London (ANTARA News) - Sebanyak 20 dari 210 karya tulis abstract mahasiswa Indonesia dari seluruh penjuru dunia yang berhubungan dengan enerji terbarukan dipresentasikan dalam Temu Ilmiah Internasional Mahasiswa Indonesia (TIIMI), yang diadakan Perhimpunan Pelajar Indonesia di UK (PPI UK) untuk ke 11 kalinya di KBRI London, selama tiga hari pekan silam.

Dari segi kualitas karya ilmiah dan poster, yang diterima panitia TIIMI 2011 , mahasiswa Indonesia menunjukkan kemampuan dalam mempresentasikan enerji terbarukan, ujar Dr. Dessy Irawati, dari Universitas Newcastle, Ilmuwan wanita yang menjadi ketua board of reviewers kepada ANTARA London,Jumat.

"Kami berhasil menarik extended abstract sebanyak 210 karya tulis dari seluruh penjuru dunia dan akhirnya 20 karya ilmiah dan 10 poster terpilih setelah menjalani proses review yang lebih sulit dan ketat daripada TIIMI tahun-tahun sebelumnya," ujar Dessy pengajar di Sekolah Bisnis Universitas Newcastle, Inggris.

Dikatakannya board of reviewers yang beranggotakan 10 orang dengan menerapkan sistem semi double blind, suatu sistem yang sudah lumrah untuk menyaring dan mereview jurnal untuk skla international.

Pendekatan Science Bazaar dalam TIIMI 2011 dengan tema "Sustaining Renewable Energy in Indonesia: Challanges and Opportunities from Multidiciplinary Perspectives," memberikan kesempatan kepada peserta dan presenter berinteraksi langsung dengan ilmuwan Indonesia dari berbagai Negara serta pembicara.

Panitia TIIMI 2011 mengundang Prof. Ali Sayigh yang juga merupakan founder dari World Renewable Energy Network, Direktur dari World Renewable Energy Congress di Inggris, serta Dendy Kurniawan PT Geo Dipa Energy, Indonesia.

Ketua Panitia Temu Ilmiah Internasional Mahasiswa Indonesia (TIIMI) 2011, Kevin S. Widjaja, kepada ANTARA London, mengatakan secara keseluruhan, acara TIIMI 2011 berjalan lancar dan sukses dibandingkan dengan pelaksanaannya tahun lalu.

Bahkan Dessy Irawati sebagai ketua Board of Reviewer TIIMI 2011 menyatakan puas dengan kinerja panitia TIIMI 2011 dan mengharapkan performanya dapat ditingkatkan setiap tahunnya, ujar mahasiswa di Cambrige.

Selama tiga hari acara TIMI, diikuti sebanyak 160 peserta, Prof. Ali Sayigh, founder dari World Renewable Energy Network menyampaikan secara umum renewable energy, alternatif apa saja yang sudah diaplikasikan oleh Negara-negara di dunia.

Menurut Prof Ali Sayigh, berbagai Negara-negara yang sudah mulai memanfaatkan renewable energy secara serius. "Indonesia seharusnya sudah mampu untuk mengeksploitasi sumber-sumber energy terbarukan ini," ujar Prof. Ali Sayigh.

Dalam acara TIIMI 2011 yang dibuka Kuasa Usaha Ad Interim KBRI London, Herry Sudradjat, Atase pendidikan KBRI London T. A. Fauzi Soelaiman, menyampaikan makalah di bidang geothermal energy.

Menurut Fauzi, Indonesia sebagai Negara dengan kapasitas geothermal terbesar di dunia, sudah seharusnya menggunakannya sebagai power generator di Indonesia, sayangnya Indonesia baru memanfaatkan empat persen dari sumber daya geothermal.

Selain itu, Dendy Kurniawan, Finance Director dari perusahaan Geo Dipa Energy yang juga lulusan ITB, menyampaikan investasi pembangunan pembangkit listrik geothermal dan beberapa contoh pembangkit listrik geothermal yang sudah dibangun dan masih akan dibangun.

Selain presentasi para ilmuwan Indonesia dari berbagai Negara selama TIIMI juga digelar workshop yang dipimpin Dr. Dessy Irawati, dengan menampilkan Dr. Yanuar Nugroho, Dr. Iswandaru Widyatmoko dan Nayarini Estiningsih, akademisi dan professional Indonesia yang berkarir di UK.

Dalam TIIMI 2011 juga disosialisasi keberadaan Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional - I-4 dengan menampilakn klip dan kesempatan bagi mahasiswa bergabung menjadi anggota I-4 muda. Hal ini ditujukan untuk menyatukan diaspora kebangkitan aktivis pendidikan dari Indonesia dimanapun berada di belahan dunia untuk bersatu memajukan tanah air tercinta dari segi ilmu pengetahuan.

TIIMI 2011 juga dijadikan sebagai ajang promosi e-book project yang akan siap digunakan di amazon.com, yang merupakan salah satu breakthrough dari PPI UK yang menyajikan the best 8 paper dari tahun lalu yang sudah di edit dan dikompile dalam bentuk e-book. (ZG)


Antaranews