mengatakan, satelit A3 akan hadir dengan muatan kamera observasi bumi dengan kamera 4 band multispectral scanning yang berfungsi untuk memetakan klasifikasi tutupan lahan dan pemantauan lingkungan.

Kamera itu beresolusi 18 m dengan cakupan 120 km dan kamera resolusi 6 m dengan cakupan 12 km x 12 km. Satelit ini juga akan mengorbit 650 km.

"Jadi, bisa mengenali jenis dan umur tanaman yang disensor," ujarnya. Sama seperti A2, Satelit A3 yang berdimensi 50x50x70 cm akan menggunakan sensor AIS dan APRS.

Jika LAPAN sukses meluncurkan Satelit A3, pihak LAPAN akan segera melanjutkan pembangunan satelit khusus untuk operasional pada 2017 dengan menghadirkan Satelit A4.

Satelit ini disebut akan diaplikasikan khusus untuk kehutanan dan perikanan. Khusus untuk pengembangan satelit operasional, LAPAN memberikan sinyal akan menggandeng pihak luar negeri.

"Kami sedang jajaki kerja sama dengan Hokkaido University, Jepang," kata Suhermanto.

Ia menambahkan, dengan suksesnya peluncuran Satelit A2, LAPAN sudah bersiap untuk tahap penguasaan dan pengembangan satelit. Satelit A2 dan A3 masing-masing diprediksi beoperasi selama tiga tahun. (art)

 LAPAN Kejar Pembangunan Satelit, Ini Alasannya

LAPAN mengakui pembangunan satelit di Indonesia terbilang lambat.

ilustrasi peluncuran satelit
ilustrasi peluncuran satelit
Upaya pembangunan satelit dirintis Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) sejak meluncurkan Satelit A1-Tubsat pada awal tahun 2007 lalu. Pertengahan tahun depan, LAPAN akan segera meluncurkan satelit penerus A1, yakni satelit A2 di India.

Lalu dalam jangka empat tahun setelah meluncurkan satelit A2, LAPAN akan berencana akan meluncurkan dua satelit, satu satelit eksperimental dan satu satelit operasional. Langkah tersebut dilakukan untuk mewujudkan pembangunan satelit yang mandiri.

Ketua Pusat Satelit LAPAN, Suhermanto mengatakan, pola pembangunan satelit yang dijalani oleh Indonesia memang tergolong lambat. Hal ini diakibatkan dukungan industri teknologi pendukung satelit di Indonesia sangat kurang.

"Biayanya sangat mahal, perlu dukungan industri elektronika, logam yang bagus," kata Suhermanto di kantor Pusat Satelit LAPAN di Bogor, Jumat 31 Agustus 2012.

Ia membandingkan dengan Korea Selatan yang cepat dalam pembangunan satelit. Sebab, dukungan industri elektronikanya bagus.

Korea Selatan, lanjutnya, dalam waktu dekat, langsung dapat mengaplikasikan pengetahuan pembangunan satelit dari luar negeri. Bahkan Korea Selatan kemudian dapat meningkatkan kemampuan membuat roket sebagai wahana peluncur.

Selain problem industri pendukung, di Indoensia pembangunan satelit tekendala oleh regulasi frekuensi, baik itu di dalam negeri maupun frekuensi di luar negeri. Meski terbilang pembangunan satelit Indonesia lambat, tapi Suhermanto mengatakan pola yang dijalankan cukup sistematis dan mendapat pengakuan dari negara lain.

"Pembangunan satelit di sini dinilai baik. Mozambik, Malaysia dan Thailand mengakui pengalaman kita dalam pembangunan satelit," ujarnya.

Ia mengatakan pola pembangunan satelit Indonesia mempunyai visi penguasaan pembuatan satelit mandiri secara bertahap. Awalnya pembangunan satelit dilakukan dengan transfer pengetahun teknologi dari negara luar, kemudian berusaha membuat perangkat lunak maupun keras dari dalam negeri dan oleh para ahli dari Indonesia. "Setelah transfer teknologi, sistem yang ada di dalam satelit harus kita kuasai," ujarnya.

Sistem tesebut di antaranya adalah reaction wheel, star sensor (sebuah navigasi sikap satelit yang dapat menggerakkan kamera), kamera, PCDH (Payload Control Data Handling), transmitter, coding dan encoding dalam pengiriman data.

Dengan sering meluncurkan satelit ke orbit juga berarti Indonesia dapat mengisi slot di luar angkasa. Menurutnya, sangat rugi jika slot di luar angkasa tidak diisi. Sebab, nantinya slot akan dipenuhi oleh satelit dari negara-negara besar.

"Di slot orbit kan bayar, memang sudah diatur slotnya. Tapi kalau tidak dipakai, bisa hilang slot itu, kita harus rebut slot orbit," katanya. (eh)


 Luncur Tahun Depan, Ini Fungsi Satelit A2 LAPAN

LAPAN akan meluncurkan satelit ini di India.

Satelit Tubsat Lapan pernah mengambil citra Kawah Merapi
Satelit Tubsat Lapan pernah mengambil citra Kawah Merapi
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) siap meluncurkan satelit A2. Kelak, satelit ini akan menjalankan misi pengamatan bumi, pemantauan kapal dan komunikasi radio amatir pada pertengahan tahun depan.

Satelit ini merupakan suksesor satelit LAPAN sebelumnya, Satelit A1 Tubsat. Selain memiliki kemampuan memantau permukaan bumi melalui video survailence seperti dalam Satelit A1 Tubsat, dalam versi A2 ini ditambahkan sensor yang lebih, canggih yaitu receiver Automatic Identification System (AIS), muatan radio amatir melalui Automatic Posisition Reporting system (APRS) dan kamera video analog dan digital yang lebih baik.

Sensor Automatic Identification System (AIS) berfungsi untuk mendeteksi kapal laut yang melewati perairan Indonesia. Teknologi ini bahkan juga mampu mendeteksi potensi pencurian ikan di perairan Indonesia.

"Setiap kapal legal dilengkapi dengan transmitter, jadi terlacak posisinya," ujar Robertus Heru Triharjanto, Kepala Bidang Teknologi Bus Satelit, di Pusat Satelit LAPAN, Rancabungur, Bogor, Jumat 31 Agustus 2012. Untuk saat ini, semua transmitter kapal laut akan di-upgrade untuk menyesuaikan dengan sensor AIS.

Sementara sensor Automatic Posisition Reporting system (APRS) berfungsi menyediakan fasilitas komunikasi untuk bantuan mitigasi bencana melalui komunikasi teks dan suara via radio amatir.

"Misalnya terjadi bencana, dan komunikasi mati, data dari satelit ini memberikan bantuan komunikasi alternatif melalui radio amatir," tambahnya.

Dua kamera video yang dipasang dalam satelit ini mempunyai resolusi tingkat tinggi 6 m dengan jangkuan masing-masing 12 Km x 12 Km dan 3,5 Km x 3,5 Km. Satelit berdimensi kubus dengan ukuran 50x47x38 cm dan berat 78 kg ini akan diluncurkan melalui roket PSLV-C23 milik India pada pertengahan tahun depan.

"Dalam peluncuran nanti, satelit kita hanya piggy back (muatan roket) saja. Jadi kita menunggu muatan utama roket tersebut," kata Suhermanto, Kepala Pusat Satelit LAPAN.

Seluruh proses pembangunan satelit ini yang meliputi uji coba, desain, perancangan dan operasi dilakukan dari Indonesia. "Begitu diluncurkan kita akan pantau melalui tiga stasiun satelit LAPAN di Serpong, Bogor dan Biak (Papua)," katanya.

Satelit ini akan mengorbit pada ketinggian 650 Km dengan pola equatorial yang menyusuri wilayah RI sebanyak 14 kali, lebih sering jika orbit satelit polarial. "Jadi ini akan lebih optimal memantau wilayah perairan RI, kita juga lakukan optimalisasi kendali satelit agar lebih presisi," ucap Suhermanto.

Suhermanto juga menambahkan, untuk proses peluncuran sampai satelit lepas dari roket sudah diasuransikan. (umi)

0

IPB Hasilkan 510 Riset Inovasi

http://www.beritasatu.com/media/images//medium/15122011123408.jpg
Rektor IPB
Dari 510 inovasi, sebanyak 179 inovasi mendapat penghargaan dari Kementerian Riset dan Teknologi.

Institut Pertanian Bogor merayakan Dies Natalis ke-49 yang jatuh pada 1 September, hari ini.

Mengangkat tema Inovasi IPB untuk ketahanan pangan nasional, Dies Natalis IPB kali menghasilkan 510 inovasi baru.

"Selama 49 tahun IPB terus bergerak dan berinovasi. Memastikan benih yang ditanam petani kualitasnya bagus dan efisien. Selama ini IPB telah menghasilkan 510 inovasi baru," kata Rektor IPB Prof Herry Suhardiyanto, usai upacara perayaan Dies Natalis di lapangan rektorat Andi Hakim Nasoetion Kampus Dramaga, Bogor, Jabar, hari ini.

Herry menyebutkan, dari 510 inovasi, sebanyak 179 inovasi mendapat penghargaan dari Kementerian Riset dan Teknologi. Dalam lima tahun berturut-turut, lanjut dia, inovasi IPB selalu mendominasi dalam penghargaan Hak Kekayaan Intelektual (HKI).

Rektor mengatakan, tantangan IPB kedepan adalah mewujudkan inovasi agar dapat dimanfaatkan masyarakat luas. "Memang baru 10 persen inovasi yang digunakan masyarakat. Kita mendorong agar dapat diwujudkan," ujar Herry.

Menurut Herry, salah satu kendalnya adalah adanya "miss" antara pengguna inovasi dan pembuat inovasi. Sehingga karya yang dihasilkan tidak seluruhnya diwujudkan.

Untuk mewujudkan itu, lanjut Rektor perlu adanya keberpihakan masyarakat khususnya generasi muda untuk menggunakan hasil-hasil karya dalam negeri.

"Jika kita bersama-sama berpihak pada karya sendiri, akan mendorong perbaikan penggunaan inovasi anak bangsa," katanya.

Di sisi lain Herry mengatakan, untuk mencapai swasembada pangan diperlukan kerja keras dan ketekunan. Indonesia sebagai bagian masyarakat dunia, berkewajiban meningkatkan ketahanan pangan.

"Kita (Indonesia) juga harus membantu negara lain yang kurang subur untuk mencukupi kebutuhan pangannya. Ini menjadi tantangan IPB ke depan agar dapat mendorong ketahanan pangan nasional," kata Rektor.

Sebelumnya, Majelis Wali Amanat Institut Pertanian Bogor mendorong inovasi yang telah diciptakan dapat direalisasikan untuk kehidupan masyarakat luas.

"MWA mendorong agar inovasi-inovasi yang telah dilahirkan IPB agar bisa diaplikasikan ke masyarakat sehingga lebih bermanfaat," kata Ketua Majelis Wali Amanat IPB, Prof Dr Ir Muhamad Achmad Chozin, MAgr.

(Berita Satu)
0

Pertamina Ekspor Pelumas ke Vietnam

JAKARTA - Pertamina Lubricants kembali memperluas daerah pemasaran dan penjualan pelumasnya di berbagai Negara. Pada 2012 ini, setelah Cina dan Australia Barat, Pelumas Pertamina menembus pasar Vietnam melalui segmen otomotif dan industri.

Menurut Vice President Corporate Communication Pertamina, Ali Mundakir pengiriman perdana melalui pelabuhan Tanjung Priok meliputi varian dari Pelumas Pertamina seperti Meditran SX, Mesran Series dan Turalik pada 30 Agustus 2012 lalu. "Diharapkan dalam tiga hari pelumas sudah sampai di pelabuhan Ho Chi Minh City, Vietnam," katanya, Sabtu (1/9).

Vietnam merupakan negara dengan potensi pertumbuhan ekonomi yang baik di kawasan Asia. Karena perubahan sistem ekonomi yang semula terpusat telah digantikan menjadi ekonomi pasar sosialis berorientasi industrialisasi nasional dan modern.

Akibatnya arus investasi asing semakin meningkat di Vietnam, apalagi dengan jumlah penduduk sekitar 80 juta orang akan menjadi captive market yang potensial. Namun keterbatasan kekayaan migas menjadikan Vietnam sangat tergantung kepada impor BBM dan Pelumas dari Thailand, Singapore dan beberapa perusahaan multi nasional yang membangun bisnis di Vietnam.

Maka, Pertamina Lubricants telah menunjuk perusahaan Indochina Petroleum Trading Joint Stock Company sebagai Distributor eksklusif di Vietnam. "Dengan network bisnis yang dimiliki, Pertamina yakin penetrasi Pelumas akan berhasil di Vietnam," ujar Ali lagi.

Ali optimis Pelumas Pertamina bisa diterima pasar Vietnam. "Apalagi pelumas ini merupakan yang terbaik dan memiliki harga yang kompetitif," tegasnya.

(Republika)
0

Dahlan Iskan Lirik Teknologi Nuklir

http://image.tempointeraktif.com/?id=123353&width=200Yogyakarta - Masih menggebu-gebu dengan teknologi kendaraan berenergi listrik, Menteri Badan Usaha Milik Negara, Dahlan Iskan menyatakan ketertarikannya dalam pengembangan teknologi nuklir.

Saat menjadi pembicara di sela Pelatihan Pembelajar Sukses Mahasiswa Baru (PPSMB) Fakultas Tehnik dan Fakultas Geografi UGM Jumat, 31 Agustus 2012, Dahlan mengatakan tertarik dengan jurusan teknik nuklir di Fakultas Teknik UGM yang sudah ada sejak akhir 1970-an.

Saking antusiasnya, bos Jawa Pos Grup ini sempat menyuruh mahasiswa baru jurusan teknik nuklir untuk berdiri supaya dia bisa menhitung jumlahnya.

"Kita sudah punya ratusan sarjana teknik nuklir, tapi belum punya teknologi nuklir yang bermanfaat untuk kebutuhan nasional," kata Dahlan.

Menurut dia, mahasiswa baru di jurusan teknik nuklir merupakan harapan Indonesia agar bisa memenuhi kebutuhan energi nasional.

Dahlan melanjutkan, dosen Teknik Nuklir UGM yang sekarang menjabat Direktur Batan Teknologi, Yudiutomo Imardjoko telah menemukan teknik pengayaan uranium sistem rendah yang hanya dimiliki Indonesia.

Teknik ini, kata Dahlan, berguna untuk produksi radio isotop dan dipakai untuk kebutuhan selain pembuatan senjata. "Nuklir adalah masa depan Indonesia untuk kebutuhan listrik dan kemandirian energi," ujar dia.

(Tempo.Co)
0

PT Pindad Mau Produksi Massal Motor Listrik

http://image.tempointeraktif.com/?id=134723&width=200Jakarta -PT Pindad Persero menyatakan produksi massal bagi motor listrik (mesin) bagi mobil listrik dilaksanakan tahun depan. "Harapan kami sekitar Oktober 2013,"ujar Direktur Utama Pindad, Adik Avianto, Sabtu, 1 September 2012.

Lamanya waktu yang dibutuhkan oleh perseroan disebabkan karena sebelum memproduksi massal dibutuhkan beberapa kali uji coba mesin. "Apalagi bahan baku komponennya masih impor, kami belum bisa memproduksi sendiri," ujarnya. Kini pihaknya masih mematangkan konsep sebelum memulai produksi massal.

Motor listrik berfungsi sebagai mesin penggerak mobil listrik yang terdiri dari baterai lithium dan magnet. Bahan baku magnet diimpor dari Cina dan lithiumnya berasal dari Amerika Serikat. Sekalipun bahan bakunya impor, motor liatrik diproduksi sendiri oleh Pindad.

Adik mengakui hambatan perusahaannya adalah importir Cina yang menolak menjual bahan baku magnet secara massal. "Mereka (importir) maunya menjual eceran, kami masih memikirkan solusi untuk ke depannya," ia mengatakan.

Pada awal Agustus lalu, uji coba dikakukan bersama dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan menggunakan prototip mobil buatan Pindad. Kata Adik, hal yang perlu dievaluasi adalah jenis baterai yang digunakan. Saat itu mesin masih menggunakan komponen aki lokal. Bobot baterai yang mencapai 289 kilogram, dinilai terlalu berat. Oleh karena itu diganti dengan lithium yang beratnya tak sampai 100 kilogram.

Uji coba berikutnya dilaksanakan pada 10 September mendatang. Namun dalam uji coba nanti, Pindad tidak turut mendampingi. "Kami hanya mengantarkan mesin beserta prototipnya ke kementerian," kata Adik.

Menteri BUMN, Dahlan Iskan, menunjuk PT Pindad yang merupakan produsen alutsista itu untuk memproduksi motor listrik, pada Juni lalu. Perusahaan itu dinilai berhasil memproduksi generator listrik pada 1980-an.

(Tempo.Co)
0

Kembangkan Motor Listrik, Dahlan Dibantu Ricky  

http://image.tempointeraktif.com/?id=126788&width=200Yogyakarta - Bicara mengenai Dahlan Iskan kini seolah tak bisa lepas dari kendaraan bertenaga listrik. Menteri Badan Usaha Milik Negara itu memang sedang gandrung dengan teknologi yang satu ini.

Lihat saja, baru-baru ini dia sempat menjajal mengendarai mobil listrik dari Depok ke kantornya di Jakarta. Sayang, lantaran baterai mobil belum terisi penuh, mobil listrik bercat hijau itu mogok di jalan.

Tapi Dahlan tak patah semangat. Saat menjadi pembicara di dua seminar berbeda di Fakultas Teknik dan Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, bos Jawa Pos Grup itu kembali mengingatkan mahasiswa untuk membuat inovasi di bidang teknologi.

"Misalnya mahasiswa teknik elektro, otomotif, atau kimia, kalau bisa menemukan teknologi baterai yang tahan lama karena bisa membantu pembangunan industri nasional untuk motor listrik," ujar Dahlan di hadapan ratusan mahasiswa baru Fakultas Tehnik UGM, Jumat, 31 Agustus 2012.

Dahlan menjelaskan, saat ini dia sedang membantu seorang putra Indonesia yang menjadi ahli perancang motor listrik lulusan Jepang. Kata dia, perancang motor listrik bernama Ricky itu tahun depan membutuhkan bantuan 1000 sarjana teknik otomotif dan elektro terbaik agar bisa mewujudkn rencana membangun pabrik motor listrik nasional. "Ricky masih sendirian sekarang," ujar Dahlan.

Kepada ratusan mahasiswa teknik yang hadir pada seminar itu, Dahlan berpesan supaya mereka nantinya bisa memenuhi kebutuhan mesin untuk industri nasional. "Kebanyakan sekarang masih impor," kata dia.

Dahlan menambahkan, nasionalisasi sudah dimulai di kementerian yang dipimpinnya saat ini dengan cara mulai dibangun pabrik gula yang 100 persen buatan Indonesia di sekitar Tawangmangu, Jawa Tengah.

Sedangkan di Pasuruan, Jawa Timur, sudah ada BUMN yang membuat mesin kondenser atau pendingin pembangkit listrik tenaga uap untuk ekspor.

(Tempo.Co)
0

Momentum N250

N-250 (Dok PT DI)
Prototipe pesawat yang murni buatan Indonesia mulai mengudara Agustus 1995. Sayangnya momentum penting itu kandas di tengah jalan dan menuju cul-de-sac (jalan buntu).

Tepat pukul 10.56 WIB tanggal 10 Agustus 1995, roda pesawat N250 Gatotkoco menyentuh landasan pacu Bandara Husein Sastranegara, Bandung. Ribuan pasang mata yang menyaksikan pendaratan mulus Gatotkoco merasa bangga dan tak kuasa menahan haru.

Suasana yang sama juga menyelimuti para enjinir, teknisi, dan ribuan pasang mata saat menyaksikan N250 lepas landas dan terbang ke langit biru. Demikian salah satu cuplikan tulisan laporan utama Angkasa edisi no. 12 September 1995.

 Sejarah perakitan

Lebih jauh, Angkasa juga memaparkan kilas balik pembuatan pesawat yang dilakukan 100% oleh teknisi Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN, sekarang PT Dirgantara Indonesia/ PTDI). Pemaparan program produksi N250 sebenarnya sudah dilakukan sejak 1987 namun dalam kalangan terbatas. Baru pada saat Direktur Utama IPTN BJ Habibie menandatangani perjanjian kerjasama pemasaran dengan Presiden Aero Militair (AMD-AB) Sergei Dassault dalam Pameran Kedirgantaraan di Le Bourget, Paris, 1989, N250 diumumkan secara luas.

N250 yang berpenggerak baling-baling itu diperkenalkan sebagai pesawat komuter 50 kursi dan akan menggunakan teknologi canggih yang masih dirahasiakan. Pesawat ini direncanakan terbang perdana pada 1995.

Survei dari sisi komersial, N250 juga dianggap sangat menguntungkan. Titik impasnya hanya 200 unit. Padahal keperluan domestik Indonesia saja bisa menyerap 400 unit. Pada acara di Le Bourget itu pula diumumkan bahwa maskapai Merpati Nusantara sudah memesan 65 unit dan Bouraq 62 unit. Saat itu N250 dihargai 10-11 juta dolar AS. Tak pelak, para pesaingnya, yakni Saab 2000, Dash 8, ATR-42, Fokker F50, Le-610G dan Il-114 segera menunggu dengan harap-harap cemas. Begitu yang ditulis di Angkasa waktu itu.

Pada tahun 1991, Habibie mengumumkan teknologi yang dirahasiakannya. Teknologi tersebut adalah fly-by-wire (fbw) yang saat itu hanya dipakai oleh dua pabrikan besar yaitu Boeing dan Airbus untuk pesawat-pesawat jet tertentu. Fbw adalah sistem pengontrolan pesawat yang sepenuhnya dilakukan oleh komputer. Pemakaian sistem ini untuk pesawat baling-baling dianggap sebagai ide gila. Namun Habibie jalan terus.

Dalam perjalanan pengerjaan, pesawat ini mengalami beberapa perubahan. Desember 1991, rancang bangun N250 sedikit diubah. Sayap ekor pesawat yang semula low-tail (di bawah) diubah menjadi T-tail (di atas). Perubahan ini atas rekomendasi tim ilmuwan dari Puspitek, Serpong untuk optimalisasi kinerja pesawat.

Tahun 1993, prototipe 1 (PA-1) yang sudah setengah jadi menjalani pengujian di Pusat Uji Penerbangan (FTC). Pengujian dititik beratkan pada faktor aerodinamis, struktur, kontrol kemudi, proteksinya terhadap kilat, sistem hidrolik dan landing gear (roda pendarat).

Di tengah uji coba, Habibie melakukan gebrakan kembali. Habibie menyatakan pesawat akan diperbesar kapasitasnya dari 50 menjadi 70 kursi. Menurutnya, pasar di Asia Tenggara akan lebih besar pada pesawat berkapasitas ini. “Tak ada masalah dalam engineering-nya. Sayap dan mesinnya tetap, kecuali badannya saja diperpanjang dan landing gear diperkuat,“ ujarnya waktu itu.

Habibie juga menyatakan terobosan seperti itu biasa dilakukan Boeing dan Airbus. Dengan kata lain, hal itu tidak aneh dalam industri rancang bangun pesawat. Bahkan dengan mengembangkan kapasitas pesawat, pesaing N250 akan berkurang menjadi hanya dua. Yaitu ATR-72 dan ATP buatan British Aerospace.(Gatot R)

(Baca laporan lengkapnya pada Angkasa edisi Agustus 2012)
0

Peneliti Indonesia kembangkan peta posisi ikan

http://img.antaranews.com/new/2012/08/thumb/20120831peta_perkiraan_ikan.jpgJakarta - Para peneliti di Indonesia terus mengembangkan teknologi yang memudahkan nelayan, salah satunya dengan membuat peta perkiraan daerah penangkapan ikan (PPDPI) yang dipublikasikan setiap hari.

"Peta perkiraan ini menggunakan pendekatan remote sensing yakni memanfaatkan data satelit penginderaan jauh," kata Dr Agus Setiawan, Kepala Balai Penelitian dan Observasi Laut (BPOL) Badan Litbang Kelautan dan Perikanan.

Lebih lanjut Agus menjelaskan bahwa penelitian peta perkiraan daerah penangkapan ikan disusun sejak 2005 berdasarkan tiga indikasi yaitu suhu permukaan air laut, ketersediaan klorofil A atau pitoplankton, dan altimetri atau tinggi muka laut.

"Peta ini utamanya memperkirakan keberadaan ikan-ikan pelagis seperti tuna sirip kuning, cakalang, dan lemuru," kata pria yang pernah berkarir di BPPT itu.

Peta perkiraan posisi ikan pelagis dibagi menjadi tiga kelas, yaitu peta nasional, peta untuk pelabuhan, dan peta untuk wilayah khusus.

Peta nasional dirilis tiga kali seminggu, tiap hari Senin, Rabu, dan Jumat. Sementara peta untuk pelabuhan disebarkan ke 11 pelabuhan di Indonesia setiap hari. Demikian pula peta untuk wilayah khusus yaitu Selat Bali, Laut Sawu, dan Kutai Kartanegara.

"Bagi nelayan yang tidak memiliki teknologi sonar dan sensor ikan di perahunya, mereka bisa meminta informasi kepada kami," kata Bambang Sukresno, salah seorang peneliti penyusun PPDPI.

Selain ditampilkan dalam website BPOL, PPDPI juga didistribusikan melalui e-mail dan fasilitas Interactive Voice Respond (IVR).

Untuk bisa mendapatkan PPDPI secara rutin melalui e-mail, para calon pengguna harus mengirimkan permintaan ke ppdpi_brok@yahoo.com.

Sementara itu, untuk mendapatkan PPDPI melalui fasilitas Interactive Voice Respond (IVR), para pengguna dapat menerima PPDPI secara otomatis melalui mesin faksimili dengan cara menelepon ke nomor 0365-44271.

Diseminasi informasi peta keberadaan ikan jenis pelagis ini juga mengandalkan kerjasama dengan pemerintah daerah setempat, kata Bambang.

"Kami telah melakukan sosialisasi dan kerjasama dengan beberapa pemerintah daerah, Indramayu salah satunya," ujar Bambang menjelaskan.

Pemda Indramayu, menurut Bambang, melaksanakan program Informasi Daerah Penangkapan Ikan (IDPI), sehingga nelayan bisa melihat informasi titik koordinat yang potensial banyak ikan ketika mereka berada di tempat pendaratan ikan (TPI).

BPOL yang terletak di Jembrana, Bali, adalah salah satu wadah pelaksanaan kegiatan-kegiatan  Southeast Asia Center for Ocean Research and Monitoring (SEACORM)

(Antara)
0

Tiga Misi Satelit Lapan A2

http://img.antaranews.com/new/2012/08/small/20120831masa_lapan_a2.jpgJAKARTA - Satelit Lapan A2 buatan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) yang akan diluncurkan pada pertengahan tahun 2013 dari India mengemban tiga misi utama, kata Direktur Pusat Teknologi Satelit LAPAN, Suhermanto.

Saat memberikan keterangan pers di Bogor, Jumat, Suhermanto mengatakan misi pertama satelit yang dibangun sejak tahun 2009 itu adalah memantau permukaan bumi dengan kamera video analog dan kamera digital beresolusi hingga enam meter dan cakupan area gambar 12 kilometer persegi.

Misi keduanya, lanjut dia, membantu komunikasi teks dan suara untuk mitigasi bencana dengan aplikasi Automatic Position Reporting System (APRS) lewat frekuensi S-Band UHF.

Sementara misi ketiga satelit berdimensi 50 x 47 x 38 sentimeter itu adalah mendukung pengawasan wilayah maritim Indonesia dengan memanfaatkan data Automatic Identification System (AIS), terutama pemantauan lalu lintas kapal laut yang mempunyai perangkat transmisi data.

"Kapal-kapal niaga dengan bobot lebih dari 100 ton diwajibkan mengirim identitas mereka," kata Kepala Bidang Teknologi Bus Satelit Pusat Teknologi Satelit LAPAN, Robertus Heru Triharjanto tentang misi ketiga Lapan A2.

Heru memperkirakan satelit berbobot 78 kilogram itu dapat digunakan selama tiga tahun dengan lintasan orbit berinklinasi 6-8 derajat dekat garis ekuator.

"Yang membatasi umur satelit adalah daya tahan kameranya. Satelit Tubstat yang diperkirakan hanya berusia tiga tahun sejak 2007 saja masih dapat dioperasikan," kata Heru.

Satelit Lapan A2 yang disebut lebih baik dibanding satelit Lapan A1 atau Tubstat memiliki sistem pengendalian orbit satelit lebih tepat untuk menghasilkan gambar yang lebih rinci.

(Republika)
0

Komponen Satelit Lapan A2 90 persen impor

Jakarta - Sebanyak 90 persen komponen Satelit Lapan A2 ciptaan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) masih didatangkan dari luar negeri atau impor, demikian dikatakan Direktur Pusat Teknologi Satelit LAPAN, Suhermanto. "Komponen yang didatangkan dari luar negeri umumnya elektronika seperti chip, sensor, transmitter, termasuk logam dan kamera," kata Suhermanto di sela-sela jumpa pers di Pusat Teknologi Satelit LAPAN Bogor, Jumat.

Suhermanto mengharapkan industri elektronika di Indonesia mampu mendukung teknologi pembuatan satelit sehingga LAPAN hanya perlu mendesain dan menguji komponen satelit.

"Target (peluncuran Lapan A2) semula (pada) 2012..kami terkait pengujian," kata Suhermanto tentang satelit yang mulai diproduksi sejak 2009 itu.

Terkait peluncur, Suherman mengatakan satelit yang akan dikendalikan dari stasiun bumi Rumpin Serpong Tangerang, Rancabungur Bogor, dan Biak Papua itu menumpang roket PSLV-C23 milik Sriharikota India.

"Muatan utama roket (PSLV-23) itu adalah satelit Aerosat dengan misi astronomi yang berbobot lebih dari 600 kilogram," kata Suherman.

Dalam roket itu, lanjut Suherman, terdapat ruang untuk satelit-satelit kecil berbobot kurang dari 100 kilogram yang disebut 'piggybac'.

"(Peluncuran satelit) kita menunggu (kesiapan) muatan utama. Jadi, kita sudah harus siap sebelum satelit utama itu," kata Suherman.

Suherman mengatakan biaya peluncuran satelit Lapan A2 sekitar separuh dari harga normal peluncuran satelit utama yang mencapai 10ribu dolar AS per kilogram dan belum termasuk asuransi.(I026) 

0

Merpati pakai pesawat PT DI untuk penerbangan perintis

Bandung - PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) akan menggunakan pesawat N-212 buatan PT Dirgantara Indonesia (PT DI) untuk pelayanan penerbangan perintis di sejumlah wilayah, terutama di kawasan timur Indonesia.

"Kami pesan 50 pesawat N-212 Cassa buatan PT DI. Rencananya sudah ada yang dioperasikan tahun 2012 ini untuk penerbangan perintis di lapangan terbang berlandasan pacu pendek," kata Direkrur Utama PT MNA Rudy Setyopurnomo di Bandung, Kamis.

Menurut dia, pesawat-pesawat bikinan PT DI akan menggantikan peran pesawat-pesawat Merpati yang saat ini dioperasikan untuk melayani rute penerbangan perintis.

Pesawat-pesawat itu juga akan dioperasikan untuk menerbangi rute jalur perintis baru yang akan dibuka.

Lebih lanjut Rudy menjelaskan, sebelumnya Merpati telah mengoperasikan delapan pesawat N-212 dan 15 unit CN-235 produksi PT DI untuk melayani sejumlah rute penerbangan di Indonesia.

"Pesawat N-212 itu multiguna bisa dimodifikasi untuk jenis N-219 juga. Bisa untuk penumpang dan juga angkutan barang. Cocok untuk lapangan terbang berlandasan pacu pendek," katanya.

Ia menambahkan, PT DI akan memenuhi pesanan pesawat dari maskapai penerbangannya setiap tahun sesuai kebutuhan.

"Pokoknya terus sesuai dengan kebutuhan, PT DI mampu membuat pesawat itu dan pasti akan bisa memenuhi kebutuhan yang kami," katanya.(S033)

0

Ilham Habibie: Ide Bangun Regio Prop Sejak 2004

 Pesawat Regio Prop akan mulai menjelajah langit pada 2018.

Ilham Habibie: Ide Bangun Regio Prop Sejak 2004
Ilham Habibie
Ide untuk membangkitkan kembali pesawat N-250 melalui pesawat Regio Prop ternyata sudah dimulai sejak 2004. Pesawat Regio Prop itu diharapkan mulai menjelajah langit pada 2018.

Presiden Direktur PT Ilthabi Rekatama, Ilham Akbar Habibie, menjelaskan, pada akhir 2004, perusahaannya melalui Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mendapatkan donasi sebesar US$200 ribu untuk mengkaji kembali pesawat N-250 dari Islamic Development Bank (IDB).

"Studi berlangsung 1,5 tahun dan selesai pada awal 2006 untuk membangkitkan kembali N-250," kata Ilham saat berbincang dengan VIVAnews di kantornya, Jakarta.

"Pesawat itu harus banyak yang diubah, dan karena kami lihat tidak sama dengan yang lama, sehingga harus diberikan nama baru agar persepsi orang tidak melihatnya sebagai barang lama," tuturnya.

Pada waktu itu, dia menambahkan, Ilthabi Rekatama mempekerjakan konsultan asal Amerika Serikat untuk mensurvei pasar pesawat turboprop. Hasilnya, pada waktu itu, pasar sangat positif dengan kehadiran pesawat turboprop baru, mengingat pesawat-pesawat sejenis masih menggunakan model lama seperti Dash-8 dan ATR72.

Survei pada waktu itu, menurut Ilham, menunjukkan bahwa pesawat propeller berkapasitas 50-70 penumpang sangat diminati. Namun, dengan perkembangan waktu, minat pasar akan bergeser ke pesawat propeller berkapasitas 70-90 penumpang.

"Studi tersebut menyatakan pada 2004 ke atas, yang menarik adalah pesawat prop based dengan seat 50-70 penumpang," ujarnya. "Kalau kami melakukan hal yang sama pada 2012, hasilnya beda. Karena hasilnya beda, seat-nya diubah menjadi 70 hingga 90 penumpang," tuturnya.

Dalam rentang waktu 2006-2012, Ilham melanjutkan, Ilthabi Rekatama fokus mencari dana untuk membangun pesawat Regio Prop. Karena untuk mendesain dan membangun sebuah pesawat propeller baru membutuhkan dana hingga US$500 juta.

Ia menargetkan, pada 2013, perusahaan sudah mulai penuh bekerja dan dalam waktu lima tahun mendatang, Regio Prop sudah mulai diproduksi. "Kami masih menggalang dana dan akan mulai full kerja pada 2013. Maka itu, pada 2018, Regio Prop sudah dapat diproduksi," tutur Ilham. (art)
0

Satelit LAPAN-A2 Siap Diluncurkan

Satelit LAPAN-A2 Siap DiluncurkanIni adalah hasil pencitraan dari satelit Lapan A1 yang bakal diganti oleh Lapan A2 dan Lapan A3.

Bogor - Satelit buatan dalam negeri, LAPAN-A2 atau LAPAN-ORARI telah selesai dibangun dan siap diluncurkan. Kepala Pusat Teknologi Satelit LAPAN, Ir Suhermanto Msc, mengatakan peluncuran satelit tersebut akan dilakukan pada pertengahan 2013 menggunakan roket India Dairi Sriharikorta.

Pembangunan satelit pemantau (surveilance) ini merupakan pengembangan satelit sebelumnya, satelit LAPAN-A1 atau LAPAN-TUBSAT yang juga diluncurkan dari India pada tahun 2007 lalu dan masih beroperasi hingga saat ini. "Padahal diperkirakan usia LAPAN-A1 hanya mencapai dua tahun," ujar Suhermanto di Pusat Teknologi Satelit LAPAN, Kecamatan Rancabungur, Bogor, Jawa Barat, Jumat (31/8).

Suhermanto menuturkan, terdapat perbedaan antara satelit LAPAN-A1 dengan satelit LAPAN-A2. Pembuatan satelit LAPAN-A1 dilakukan bekerja sama dengan Technische Universitat Berlin di Jerman dan dikerjakan langsung oleh para peneliti dan perekayasa LAPAN. Sedangkan satelit LAPAN-A2 dari perancangan hingga pembuatannya dilakukan di Pusat Teknologi Satelit LAPAN di Rancabungur, Bogor.

Suhermanto menjelaskan satelit LAPAN-A2 dirancang untuk tiga misi yaitu pengamatan bumi, pemantauan kapal, dan komunikasi radio amatir. "Satelit ini memiliki sensor Automatic Identification System (AIS) yang dapat mengidentifikasi kapal layar yang melintas pada wilayah yang dilewati oleh satelit LAPAN-A2. Dengan demikian, LAPAN-A2 bisa digunakan untuk memantau lalu lintas wilayah laut Indonesia," jelas Suhermanto.

Satelit yang memiliki bobot 78 kilogram ini direncanakan mengorbit pada ketinggian 650 kilometer. Pada orbit tersebut, satelit pemantauan bumi pertama di dunia yang memiliki orbit ekuatorial ini akan melintasi wilayah Indonesia secara diagonal sebanyak 14 kali sehari dengan durasi melintas sekitar 20 menit. "Pada orbit tersebut, AIS LAPAN-A2 mampu mendeteksi dengan radius lebih dari 100 kilometer dan mampu untuk menerima sinyal dari maksimal 2000 kapal dalam satu daerah cakupan," ujar Suhermanto.

0

Peluncuran KRI Klewang 625 Trimaran

 Kapal Perang yang Diklaim Terinovatif Diluncurkan di Banyuwangi

Banyuwangi: Sebuah kapal perang yang diklaim terinovatif di dunia diluncurkan PT Lundin Industry Invest di Selat Bali, Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (31/8). Kapal bernama KRI Klewang ini diklaim menggabungkan sejumlah kecanggihan teknologi sehingga memiliki berbagai keunggulan. KRI Klewang akan melengkapi alat utama sistem persenjataan (alutsista) milik TNI Angkatan Laut.

KRI Klewang diproduksi di Banyuwangi. Pemilik PT Lundin Industry Invest, Lizza Lundin, mengatakan Banyuwangi dipilih sebagai tempat produksi kapal karena ingin membangun kampung halamannya itu. "Saya orang Banyuwangi. Lokasi ini sangat baik untuk riset pembuatan kapal," kata Lizza.

Bentuk kapal cukup unik. Ini merupakan hasil kolaborasi riset desain dan pengembangan antara PT Lundin dengan arsitek kapal dari Selandia Baru selama dua tahun. Kapal memiliki stabilitas amat baik. Rancangan lambung dibuat dangkal. Kapal didesain untuk bisa berpatroli di pesisir yang panjang.

Bentuk lambung kapal dirancang sedemikian rupa agar kapal dapat melaju dengan kecepatan tinggi namun tetap memperhatikan kemampuan kru. Kapal dapat beroperasi di laut curam dan pendek yang merupakan karakterisktik garis pantai di kepulauan Indonesia.

Kontruksi kapal menawarkan beberapa keunggulan. Di antaranya KRI Klewang ini lebih ringan, efisien biaya perawatan, kemampuan tidak terdeteksi oleh radar, tingkat akurasi geometris yang tinggi, tidak mengandung unsur magnet, tingkat deteksi panas dan suara yang rendah.

KRI Klewang juga menyediakan ruang akomodasi untuk 29 kru kapal pada tiga lantai dek. Kapal dilengkapi fasilitas dan peralatan untuk penerjunan pasukan khusus. Kapal juga dipersenjatai berbagai tipe sistem rudal. Rudal dilengkapi sensor yang dapat ditempatkan di bagian tertinggi atas dek kapal. Ini memberikan kemampuan penglihatan penembakan yang sangat baik. Kesemua hal itu tidak mengurangi stabilitas kapal.

PT Lundin Industry Invest mengaku belum menemukan kendala dalam produksi kapal. Lizza Lundin mengaku memperoleh kemudahan dari pemerintah dalam produksi kapal. KRI Klewang masih mengalami pengembangan dan akan dioperasikan pada 2013 mendatang.(Wtr1)(MetroTv)

 TNI AL Luncurkan Kapal Siluman Tercanggih se-ASEAN

Jakarta - TNI Angkatan Laut akan tampil lebih disegani di lautan dunia. Korps Baju Putih itu akan diperkuat kapal patroli cepat rudal Trimaran bernama KRI Klewang. Hari ini (31/8) kapal itu akan tampil perdana di depan umum.

“Selama ini proses pembuatannya rahasia, karena ini kapal siluman, anti deteksi radar,” ujar Andi Luqman Contract Manager PT Lundin Banyuwangi pada Jawa Pos (Grup Sumut Pos) kemarin.  Kapal perang trimaran sepanjang 63 meter merupakan kapal perang paling canggih dari semua jenis kapal perang yang dikembangkan di Asia Tenggara.

Bentuk lambung yang radikal memungkinkan kapal ini menembus gelombang dengan stabil. Kapal ini dibangun menggunakan material komposit serat karbon yang memanfaatkan vacuum infusion process dan resin vinylester. “Metode ini menghasilkan struktur lebih kuat, dengan biaya operasional dan pemeliharaan yang efisen,” jelas Andi.

Arti Trimaran sendiri adalah kapal multihull atau berlambung lebih dari satu. Yaitu terdiri dari lambung utama yang disebut VAKA dan dua lambung kecil atau cadik yang menempel di kanan dan kiri lambung utama yang disebut AMAS.

Jadi memang desain kapal perang Trimaran diambil dari perahu bercadik yang banyak dijumpai di kepulauan Pasifik. Selama ini kapal perang konvensional selalu berlambung tunggal atau monohull yang sulit bila harus berlayar di perairan dangkal dan mudah tenggelam. Namun tidak dengan desain multihull seperti trimaran. Banyak keunggulan yang ditawarkan dengan konsep multihull itu sendiri.

Diantaranya mampu berlayar di laut dangkal, mempunyai kecepatan lebih kencang daripada kapal sejenis yang memakai satu lambung. Lebih ringan, stabil dan tentunya susah untuk tenggelam.(rdl/jpnn)(Sumut Pos)

 Video Peluncuran KRI Klewang :


 Berikut Foto KRI Klewang 625 :


.
Foto diposkan oleh formil kaskuser
0

Presiden Usulkan Kenaikan Anggaran Riset

PRESIDEN Susilo Bambang Yudhoyono mengusulkan penambahan anggaran riset dan pengembangan teknologi yang relatif cukup besar untuk tujuan tertentu. Tujuannya adalah untuk mengembangkan transportasi yang ramah lingkungan dan hemat bahan bakar.

Selain itu, untuk melaksanakan riset dan pengembangan berkaitan dengan produktivitas tanaman. “Kedelai kita masih impor terlalu banyak. Daging sapi juga demikian. Untuk sementara beras dan jagung, insya Allah kita makin mandiri, tapi kita ingin percepat. Dengan penelitian, pengembangan dan inovasi, kita berharap pangan kita aman,” kata Presiden pada acara puncak Peringatan Hari Teknologi Nasional di Gedung Merdeka, Bandung, Kamis (30/).

Presiden menyatakan tidak keliru kalau disiapkan anggaran yang besar khusus untuk target riset pengembangan dan inovasi, utamanya pangan dan energi.

Presiden berharap usulan tersebut mendapat dukungan dari DPR. "Mudah-mudahan DPR mendukung apa yang saya usulkan itu karena tujuannya jelas untuk rakyat dan negara kita dan untuk kemandirian energi dan pangan," katanya.

0

Menristek: PPTI-O Strategis untuk Wujudkan Industri Otomotif Nasional

PUSAT Pengembangan Teknologi dan Industri Otomotif (PPTI-O) yang akan segera dibentuk pemerintah dinilai sangat strategis karena berfungsi mengintegrasikan, mensinergiskan, dan mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan nasional untuk mewujudkan industri otomotif nasional yang mandiri. Demikian dikatakan Menteri Riset dan Teknologi, Gusti Muhammad Hatta pada acara Puncak Peringatan Hari Teknologi Nasional di Bandung, Kamis (30/8).

"PPTI-O diperlukan untuk mendukung industri otomotif karena industri ini sangat kompleks dan membutuhkan penanganan yang komprehensif dan berkelanjutan, "katanya.

Dikatakan Menristek, untuk membentuk PPTI-O tersebut, telah dilakukan rapat koordinasi di kantor Menteri Koordinator Perekonomian dan kemudian dan selanjutnya dibentuk tim koordinasi antar berbagai pemangku kepentingan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Riset dan teknologi serta pihak industri otomotif.

Untuk mendukung terciptanya industri otomotif nasional, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga telah menerbitkan Roadmap Pengembangan Mobil Listrik Nasional yang bertujuan untuk mengembangkan sistem transportasi ramah lingkungan dan berkelanjutan, kemandirian industri otomotif dan ketahanan nasional.

Menristek Gusti Muhammad Hatta mengatakan pada tanggal 26 Juni 2012, telah dilakukan peluncuran (launching) terhadap serangkaian acara Hari Teknologi Nasional dengan bidang utama fun-drive mobil listrik.

Pada Puncak Peringatan Hari Teknologi Nasional tersebut, juga diselenggarakan pameran mobil listrik. Mobil-mobil listrik yang dipamerkan merupakan karya anak bangsa inovator mobil listrik, antara lain Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) serta sejumlah perguruan tinggi negeri seperti Universitas Indonesia, Universitas Gajah Madah, Institut Teknologi Surabaya, dan Universitas Negeri Sebelas Mares (UNS).

0

Pemerintah Gelontorkan Rp 40 Triliun untuk MRT di Jakarta

Pemerintah Gelontorkan Rp 40 Triliun untuk MRT di JakartaJAKARTA - Pemerintah berencana menganggarkan investasi sebesar Rp40 triliun untuk pembangunan "mass rapid transit" (MRT) di Jakarta.

Menurut Direktur Jenderal Kereta Api Kementerian Perhubungan Tundjung Inderawan, dana pembangunan MRT ini berasal dari APBN. MRT ini bertujuan untuk mengurangi kemacetan jalan dan mendukung pertumbuhan ekonomi di Jakarta, serta meningkatkan kualitas lingkungan hidup.

"Dananya sepenuhnya berasal dari APBN dan diimplementasikan oleh pemerintah daerah," kata Tundjung pada acara Indonesia International Infrastructure Conference and Exhibition 2012 di Jakarta, Kamis.

Ia memaparkan pembangunan MRT di Jakarta dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama, rute Lebak Bulus-Bundaran HI dengan pengerjaan dimulai awal 2013 hingga akhir 2016, yang diperkirakan sepanjang 15,1 kilometer

Tahap kedua, rute Bundaran HI-Kampung Bandan yang dimulai pengerjaannya awal 2014 hingga akhir 2018, sepanjang 8,2 kilometer.

Kepala Biro Humas PT MRT, Rega Chandra Gupta Sitorus, menambahkan tahap pertama pengerjaan proyek MRT diperkirakan menelan biaya Rp 15 miliar, yang termasuk pembangunan fisik, kereta, elektrikal, mekanikal dan konsultan.

Dalam tahapan ini, pihak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah memulai beberapa pekerjaan fisik berupa pelebaran jalan Fatmawati, pemindahaan utilitas, pemindahan Terminal Lebak Bulus, serta pemindahan Stadion Lebak Bulus.

"Diharapkan pekerjaannya selesai sebelum pembangunan dimulai," kata Rega. Ia memperkirakan tahap pertama ini membutuhkan pasokan listrik sebesar 60 MVA, yang berasal dari PT Perusahaan Listrik Negara Persero. Untuk itu, MRT dan PLN sudah melakukan penandatanganan nota kesepahaman.

"Kami mengharapkan pemancangan tiang pertama (ground breaking) dapat dilaksanakan pada akhir 2012 atau awal 2013," tuturnya.

Selanjutnya, pihaknya akan mengumumkan pemenang tender pekerjaan pembangunan proyek MRT pada pertengahan September atau Oktober 2012.

Diakuinya, dana pembangunan MRT ini akan berasal dari pinjaman luar negeri, yakni Japan International Corporation Agency (JICA).

0

FOTO KRI Klewang 625 Trimaran





Ilustrasi Trimaran

Spesifikasi KCR Trimaran :

Panjang : 62.53 m
Berat : 53.1 ton
Kec : 16/30 knots

Didesain sebagai kapal modern tiga lambung berbahan komposit dengan kecepatan tinggi yang ekonomis di laut dan berpeluru kendali C-705. Merupakan kapal trimaran berpeluru kendali pertama TNI.
 TNI AL Luncurkan Kapal Cepat Rudal Trimaran

KALIPURO – Proses pembuatan kapal cepat rudal (KCR) Trimaran milik TNI AL sudah rampung. Kapal canggih yang diproduksi PT. Lundin Industry Invest, Kelurahan Klatak, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi itu akan diluncurkan Jumat besok (31/8).

Dalam peluncuran armada baru TNI AL yang diberi nama KRI Klewang itu akan hadir sejumlah perwira tinggi dari mabes TNI AL. Kapal KCR Trimaran merupakan pesanan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) RI untuk memperkuat armada TNI AL.

President Director PT. Lundin Industry Invest, Mr. John Lundin menjelaskan, KRI Klewang memiliki desain termutakhir yang dibuat berdasar model Trimaran atau kapal berlunas tiga. Bahan dasar yang digunakan adalah composite material dan memiliki panjang 63 meter.

KRI Klewang, jelas Lundin, tergolong salah satu dari kapal terbesar berlunas banyak yang dibuat di kawasan Asia Tenggara. Dengan bentuk lunasnya yang radikal, kapal itu dapat melaju dengan kecepatan maksimum lebih dari 30 knots. “Kapal ini dapat menembus ombak lautan sampai setinggi enam meter,” jelas Lundin.

Salah satu kemampuan KRI Klewang yang diunggulkan dan dibanggakan adalah stealth. Kapal ini didesain khusus agar tidak terdeteksi oleh radar manapun. Sebab, desain KRI Klewang unik dan bahan dasarnya adalah carbon fiber.

Carbon fiber memiliki karakteristik unik, yaitu tidak menginduksi panas dan lebih kuat daripada baja tapi lebih ringan. “KRI Klewang layak menjadi kebanggaan rakyat Indonesia sebagai salah satu alutsista andalan yang diproduksi industri pertahanan nasional,” tegas Lundin bangga.

Komandan Pangkalan TNI AL Banyuwangi, Letkol Muhammad Nazif menambahkan, KRI Klewang merupakan satu-satunya kapal cepat combatan TNI AL yang menggunakan bahan composite. Tugas utama yang akan diemban kapal itu adalah sebagai kapal cepat rudal yang mampu melaksanakan operasi keamanan laut dan tempur laut. “Tugas tambahannya, patroli keamanan laut, pengamanan sumber daya alam dan objek vital di laut,” katanya.

KRI Klewang bisa melaksanakan patroli keamanan laut dengan kecepatan ekonomis dan operasi terus-menerus di daerah selama 10 hari. Selain itu, KRI Klewang juga mempunyai kecepatan tinggi dan mampu melaksanakan operasi laut gabungan dengan berbagai tipe kapal lain. “Kapal itu juga meiliki peralatan modern dalam rangka klasifikasi target sasaran, observasi, dan identifikasi,” jelasnya.(afi/c1/aif)(Radar Banyuwangi)

Sumber Lundin Fan Page
diposkan Audryliahepburn, Kenyot dan Formil Kaskus
0

Melaju dengan Bus Listrik Nasional

Mobil listrik buatan nasional mengadakan fun drive pada peluncuran peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke 17 di Gedung BPPT, Jakarta Pusat, Selasa (26/6/2012). Mobil dengan kapasitas 17 orang ini mampu berjalan sejauh 150 kilometer dengan pengisian listrik 500 ampere.

Setelah sekian lama menjadi wacana, akhirnya Kementerian Riset dan Teknologi meluncurkan bus listrik nasional buatan Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronika LIPI pada 26 Juni 2012. Peluncuran bus listrik ini sekaligus menjadi penanda menyambut Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke-17 yang diperingati setiap 10 Agustus.

Kehadiran bus listrik nasional ini semakin melengkapi beragam riset terkait mobil nasional. Sebelumnya sempat bergaung cukup kencang mobil rancangan para pelajar SMK di Kota Solo.

Ketua tim riset bus listrik, Abdul Hapid, menjelaskan, bus listrik tersebut mampu membawa 15 penumpang dengan kecepatan maksimal 100 km per jam. Untuk bisa melaju sampai kecepatan maksimal membutuhkan energi 53 kWh. Sumber tenaga bus listrik tersebut ialah baterai litium buatan Amerika sebanyak 100 buah yang bisa diset untuk energi sebesar 7.000 watt.

"Mobil ini mampu berjalan sejauh 150 km dengan sekali pengisian baterai 500 ampere," terang Abdul Hapid.

Bus tersebut diklaim mampu menurunkan biaya operasional lebih dari 50 persen dan menurunkan biaya perawatan hingga 70 persen. Abdul menambahkan, prototipe minibus listrik nasional itu sebetulnya hanya salah satu rangkaian prototipe yang dihasilkan melalui proses pengembangan sejak 1997 lalu. Beberapa tahun sebelumnya juga telah dihasilkan prototipe mobil listrik Marlip dalam beragam tipe, prototipe mobil listrik konversi, dan mobil hybrid.

"Sekitar empat bulan lagi akan lahir lagi prototipe mobil hybrid eksekutif tujuh penumpang dengan desain table meeting dan sedan listrik untuk kendaraan dinas Menristek."

Kehadiran bus listrik ini membawa angin sejuk bagi industri otomotif dalam negeri yang ramah lingkungan. Bahkan pemerintah serius menargetkan pada lima tahun mendatang minibus listrik siap diproduksi massal.

"Prototipe sudah ada, market siap, teknologi juga siap. Targetnya lima tahun lagi sudah bisa diproduksi massal," jelas Staf Ahli Bidang Pertahanan dan Keamanan Kementerian Riset dan Teknologi Hari Purwanto.

Berdasarkan riset, bus listrik tersebut cocok untuk sarana transportasi di Surabaya, Medan, dan Jakarta. Bus warna merah terang ini telah mencuri perhatian para pengusaha otomotif nasional.

"Sudah banyak industri yang menanyakan dan melirik potensi mobil listrik yang tidak tergantung BBM ini," imbuhnya.

Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta yang ikut melakukan uji coba minibus listrik keliling Monas mendukung penuh riset ramah lingkungan ini karena sudah saatnya industri otomotif tidak tergantung produk asing dan BBM.

"Minibus listrik ini upaya nyata mengurangi kebutuhan energi nasional, terutama BBM, sesuai dengan arahan Presiden RI untuk menghemat energi," ujar Gusti.

Selain bus listrik, ada juga mobil listrik karya Dasep Ahmadi. Mobil rancangannya telah diuji coba oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan. Dahlan memuji mobil listrik karya Dasep Ahmadi ini cukup nyaman dikendarai.

Hadirnya bus listrik dan mobil listrik ini sesuai dengan keinginan pemerintah untuk membangun pusat pengembangan teknologi dan industri otomotif berbasis green car. Lewat pusat pengembangan teknologi dan industri otomotif alam dikembangkan tiga jenis mobil listrik, yaitu mobil minibus untuk angkutan umum, mobil untuk angkutan barang, dan mobil dalam kota (city car).

Mobil listrik nasional ini rencananya akan diproduksi 10.000 unit pada 2014. Sekaligus pemerintah akan menerbitkan peraturan pemerintah terkait insentif dan disinsentif yang bermanfaat ikut mendorong pengembangan mobil listrik nasional. Insentif yang diberikan seperti pembebasan pajak penjualan atas barang mewah, serta pembebasan bea masuk barang modal untuk komponen utama pengembangan mobil listrik seperti baterai.

Untuk mendukung rencana pemerintah, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) siap membangun stasiun pengisian listrik umum (SPLU). Untuk tahap awal ini PLN akan menyediakan 10 SPLU yang tersebar di Kantor Kemeterian BUMN (2 unit), Kantor Kementerian ESDM, Kantor Ditjen Ketenagalistrikan, PLN Bulungan Jakarta Selatan, PLN Mampang Jakarta Selatan, PLN Ciputat Tangerang, PLN Gambir Jakarta Pusat, dan PLN Tanjung Priok. Harga listrik dibanderol masuk nonsubsidi sekitar Rp 1.200 per kWh. Sedangkan harga jual mobil listrik diharapkan di bawah mobil pribadi sekitar Rp 50 juta hingga Rp 60 juta. 

(Kompas)

 Tahun 2014 Produksi Mobil Listrik Ditarget 10.000 Unit

JAKARTA--Pemerintah menargetkan mobil listrik bisa diproduksi secara massal dengan "road map" industri  pada 2014.

Untuk menjadi industri skala nasional pada 2014, akan diproduksi 10.000 unit mobil listrik.

"Saat ini, Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara, Kementerian Riset dan Teknologi, serta Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian Perindustrian tengah menggarap peta jalan atau `road map` industri mobil listrik nasional," kata Menteri Perindustrian M.S Hidayat di Jakarta, Rabu.

Penggarapan industrialisasi mobil listrik, menurut Hidayat, memasuki tahap pengembangan teknologi. "Para pengembang, yang terdiri atas akademisi, industri, serta badan usaha milik negara sedang mempelajari beberapa desain mobil listrik di sejumlah negara," ujarnya.

Pengamat otomotif Suhari Sargo berpendapat mobil listrik sulit bersaing dengan kendaraan berbahan bakar minyak karena belum memadainya infrastruktur penunjang.

"Dengan kapasitas baterai dan infrastruktur pengisian listrik yang belum tersedia, mobil listrik bisa disejajarkan dengan kelas mobil dalam kota dengan harga di bawah Rp200 juta. Selain itu, pasar mobil di Indonesia masih dikuasai kendaraan berbahan bakar minyak," katanya.

Meski proyek nasional ini sudah terlihat, tutur Suhari, namun masih ada beberapa kendala yang berpotensi menghambat. "Selain belum ada rancangan baterai yang mumpuni, harga jual mobil listrik diperkirakan lebih mahal dibanding kendaraan sekelasnya," ujarnya.