0

Natal, Trafik Data XL Melonjak 11%

JAKARTA - Trafik layanan data XL Axiata melonjak sekira 11 persen selama hari h perayaan natal 2010. pada hari normal trafik data XL mencapai sekira 17 terabyte, sedangkan pada tanggal 25 Desember 2010 melonjak menjadi 18,9 terabyte.

Demikian diungkapkan Head of Corporate Communication XL Axiata, Febriati Nadira dalam keterangannya, Minggu (26/12/2010).

"Jaringan XL aman dan sukses layani pelanggan di hari Natal 2010, pada hari biasa trafik percakapan mencapai 600 juta menit, trafik SMS 650 juta SMS dan trafik data mencapai 17 terabytes," kata perempuan yang biasa disapa Ira tersebut.

Dikatakan Ira, lonjakan trafik percakapan dan SMS tertinggi terjadi pada tanggal 25 Desember 2010, dimana percakapan naik enam persen menjadi 635 juta. "Sedangkan SMS naik tujuh persen menjadi 695 juta pesan," tambah Ira.

Lonjakan tertinggi pada layanan data terlihat sejak H-1 natal, yakni pada tanggal 24 Desember 2010. Layanan data pada tanggal 24 Desember naik 6,5 persen menjadi 18,1 terabyte," kata Ira. (ugo)


Okezone
0

Menebak Arah Industri Telekomunikasi 2011

Kolom - Sudah lazim jadi pertanyaan, terutama dari kalangan industri, bagaimana rupa dan pergerakan industri telekomunikasi tanah air tahun mendatang. Apakah lebih baik, stagnan, atau malah terjun bebas?

Tentu saja, sebenarnya pertanyaan ini tidak mudah dijawab. Terlebih jika kita mengingat bahwa industri telekomunikasi Indonesia tak selalu sejalan--bahkan kerap anomali--dengan tren global.

Namun demikian, penulis akan coba menggunakan pendekatan riset mengacu siklus umum yang biasa terjadi di industri telekomunikasi keseluruhan. Agar lebih tajam, maka ada tiga poin utama prediksi industri telekomunikasi Indonesia 2011.

Mulai Jenuh

Pertama, masa saturasi layanan akan mulai terjadi tahun depan. Artinya, pertumbuhan pelanggan baru mulai jenuh terjadi sementara intensitas penggunanaan layanan dasar (voice dan SMS) juga terus menurun.

Berdasarkan riset Sharing Vision, fase saturasi layanan seluler di sebuah negara akan terjadi begitu tingkat penetrasi mencapai kisaran 77,5%-80% dari jumlah penduduk. Dan, mengacu data regulator dan ATSI, Indonesia baru melewatinya.

Klaim Asosiasi Telekomunikasi Selular Indonesia (ATSI) pada Juni lalu menyebutkan bahwa jumlah pengguna seluler di Indonesia sudah mencapai 180 juta nomor atau 80% populasi. Maka, saturasi segera menyergap.

Dalam fase ini, kalaupun masih ada potensi pertumbuhan pelanggan baru, kemungkinan besar hanyalah segmen masyarakat lapisan paling bawah. Atau mereka yang daya belinya rendah, rata-rata pulsa per bulan kisaran Rp10.000.

Menariknya, lapisan masyarakat terbawah ini akan tetap diperebutkan banyak 'semut'. Sedikitnya sepuluh operator akan saling sikut, berjuang keras menarik simpati dari kalangan sisa segmen.

Inilah sebabnya, berdasarkan kalkulasi penulis, pertumbuhan pelanggan tahun depan takkan sebaik tahun-tahun sebelumnya. Dengan proyeksi optimistis, pertumbuhan maksimal 25% sementara pendekatan pesimistis 10%.

Era Broadband

Kedua, layanan internet kecepatan tinggi (broadband) makin booming. Jika boleh menggunakan indikator awal paling sederhana, pengguna Facebook di Indonesia pada 2011 bisa mencapai 25 juta atau jadi rangking dua dunia!

Hal ini didasarkan pada aneka pencapaian dalam tahun ini, dimana operator seluler mencatat kenaikan penjualan signifikan dan merata di seluruh daerah dalam layanan atau perangkat keras terkait broadband.

Mereka pastinya bakalan makin bersaing keras memikat pelanggan internet-data. Di sisi lain, operator yang menyediakan layanan data statis, juga sama menuai panen meski nantinya terkendala capital expenditure.

Sekalipun akan tumbuh pesat, operator tetap harus hati-hati. Jika manajerial layanan ini tidak baik, maka kerugian bisa cepat timbul dibandingkan investasi serupa pada layanan suara dan pesan singkat.

Apa pasal? Dengan konfigurasi jaringan maupun sistem fee dalam layanan internet (misalnya yang diterapkan RIM ke operator mitra penyedia BlackBerry Internet Service), maka marjin layanan ini relatif tipis.

Di sisi lain, data juga memerlukan investasi infrastruktur besar karena perlu banyak aplikasi dan bandwith. Masalah lain mucul karena data tidak memerlukan identitas, sehingga pelanggan mudah beralih.

Maka itu, tak perlu heran, jika terdapat trafik yang sama antara layanan data dengan layanan dasar, revenue yang dihasilkan layanan data berada di kisaran 1/3 dari layanan dasar. So, operator perlu hati-hati.

Seleksi Alam

Ketiga, tahun 2011 akan mulai menjadi periode ujian keras bagi operator baru yang notabene memiliki kapitalisasi dan pelanggan kecil di pasar. Apakah mereka sanggup bertahan dalam pasar yang kian sempit?

Penulis memperkirakan, operator kecil ini masih memiliki kemampuan bertahan jika mengingat sokongan dana asing dari operator induknya. Namun, daya tahan dan stamina mereka akan mulai benar-benar dipertaruhkan.

Jika dikaitkan tingkat keuangan dan pendapatan yang baik yang saat ini hanya dimiliki tiga operator (Telkom, Indosat, dan XL), operator tersebut setidaknya masih sanggup bertahan beroperasi maksimal hingga lima tahun ke depan.

Akan tetapi, seleksi alam jua yang menentukan. Disparitas operator besar dan kecil sudah terlalu besar. Penulis menilai pada akhirnya (bisa terjadi antara 3-5 tahun ke depan) hanya tersisa lima operator eksis dengan cashflow baik di Indonesia.

Akhir kata, jika dibaca sekilas, arah industri telekomunikasi tahun depan tampak suram. Sesungguhnya, bukan itu poinnya. Tapi tahun depan akan menyediakan tantangan lebih berat, sehingga operator perlu cermat, kreatif, dan sungguh-sungguh. Selamat tahun baru!

Penulis adalah Chief Lembaga Riset Telematika Sharing Vision serta Dosen Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB. ( rou / rou )


DetikInet
0

2010, Kualitas Operator Belum Memuaskan

INILAH.COM, Jakarta - Indonesia yang memiliki belasan layanan operator dinilai para ahli tidak sejalan dengan kualitas. Akibat perang tarif dan kualitas tidak maksimal masyarakat yang dirugikan.

Layanan seluler Indonesia bias memanfaatkan berbagai layanan termasuk Kartu Halo, Simpati, AS. Matrix, Mentari, Im3, Starone, XL, Axis, Three, Fren, Flexi dan Esia. Namun kualitas layanan berbagai operator dinilai belum memuaskan.

“Sistem pengawasan kebijakan pemerintah masih sangat lemah. Para operator dibiarkan saja sehingga kualitas layanan industri komunikasi menurun. Keluhan masyarakat terhadap industri begitu banyak,” ujar Direktur Eksekutif Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Informasi (LPPMI) Kamilov Sagala saat dihubungi INILAH.COM, kemarin.

Ia mencontohkan layanan suara yang terputus, SMS yang tidak terkirim dan koneksi data yang tidak stabil merupakan keluhan yang biasa diungkapkan para pengguna seluler. “Ini menjadi evaluasi penting bagi operator,” imbuh Kamilov.

Perang tarif diakui Kamilov memang memberi keuntungan bagi masyarakat karena harga layanan menjadi lebih murah. Namun, sayangnya kualitas layanan menurun. Selain itu, operator tidak mengantisipasi SMS gratis bisa menimbulkan fenomena kriminalitas. Di 2010, tercatat banyak sekali penipuan via SMS seperti ‘Mama minta Pulsa’ dan ‘Investasi Abu Bakar’.

“Operator punya kewajiban untuk membentengi para konsumen mereka dari tindakan kriminal. Mereka seharusnya segera melakukan pemblokiran terhadap pelaku. Selain itu, perlu kerja sama antara operator, kepolisian dan pemerintah untuk melakukan tindakan pencegahan,” tegas Kamilov.

Hal senada juga diungkapkan Sekjen Indonesia Telecommunications User Group (IDTUG) Muhammad Jumadi. IDTUG telah melakukan pengecekan termasuk di masa Lebaran 2010 dan ada beberapa operator yang tidak masuk ke standar pemerintah.

“Jika di waktu penting seperti Lebaran saja, di mana persiapan mereka seharusnya maksimal, para operator masih gagal bagaimana dengan hari biasa? Operator seharusnya tidak mengevaluasi jaringan hanya di waktu-waktu tertentu,” ujar Jumadi.

Ia juga mengkhawatirkan kualitas jaringan operator saat menjelang Natal dan Tahun Baru. Ada beberapa indikator kualitas layanan di bawah rata-rata, sehingga Jumadi meminta pemerintah tidak tinggal diam.

Selain itu, Jumadi menyesalkan proses registrasi yang dilakukan operator tidak berjalan optimal. Padahal pemerintah telah memberlakukan aturan prepaid registration.

“Sayangnya, ini tidak berjalan. Pemerintah hanya membuat aturan tapi tidak melakukan pengawasan yang tegas. Aturan yang bagus tapi tidak dilaksanakan menjadi percuma, sangat disayangkan,” sesal Jumadi.

Jumadi menilai pemerintah seharusnya mencontoh budaya masyarakat Barat yang lebih selektif dalam memberi izin kepemilikan layanan seluler. Mereka harus menunjukkan KTP dan pengisian registrasi dilakukan oleh penjual kartu perdana. Sementara pemerintah harus tegas agar operator tidak bersikap seenaknya.

“Operator sekarang cuek saja. Mereka tidak mendukung. Padahal kebijakan ini dari 2006 sudah digembor-gemborkan. Makanya banyak SMS yang tidak jelas menyebar di masyarakat namun kita tidak bisa mendeteksi siapa pelakunya. Jika operator bisa mengikuti aturan dan taat kepada pemerintah. Ini tidak akan terjadi,” ujar Jumadi tegas.

Padahal, di masa awal kebijakan ini, operator harus bekerja sama dengan Pos dan Giro untuk melakukan verifikasi data pengguna layanan mereka. Masalah lain adalah SMS penawaran dengan bujukan ‘gratis’. Padahal, hal ini dianggap mengelabui masyarakat karena seringkali beberapa SMS tidak mencantumkan biaya yang harus mereka keluarkan untuk mengirim SMS balasan.

Karenanya, Jumadi memperkirakan di 2011, banyak operator yang melakukan merger. Ia membocorkan adanya salah satu operator besar yang ingin menggabungkan diri dengan operator pendatang baru.

“Kita tunggu saja. Kemungkinan besar mereka akan umumkan di 2011,” kata Jumadi. Penggabungan ini pada dasarnya menguntungkan masyarakat karena penyedia layanan seluler bisa memanfaatkan jaringan bersama dan membangun layanan seluler di luar perkotaan besar.[ito]


Inilah
0

Siapkah Indonesia Hadapi Bencana di 2011?

INILAH.COM, Jakarta - Pada 2010 bencana banyak terjadi di Indonesia. Puncaknya adalah letusan Gunung Merapi dan gempa Mentawai. Apakah RI siap menghadapi bencana di 2011?

Sepanjang 2010, Indonesia mengalami bencana yang tak bisa diabaikan begitu saja. Beberapa bencana besar yang menimpa Indonesia di antaranya gempa Wasior, Mentawai dan Merapi termasuk dalam bencana paling dahsyat.

Menghadapi bencana semacam itu, Indonesia masih kewalahan dalam melakukan mitigasi. Apakah teknologi yang ada sekarang mampu untuk meminimalisir bencana serupa di tahun-tahun mendatang?

UU Nomor 24 mengenai Penanggulangan Bencana telah diterbitkan sejak 2007. Namun begitu, peneliti risiko bencana dan geolog LIPI Herryal Z Anwar menilai masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan.

Menurutnya, kesiapan masyarakat masih membutuhkan waktu, selain itu strata ekonomi yang berbeda membuat semakin sulit dalam menyiapkan kesiapan masyarakat dan mitigasi lain.

Pria yang akrab disapa Herryal ini menilai bahwa menyiapkan masyarakat dan peta bahaya merupakan hal terpenting. Namun begitu, ia tak menyangkal masalah kelembagaan juga perlu disiapkan.

“Pemerintah masih membutuhkan usaha dan keseriusan yang lebih besar serta kesungguh-sunguhan mengingat Indonesia sangat luas dan banyak masyarakat di daerah terpencil,” ujarnya.

Selain itu, instansi daerah dan pusat masih belum bekerja serius. Kalau hal ini tidak match, maka akan sulit. Meski belum siap, Herryal menilai RI sudah berada pada jalur yang benar menuju kesiapan itu. “Tapi program harus dilaksanakan sampai tuntas, jangan seperti euphoria saja,” ingatnya.

Associate Profesor Jurusan Teknik Geofisika ITB DR. Eng. Ir. Teuku Abdullah Sanny, M.Sc menegaskan Indonesia masih belum siap menghadapi bencana. Menurutnya, pemerintah Indonesia masih dalam tahap mencari format yang tepat.

Selain itu, sumber daya di Indonesia masih sangat kurang dan belum siap untuk menanggulangi bencana. Menurut Sanny, perangkatnya masih belum disiapkan, mulai dari UU hingga politik.

Ia menambahkan, pendanaan penanggulangan bencana di Indonesia memiliki gaya politikus. “Jadi apa-apa harus dilakukan dalam UU tergantung dana dari pemerintah,” ujarnya. Sementara dana pengadaan teknologi di Indonesia masih sangat kurang.

Selain itu, pemerintah juga harus memupuk minat putra-putri bangsa yang ingin mempelajari bidang itu dengan serius. “Seperti diketahui, bidang kebumian tidaklah menarik karena tak banyak memberi harapan di tengah kondisi saat ini di mana orang berpikir untuk finansial. Jadi, pemerintah harus mencari cara guna menarik minat mereka,” katanya.

Sanny mengusulkan untuk menyediakan beasiswa atau meningkatkan gaji pekerja di bidang itu sebagai daya tarik. Namun ia mengakui hal ini tak mudah dilakukan.

Menurut Sanny, teknologi yang harus disiapkan adalah early warning system, teknologi zonasi, dan bangunan berdasarkan building code technology yang tahan gempa dan tsunami.

Selain teknologi, masalah menejemen juga harus dibenahi, “Menejemen kacau balau, bagaimana menanggulangi bencana alam,” keluhnya. “Indonesia sama sekali belum siap!,” tegasnya.

Bencana yang terakhir terjadi adalah meletusnya Gunung Merapi pada 26 Oktober 2010 lalu. Letusan tersebut menelan korban jiwa sebanyak 116 korban tewas. Korban-korban tersebut berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan tiga kabupaten di Jawa Tengah, Magelang, Boyolali dan Klaten.

Gunung api itu juga memaksa ribuan warga mengungsi keluar jangkauan abu vulkanik Merapi. Selain korban meninggal, juga terdapat korban luka-luka yang berjumlah 218 korban. Di Sleman terdapat 147 korban luka, Klaten 57 orang, dan Magelang 14 orang.

Selain itu, saat bencana, pengungsi erupsi Merapi mencapai ratusan ribu orang, meliputi Sleman sebanyak 56 ribu orang, kabupaten Magelang 62 ribu orang, kota Magelang dua ribu orang, dan Boyolali sebanyak 30 ribu orang.

Sebelum Merapi terjadi bencana tsunami di Mentawai yang menelan korban hilang hingga mencapai 380 orang. Tsunami setinggi 1,5 meter itu terjadi di Mentawai setelah terjadi gempa berkekuatan 7,2 skala Richter (SR).

Saat itu, korban tewas dan hilang masih simpang siur. Namun, menurut pemberitaan, korban tewas di Pulau Pagai Selatan dan Utara, serta Pulau Sipora di kepulauan Mentawai mencapai 31 korban tewas.

Banjir bandang juga terjadi di Wasior, Papua akibat hujan terus-menerus dan membawa limpahan air dari bukit. Selain itu, limpahan air juga membawa batu, kayu dan lumpur yang kemudian merusak infrastruktur kota kecil berpenduduk lima ribu jiwa itu. [mdr]


Inilah
0

Lombok Barat Buat Peta Digital Rawan Bencana

Lombok Barat (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), akan membuat peta digital rawan bencana pada 2011 sebagai upaya validasi titik rawan bencana di daerah itu.

"Selama ini kita hanya memiliki data kasar titik rawan bencana yang ada pada 10 kecamatan, namun validasinya di lapangan belum dapat terakomodir semua," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Lombok Barat, Rachman Sahnan Putra, di Mataram, Sabtu.

Menurut dia, dengan adanya peta rawan bencana digital ini akan dapat mempermudah pemerintah dalam upaya penanganan bencana alam di kabupaten ini.

"Khususnya untuk pemerintah kabupaten Lombok Barat, dan umumnya untuk pemerintah provinsi, pemerintah pusat, bahkan pihak swasta yang ingin membantu penanganan lokasi rawan bencana," kataya.

Rencananya, kata dia, peta rawan bencana itu nantinya akan diserahkan kepada semua dinas/instansi di daerah ini, termasuk organisasi sosial, atau pihak yang berkepentingan lainnya.

Ia mengemukakan, masing-masing dinas/instansi akan dapat memiliki rencana penanggulangan dan antisipasi bencana sesuai dengan bidang masing-masing.

"Jika data sudah kita pegang, tentunya program akan datang dengan sendirinya. Karena itu, peta digital ini sangat diperlukan," katanya.

Ia mengatakan, untuk membuat peta digital titik rawan bencana ini, pihaknya telah mengalokasikan dana sebesar Rp50 juta dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Lombok Barat tahun 2011.

Selain akan membuat peta digital, kata dia, pihaknya juga akan menggelar work shop terkait rencana aksi daerah pengurangan risiko bencana.

"Kita tidak bisa mencegah bencana, dan bencana bisa datang kapan saja, namun kita berupaya untuk mengurangi risiko dan dampak dari bencana tersebut sejak dini," katanya menambahkan.(ANT/P003)


ANTARAnews
0

Teknologi Informasi sarana meraih popularitas secara efektif

Surabaya, 23/12/2010 (Kominfo-Newsroom) Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dapat mempopulerkan dan menaikan karir seseorang dalam waktu yang relatif singkat, karena dengan sarana tersebut setiap orang memiliki online capacity dalam memberikan penilaian kepada seseorang.

“Salah satu diantaranya ketika Delon tampil sebagai pemenang Indonesian Idol, ia mampu meraih popularitas dalam semalam, karena dukungan penonton TV. Padahal sebelumnya Delon adalah anak muda yang tidak dikenal, namun dengan dukungan SMS melalui sarana TIK masyarakat Indonesia menjadikannya sebagai bintang,” kata Dosen London School Dr Ermil Thabrani dalam acara Evaluasi Konten situs Bipnewsroom.info di Surabaya, Kamis (23/12).

Hal tersebut sangat berbeda dengan orang yang berkarir secara normal. Misalnya kehadiran sejumlah artis yang memulai berkarir dari desa hingga hijrah ke Jakarta, seperti Krisdayanti dan Titi DJ yang memerlukan waktu puluhan tahun untuk menjadi seorang DIVA.


Menurutnya, TIK merupakan jalan pintas yang mampu menjadikan seseorang yang semula tidak dikenal menjadi populer, demikian juga sebaliknya orang populer bisa jatuh sesaat akibat pengaruh pemberitaan dengan mempergunakan TIK contohnya dengan mempergunakan Facebook, Twitter dan sebagainya.


TIK dapat menaikkan dan menjatuhkan reputasi, citra institusi, bahkan kehormatan seorang pejabat negara, karena TIK bagaikan pisau bermata dua, kalau pandai mempergunakannya maka hal itu akan bermanfaat, namun sebaliknya TI dapat menghancurkan karir seseorang, ucapnya.


“Apalagi keunggulan informasi dengan mempergunakan TIK yakni sebagai sarana komunikasi yang sangat cepat penyalurannya, sehingga suatu kejadian dibelahan timur dalam hitungan detik dapat diketahui oleh masyarakat dibelahan dunia lainnya, untuk itu kita harus pandai memanfaatkan TIK tersebut.”


Sementara itu Dosen Universitas Indonesia Prof. Ibnu Hamad mengatakan, masalah informasi yang diperoleh masyarakat terkadang kurang objektif dan realistis, karena adanya kepentingan pasar dan pemilik modal, yang diformulasi melalui rekonstruksi agenda setting.


Termasuk informasi yang dipublikasi melalui sejumlah media pemerintah cenderung tampil sebagai corong informasi dan lupa bahwa media pemerintah semestinya memperjuangkan kepentingan publik karena pemerintah tentunya mengutamakan kepentingan publik. “Hal ini penting untuk menjadi perhatian Bipnewsroom sebagai media yang bertujuan mendahulukan hak publik,” ujarnya.


Namun demikian, Sekretaris BIP Kemkominfo, Supomo optimis bahwa keberadaan media pemerintah termasuk Bipnewsroom.info sedang berbenah untuk menjadi wadah alternatif dalam memenuhi kebutuhan publik tentang informasi yang benar dan realistis.

“Mungkin sulit buat kita untuk bersaing dengan media swasta, namun ke depan BIP Newsroom dengan dukungan media center di daerah akan berupaya secara maksimal agar dapat tampil sebagai media informatif,” katanya. (Mf/gro)


Bipnewsroom
0

Infrastruktur Buruk, Indonesia Kalah Bersaing

Bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Buruknya kondisi infrastruktur membuat Indonesia kalah bersaing dengan negara lain. Ketua Dewan Penasehat Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Fahmi Idris, mencontohkan kondisi di Thailand yang jarak antara pusat industri dan pelabuhan ekspor-impor dua kali lebih jauh dari Tanjung Priok-Jababeka. Namun, frekuensi pengangkutan antara pusat industri dan pelabuhan di sana mencapai 4,5 rit per hari, sementara di Indonesia hanya 1,5 rit.

Kondisi infrastruktur di luar Jawa lebih parah lagi. Akibatnya, investor pun enggan menanamkan modal di daerah. Inilah yang membuat 70 persen industri manufaktur berlokasi di Jawa. "Ini adalah evergreen challenge, tidak sehat dan tidak baik," katanya kepada wartawan, kemarin.

Ia mengatakan pemerintah hendaknya segera membangun infrastruktur karena berpengaruh besar dalam melancarkan kegiatan ekonomi. Mantan Menteri Perindustrian ini mencontohkan kasus pembangunan monorel di Jakarta.

Dia mengutip hasil penelitian yang menyebut biaya untuk membangun monorel Rp 7 triliun. Jumlah ini lebih murah ketimbang kereta bawah tanah. Di sisi lain, pemasukannya diperkirakan mencapai Rp 1,5-1,7 triliun dalam lima tahun. "Itu sanggup dibiayai, harus segera dipilih mana yang harus ditempuh," ujarnya.


Republika
0

LAPAN Tindak Lanjut Pembahasan RUU ANTARIKSA

Dewasa ini, dinamika perkembangan keantariksaan internasional yang pada awalnya ditujukan unutk penelitian, kepentingan militer dan ilmu pengetahuan telah berubah mengarah kepada perlombaan pengusaan teknologi keantariksaan dan upaya eksplorasi dan penggunaan sumber daya alam di antariksa.

Dilihat dari sisi penyelenggara, dinamika perkembangan keantariksaan juga telah bergeser yang pada awalnya hanya dilakukan oleh negara, berkembang kepada keterlibatan organisasi internasional (Governmental Organization dan Non-Govermental Organization),dan swasta (nasional maupun asing).bahkan dalam perkembangan terkini sudah melibatkan orang pribadi.

Perkembangan dinamika ini tidak terlepas dari perkembangan berbagai bentuk aspek komersialisasi antariksa yang pada awalnya hanya pada bidang telekomunikasi kemudian berkembang pada bidang-bidang lainnya seperti penginderaan jauh, peluncuran dan lain-lain.

Penyelenggaraan keantariksaan ditujukan untuk penguasaan teknologi keantariksaan, pemanfaatan teknologi keantariksaan, peluncuran wahana antariksa, penelitian keantariksaan, dan jenis kegiatan lain yang dilaksanakan dengan bantuan teknologi keantariksaan (spin-off space technology).

Mengingat karakteristik penyelenggaraan keantariksaan bersifat high-tech, highrisk dan highcost, maka dalam penyelenggaran keantariksaan harus memperhatikan keamanan dan keselamatan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sumber daya manusia keantariksaan yang profesional, keandalan saran dan prasarana keantariksaan, perlindungan dan pelestarian fungsi lingkungan , ketentuan nasional dan perjanjian internasional yang berlaku.

Mengingat pentingnya RUU tersebut, LAPAN lembaga yang berwenang dalam bidang keantariksaan mengadakan rapat pembahasan RUU Keantariksaan. Rapat ini sebagai tindak lanjut dari rapat yang diadakan sebelumnya pada tanggal 9 Desember 2010. Selanjutnya pada Kamis, tanggal 23 Desember 2010 bertem pat diruang rapat C, Gedung Ditjen PP lantai 4, Jalan HR Rasuna Said Kav 6-7 Jakarta Selatan dilasanakan rapat lanjutan tim kecil dengan agenda pembahasan pasal – pasal RUU Tentang Keantariksaan.

Rapat yang dihadiri oleh perwakilan dari Kementerian Riset dan Teknologi, Kementerian Hukum dan Ham dan LAPAN, menghasilkan beberapa point kesepakatan yakni: 1) Mengkaji pasal demi pasal yang terkait dengan perjanjian internasional,2) aspek keamanan harus disesuaikan dengan RUU lain agar tidak saling tumpang tindih,3) mengenai pengembangan SDM harus berkordinasi dengan Kemenkeu terkait dengan pembiayaan pengembangan SDM.

Rapat ditutup dengan mengagendakan pertemuan selanjutnya dengan kementerian lain diluar Tim Kecil guna membahas subtansi RUU antariksa. (BHH/R)


Ristek
0

Awas, Awal 2011 Banjir-Longsor Intai RI

INILAH.COM, Jakarta - Eropa dan Australia diterjang cuaca sangat ekstrim. Di Indonesia puncak musim penghujan baru dimulai Januari-Februari. Banjir dan longsor pun masih mengancam.

Pakar Departemen Meteorologi ITB Drs Zadrach Ledoufij Dupe MSi menjelaskan salju hebat yang saat ini menerjang Eropa muncul karena adanya pertemuan udara hangat dari arah bawah yang bergerak ke atas menuju Eropa.

Sementara udara dingin dari Siberia turun ke bawah. Pertemuan udara hangat dan dingin tersebut membentuk front, yang menghasilkan cuaca ekstrim di Eropa.

Sedangkan kondisi di Australia berkaitan dengan kondisi saat ini di Indonesia. Matahari berada di belahan selatan di atas Australia. “Boleh dikatakan Australia mengalami puncak iklimnya,” jelasnya. Akibatnya, cuaca Australia menjadi ekstrim seperti terjadinya gangguan badai tropis.

Kondisi ini diperparah adanya La Nina yang terjadi di pasifik tengah bagian ekuator. Pengaruhnya akan terasa sampai ke Indonesia. Menurut pengamatan pria yang akrab disapa Zadrach ini, iklim ekstrim mirip dengan yang terjadi pada 1986-1987. “Pola cuacanya mirip,” paparnya.

Berdasarkan pola dari iklim ekstrim yang terjadi saat ini, polanya berulang. Namun, karena data yang tersedia kurang panjang, untuk memastikan intensitasnya sedikit sulit dilakukan.

“Kejadian semacam ini periodik, dulu pernah terjadi, sekarang terjadi, nanti sekian tahun kemudian akan terjadi lagi,” ujarnya. Biasanya, iklim ekstrim semacam ini akan berlangsung hingga Februari, sampai akhirnya masuk musim semi pada April.

Untuk Australia, tinggal menunggu matahari bergesar ke arah utara dan akan hilang sendiri. Untuk Indonesia, kondisi tropis terpanas di tengah musim penghujan hingga kini belum tuntas. Puncak musim penghujan masih akan terjadi pada Januari-Februari. “Kita masih akan sering mengalami banjir dan longsor di awal tahun depan ini,” paparnya.

Menurutnya, bagi mereka yang ingin melakukan wisata ke luar negeri, tidak akan terpengaruh. Sementara wisata di Indonesia sebaiknya menghindari daerah-daerah rawan banjir. “Karena kemungkinan terjadinya banjir bisa kapan saja,” katanya.

Hal senada Kepala Pusat Perubahan Iklim dan Kualitas Udara BMKG Edwin Aldrian menjelaskan bahwa laut di kawasan tropis saat ini terlalu panas. “Karena suhu terlalu panas sepanjang tahun, kondisi menjadi basah terus”.

Ia mengatakan badai yang terjadi di Eropa disebabkan karena adanya tekanan udara rendah dari arah tropis bertemu dengan angin dari kutub. Namun untuk Australia, memang sedang ada bibit siklon atau badai yang menekan dari selatan.

Secara teknis hal itu bukan disebabkan karena adanya global cooling, namun karena tropis terlalu panas. Laut tropis yang terlalu panas mengalami penguapan tinggi sehingga tahun ini tidak akan ada musim kemarau.

“Fenomena ini jelas f tak biasa, ini sudah masuk perubahan iklim,” katanya. Bahkan, menurutnya di Australia saja tidak pernah terjadi hal seperti ini. Perubahan iklim ini disebabkan karena global warming di daerah tropis.

Menurut pria yang akrab dipanggil Edwin ini, iklim ekstrim di Australia tidak akan berlangsung lama, “Mungkin dalam hitungan mingguan. Namun, untuk Eropa akan lama mengalami iklim ekstrim,” katanya.

Dalam skala 10 harian, Eropa mengalami terjangan badai. Kemudian saat jeda, terjadi terjangan badai di Amerika Utara. “Sistem baro-tropis ini bersifat antara 10-14 hari dan bergeser ke arah timur,” paparnya.

Edwin mengatakan, Indonesia masih akan berada pada kondisi basah. Karena Siberia mengalami pendinginan di mana udara dingin biasanya bersifat padat dan kering menekan ke arah selatan.

“Gawatnya, hal ini bisa menyebabkan banjir di daerah Pantura,” tandasnya. Selain itu, ia juga menyebutkan bahwa banjir yang terjadi di Jakarta salah satu penyebabnya adalah udara dingin ini.

Selama kondisi tropis yang terlalu panas ini, hujan akan terlalu berlimpah. Bagi mereka yang ingin melakukan wisata, wisatawan dapat melakukan wisata kapan saja. “Cuaca memang akan basah seperti ini saja”.

Namun, karena siklon di utara Australia masih terbentuk, daerah Jabar bagian utara akan basah dan terdapat angin kencang. “Hal ini harus diwaspadai,” ingatnya. [mdr]


Inilah
0

WikiLeaks Dorong Peniliti LIPI Rancang Revisi RUU Rahasia Negara

WikiLeaks merupakan suatu fenomena sehingga kerahasiaan tidak ada lagi yang tidak bisa ditembus.

Demikian disampaikan peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Jaleswari Pramodhawardani, dalam diskusi dengan Pengalaman WikiLeaks: Masihkah Relevan Rahasia Negara? di Warung Daun, Cikini, Jakarta (Kamis, 23/12).

Menurut Dani, panggilan akrab Jaleswari, teknologi informasi dan komputer mampu menembus informasi yang masuk dalam kategori rahasia negara. Oleh karena fenomena WikiLeaks itu, Dani bersama beberapa akademisi dan organisasi swadaya masyarakat (LSM) sedang merancang RUU Rahasia Negara alternatif yang anti terhadap ketertutupan.

“WikiLeaks, saya pikir membuat pandangan kita berbeda dalam merancang RUU Rahasia Negara itu. Kami sepakat RUU Rahasia negara saat ini perlu direvisi. Sejak sekarang, kita perlu bersama-sama mengawal prosesnya sejak dari pemerintah maupun di DPR,” kata Dani.[yan]


LIPI
0

KKP Miliki 3 Profesor Riset Baru

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) miliki tiga Profesor Riset baru di bidang kelautan dan perikanan. Pagi ini (23/12), sidang Majelis Profesor Riset KKP dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengukuhkan Dr. Haryanti, MS sebagai profesor di bidang Akuakultur, Dr.Ir. Wudianto, M.Sc di bidang Teknologi Penangkapan dan Perikanan Tangkap, dan Dr. Ali Suman di Bidang Sumberdaya dan Lingkungan. Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad yang hadir memberi sambutan di Ballroom Gedung Mina Bahari III KKP, berharap penelitian di bidang kelautan perikanan terus dikembangkan dan disebarluaskan. “Para peneliti juga harus menghasilkan teknologi yang mudah, murah, cepat, dan siap diterapkan di lapangan,” katanya. Menurut Fadel, teknologi yang sederhana namun efektif akan memicu usaha kelautan dan perikanan berbasis IPTEK (technopreneur). Hal ini sangat diperlukan dalam pengembangan minapolitan.

Dalam penelitiannya, Dr. Haryanti, MS menemukan probiotik dari strain Alteromonas sp. BY-9 dalam pemeliharaan larva udang windu (P. monodon). Peneliti Utama di Balai Riset Perikanan Budidaya Laut Gondol, Bali ini, juga telah menyederhanakan penggunaan probiotik tersebut dalam pakan alami, pakan buatan, maupun awetan untuk produksi benih udang windu. Penerapan probiotik adalah alternatif yang penting untuk menggantikan penggunaan antibiotik dan bahan kimia lain dalam budidaya udang. Aplikasi antibiotik dan terapi kimiawi yang tidak beraturan dalam akuakultur dapat mengakibatkan akumulasi residu dan perkembangan strain bakteri resisten.

Sementara itu, Dr. Ir. Wudianto, MSc, dalam orasi ilmiah pengukuhan gelar profesornya, menyampaikan rekomendasi penggunaan teknologi penangkapan yang ramah lingkungan dalam pemanfaatan sumberdaya ikan demersal dan udang. Menurutnya, teknologi penangkapan yang ramah lingkungan bisa diterapkan pada alat-alat; jaring trawl yang dilengkapi BRD (Bycatch Reduction Devices), jaring tiga lapis untuk menangkap udang, rawai dasar untuk menangkap ikan demersal di perairan karang, dan set net untuk menangkap ikan di perairan pantai. “Peran pemerintah daerah pun sangat penting, mengingat jenis sumber daya ikan demersal dan udang umumnya berada di wilayah perairan kurang dari 12 mil, yang menjadi kewenangan pemerintah kabupaten/kota dan provinsi,” ujarnya dalam kesimpulan orasi.

Salah satu dampak pengoperasian jaring trawl selama ini adalah adanya “bycatch” atau hasil tangkap sampingan (HTS). Food and Agriculture Organization (FAO) memperkirakan sekitar 7 juta ton HTS dibuang ke laut per tahunnya. Industri perikanan trawl udang di daerah tropis termasuk sebagai penyumbang terbesar HTS ini. HTS yang dibuang ke laut bisa menyebabkan penurunan keanekaragaman sumberdaya ikan. Proses dekomposisi bangkai ikan akan mempengaruhi keseimbangan ekosistem dasar perairan, bahkan dapat menurunkan kadar O2, seperti terjadi di dasar Perairan Arafura.

Penelitian lain terkait udang, dilakukan oleh Dr. Ali Suman, yang berfokus pada jenis udang Penaeid. Potensi lestari udang Penaeid diperkirakan lebih dari 200 ribu ton per tahun, namun pemanfaatannya telah melebihi potensi lestarinya (over-fishing). Pola pengendalian sumberdaya yang saat ini ada di Indonesia baru pada taraf pembatasan, yang kurang didukung riset memadai dan cenderung berdasarkan wilayah administratif. Kondisi ini dikhawatirkan akan menyebabkan sumber daya udang penaeid di Indonesia terancam dan mengalami kepunahan.

Dalam orasinya, Dr. Ali Suman merekomendasikan dua opsi pengendalian yang lebih baik. Pertama, dengan melakukan pengendalian kegiatan penangkapan (control of fishing) seperti membangun Kawasan Perlindungan Laut atau MPA (Marine Protected Areas), dan menutup daerah dan musim penangkapan. Kedua, melalui pengendalian upaya penangkapan (control of fishing effort), seperti pembatasan ukuran udang terkecil, pengaturan ukuran mata jaring, pembatasan upaya penangkapan, dan melalui kuota penangkapan.

Bertambahnya tiga orang Profesor Riset ini diharapkan semakin memperkuat KKP dalam meningkatkan produksi perikanan berbasis pengetahuan. Keberhasilan para peneliti yang dikukuhkan sebagai profesor tersebut juga diharapkan akan mendorong para peneliti muda untuk terus berkarya dan berinovasi demi kemajuan bangsa.


LIPI
0

IPB Kembangkan Vaksin Brucella

BOGOR--MICOM: Institut Pertanian Bogor (IPB) sedang mengembangkan vaksin yang dinilai bermanfaat bagi bibit penyakit yang dimasukkan ke dalam tubuh dengan tujuan tubuh mampu meresponsnya dalam bentuk imunitas atau kekebalan.

Salah satu vaksin yang tengah menjadi incaran para peneliti adalah Vaksin Brucella. Vaksin ini dinilai bisa mencegah penyakit Brucellosis yang menyerang hewan ternak.

Pernyataan itu dikatakan Rahmat Hidayat, seorang dokter hewan, peneliti vaksin Bagian Mikrobiologi Medik Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesmavet Fakultas Kedokteran Hewan IPB, Rabu (22/12), yang mengembangkan penelitian untuk mendapatkan vaksin alternatif Brucella.

Menurut dia, vaksin Brucella sangat ampuh mencegah penyakit Brucellosis yang menyerang sapi, kambing, babi, dan berbagai hewan lainnya, serta manusia. Brucellosis pada sapi di Indonesia telah menyebar di 26 provinsi dengan kerugian ekonomi mencapai Rp138,5 miliar/tahun akibat keguguran, kematian pedet, sterilitas, infertilitas, serta penurunan produksi dan kualitas susu.

Sumber penularan yang potensial dari hewan ke manusia adalah sapi. Pada sapi perah susu dapat menularkan penyakit pada manusia jika tidak mengalami pasteurisasi.

"Brucella sp dapat menembus kulit, konjungtiva, dan saluran pencernaan. Pada sapi penularannya terjadi per oral. Sapi yang mengalami keguguran oleh brucellosis mengeluarkan bakteri B. abortus dalam jumlah besar melalui membran fetus, cairan reproduksi, urine dan feses. Bahan-bahan tersebut akan mencemari rumput dan air minum," katanya. (Ant/OL-5)


MediaIndonesia
0

Tempe Berbahan Biji Ketapang Diteliti

Buah dan Biji Ketapang

YOGYAKARTA--MICOM: Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta yaitu Lia Nurul Husnah, Meivitasari, dan Pradekatiwi mengembangkan tempe yang berbahan dasar biji ketapang.

"Pemanfaataan biji ketapang selama ini masih minim. Hanya digunakan sebagai pengganti biji almond dalam kue-kue, bahan pembuatan selai, dan bahan mi," kata salah seorang mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang mengembangkan tempe berbahan biji ketapang, Lia Nurul Husnah, di Yogyakarta, Rabu (22/12).

Ia mengatakan, kebanyakan orang belum mengetahui bahwa biji ketapang memiliki kandungan gizi tinggi sehingga selama ini biji ketapang hanya menjadi sampah organik. "Ternyata biji ketapang memiliki rasa gurih dan kandungan gizi tinggi. Antara lain, protein 25,3 persen, gula 16 persen, serat 11,75 persen, karbohidrat 5,8 persen, serta berbagai macam asam amino," katanya.

Kandungan gizi tersebut berasal dari biji ketapang bersih tanpa kulit yang dapat dipanen setiap tiga bulan setelah mulai berbuah. "Produk biji ketapang dapat menjadi salah satu upaya untuk penganekaragaman bahan pangan. Terlebih lagi tanaman ketapang tergolong mudah dibudidayakan," katanya.

Belakangan ini, pasokan kedelai sebagai bahan baku tempe juga tidak mencukupi kebutuhan nasional sehingga pemerintah harus mengimpornya. Pohon ketapang banyak ditemukan di berbagai daerah di Indonesia dan cocok ditanam di daerah dengan iklim pesisir dan dataran rendah hingga ketinggian sekitar 400 m dengan curah hujan antara 1.000-3.500 mm per tahun.

Bentuk buah pohon ketapang seperti buah almond. Besar buahnya kira-kira 4-5,5 cm berwarna hijau. Ketika tua, warnanya menjadi merah kecokelatan. (Ant/OL-5)


MediaIndonesia
0

4 Kiat Menangkal Tipuan Phising Pengincar Nasabah Bank

Tips & Trik
Jakarta - Aksi phising alias upaya pencurian informasi sensitif yang menyasar nasabah bank sudah berulang kali terjadi. Berikut adala empat kiat yang bisa dijadikan pegangan nasabah agar tak terperdaya dengan aksi tipu-tipu ini.

1. Cek Asal Usul Email

Modus yang biasa dilancarkan penjahat cyber adalah dengan mengirimkan email pancingan ke sejumlah orang. Isi surat elektronik tersebut biasanya meminta si calon korban untuk mengunjungi situs tertentu, untuk kemudian melakukan registrasi ulang (memasukkan username dan password e-banking nasabah).

Nah, bagi nasabah jangan lantas percaya jika mendapat email dengan model seperti ini. Cek dulu asal-usul si pengirim email, apakah menggunakan domain email resmi dari suatu bank tertentu atau tidak.

Sebab, jika mereka memakai domain email tak jelas, sudah tak usah dipercaya email tersebut. Meskipun di akhir email mereka mengaku-ngaku dari bank yang bersangkutan.

2. Tak Cukup Lewat Email
Melakukan registrasi ulang dengan memasukkan username dan password merupakan aktivitas yang sensitif. Jadi, penyampaian informasi terkait aktivitas ini juga tak bisa sembarangan, cuma lewat email.

Sejumlah bank mengaku jika menginginkan para nasabahnya melakukan registrasi ulang, mereka biasanya tak cuma memberi kabar lewat email. Namun juga melalui sarana yang lebih personal, yakni dihubungi secara langsung. Ada juga yang menggunakan surat resmi, meski dipadu-padankan dengan email pula. Setidaknya, pihak bank memperlakukan aktivitas ini dengan lebih profesional.

3. Telepon Balik
Jangan ragu untuk menelpon customer service bank yang Anda gunakan. Lebih baik waspada, ketimbang ragu-ragu namun malah berujung hal buruk bagi Anda.

4. Membedakan Situs Asli atau Palsu
Situs lembaga keuangan yang digunakan untuk login biasanya memiliki sistem keamanan yang lebih ketat. Pertama, lihat alamat situsnya. Situs login harusnya menggunakan awalan 'https' bukan 'http'. Https merupakan merupakan versi aman dari http.

Akhiran 's' pada 'http' tersebut menandakan bahwa situs tersebut benar-benar telah 'secure', karena dilindungi oleh teknologi enkripsi data berupa Verisign SSL.

Di situs e-banking Bank Permata yang aspal, tercantum pula logo 'Verisign Security Site'. Bagi orang awam, tentu sulit membedakannya. Yang dapat menjadi salah patokan kesahihan sebuah situs e-banking yaitu URL yang tertulis adalah 'https'.

Kemudian di bagian kanan bawah browser (untuk Firefox) ada gambar gembok yang terkunci. Sementara untuk Internet Explorer (IE), gembok warna kuning ini ada di isian URL.


Demikian empat kiat singkat detikINET untuk membantu pembaca dalam menangkal aktivitas phising yang mengancam. Meski terkesan simple namun dampak yang akan diberikan oleh ketidakwaspadaan ini akan berakibat fatal.

Jika korban tanpa sadar mengisi username dan password pada situs aspal tersebut, maka dapat dipastikan bahwa data-data personal tersebut, termasuk catatan aktifitas e-banking-nya, akan dapat diketahui oleh pihak lain yang tidak bertanggung jawab. ( ash / rns )


DetikInet
0

Hati-hati dengan Ajakan Investasi via SMS

Jakarta - Penipuan melalui pesan singkat (SMS) dengan cara mengajak untuk berinvestasi dilaporkan tengah marak akhir-akhir ini. Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) pun meminta agar masyarakat berhati-hati dengan hal tersebut.

Dalam keterangannya, Jumat (23/12/2010), BRTI menjelaskan bahwa modus pengiriman ajakan investasi dari SMS merupakan perluasan penipuan yang sebelumnya dikirimkan melalui email.

BRTI dibantu dengan penyelenggara telekomunikasi pun berjanji akan membereskan masalah ini dengan melakukan pemblokiran. Agar aksi para pelaku tak semakin menggila.

"Operator dan BRTI akan membantu pengguna telekomunikasi yang menerima penipuan seperti itu untuk dapat segera memblok nomor yang dimaksud," pungkas sang regulator telekomunikasi.( ash / rns )


DetikInet
0

Mastel : Kompetisi Bisnis Seluler Makin Tajam

Menara BTS di sebuah gedung perkantoran di kawasan Rasuna Said, Jakarta, Rabu saling berdempet seperti hutan menara.

JAKARTA, KOMPAS.com - Masyarakat Telekomunikasi Indonesia (Mastel) menilai bisnis seluler sepanjang 2010 diwarnai persaingan tajam dan saling mematikan antarpenyelenggara telekomunikasi.

"Tingkat kompetisi dalam bisnis seluler meliputi layanan berbasis CDMA, GSM, dan 3G pada 2010 semakin tajam dan cenderung mematikan pesaing," kata Sekretaris Jenderal Mastel, Mas Wigrantoro Roes Setiyadi, di Jakarta, Rabu (22/12/2010).

Ia menilai, di tengah persaingan yang semakin tajam dan mematikan itu bisnis selular 2010 juga diwarnai dengan kerja sama antaroperator. Roes mencontohkan, operator Axis dan XL sepakat kerja sama untuk roaming nasional, Mobile-8 dan Smart untuk co-branding, serta rencana penggabungan Esia-Flexi.

"Sementara dari sisi teknologi, operator besar sudah ada yang mulai melakukan uji coba LTE," katanya. Namun sayangnya sampai saat ini belum jelas apakah pemerintah akan mengizinkan penyelenggaraan layanan berbasis LTE (Long Term Evolution).

Dari sisi jumlah pelanggan, ia katakan, masih mengalami kenaikan walau tidak setinggi tahun-tahun sebelumnya. Data terakhir pada kuartal 3 dan proyeksi hingga kuartal 4 2010, pihaknya mencatat agregat kenaikan hanya sekitar 8,7 persen. Ada operator yang kenaikannya mencapai 16 persen tetapi ada pula yang hanya meraih 6,7 persen.

"Kenaikan ini didominasi oleh masih kuatnya permintaan terhadap prepaid, untuk yang post paid relatif tidak tumbuh," katanya. Menurut dia, hal itu karena segmen pascabayar alias post paid tak terlalu diperhatikan oleh semua operator.

Namun ia mencatat tidak terjadi peningkatan dengan Average Revenue Per-User (ARPU) yang bahkan mengalami penurunan. "Untuk menyiasati penurunan ARPU dari Voice services, operator mulai gencar dan intensif menggarap layanan lain seperti akses data/Internet, konten, dan layanan lain seperti RBT, corporate segment dan lain-lain selain melakukan inovasi produk retail dan efisiensi operasional," demikian Sekjen Mastel.


KOMPAS

0

Bioetanol Padat yang Praktis

Oleh Nawa Tunggal, Kemudahan mendistribusikan bahan bakar padat menjadi inspirasi Soelaiman Budi Sunarto ketika ingin meracik bioetanol padat. Pendiri Koperasi Serba Usaha Agromakmur, Karanganyar, Jawa Tengah, ini terus menginovasi temuan-temuannya berkait energi untuk masyarakat pedesaan.

"Setiap kali saya menemukan cara baru untuk menghasilkan bahan bakar alternatif, tidak pernah berniat untuk mengajukan patennya. Ini supaya masyarakat mana pun mudah membuatnya," kata Budi, Kamis (16/12/2010) di Jakarta.

Sejak tahun 1998, Budi menggeluti usaha di pedesaan untuk memproduksi apa pun sebisa mungkin. Bioetanol hanya salah satunya. Selain itu, Budi juga memproduksi jamur tiram dengan isi polybag khas racikan dia, hingga dikenal lebih banyak menghasilkan jamur dibandingkan yang lainnya.

Budi juga menciptakan alat pembentuk gas metana untuk sumber energi ramah lingkungan dari sampah organik. Alat itu dinamai albakos, singkatan dari alat biogas konsumsi sampah.

Ia juga memberikan nama kompor "Bahenol" untuk ciptaan kompor berbahan bakar hemat etanol. Baru-baru ini Budi memaparkan temuan barunya, bioetanol padat. Ia sendiri lupa kapan memperoleh inspirasi itu secara pasti. "Inspirasinya sudah sejak lama," ujar Budi.

Tanpa jelaga

Bioetanol yang dimaksudkan Budi adalah etanol atau alkohol. Budi memproduksinya dengan proses fermentasi bahan-bahan organik mengandung glukosa.

Di pedesaan, Budi mudah menjumpai limbah organik dari hasil pertanian. Seperti sekam padi juga mengandung glukosa. Begitu pula limbah sayur-mayur bisa dijadikan bahan organik untuk fermentasi menghasilkan bioetanol.

"Limbah pertanian air kelapa menjadi salah satu bahan baku paling baik. Tetapi, selama ini yang terbaik untuk membuat alkohol tetap dari tetes tebu," kata Budi.

Budi juga memproduksi mikroorganisme yang dipakai untuk fermentasi bahan organik. Selama ini Budi juga mendidik generasi muda untuk banyak memproduksi bioetanol.

Cita-citanya di kemudian hari, akan terdapat pompa-pompa bahan bakar bioetanol di mana pun juga. Tidak sulit untuk mewujudkannya karena bahan bakunya tersedia melimpah di sekitar kita.

Bioetanol memiliki titik nyala rendah sekitar 13 derajat celsius sehingga sangat mudah terbakar. Untuk bahan baku bioetanol padat, Budi menggunakan kadar 80 persen. Kadar ini merupakan hasil penyulingan tahap pertama.

Alkohol memiliki titik didih 78 derajat celsius. Melalui pemanasan, alkohol mudah dipisahkan dengan kadar air yang memiliki titik didih sampai 100 derajat celsius.

"Pendistribusian bioetanol cair tergolong susah. Misalnya, setiap kali saya membawa hasil uji coba bioetanol ke Jakarta untuk dianalisis laboratorium, selalu saja ditahan di bandara keberangkatan di Solo," kata Budi.

Sekarang, lanjut Budi, ketika membawa bioetanol padat dari Solo ke Jakarta tidak lagi terhambat di bandara. Tidak diizinkannya membawa bioetanol cair di dalam pesawat ini juga bagian dari inspirasi Budi untuk menciptakan bioetanol padat.

Pendistribusian bioetanol padat tidak membutuhkan wadah seperti bioetanol cair yang tidak boleh bocor. Kemasan bioetanol padat menjadi tidak merepotkan dibandingkan bioetanol cair. "Ketika dipakai untuk bahan bakar kompor, bioetanol padat tidak mengeluarkan jelaga," katanya.

Bagaimana bioetanol dipadatkan?

Limbah minyak bumi

Sebetulnya, bioetanol padat bukanlah diperoleh dari proses pemadatan atau pembekuan bioetanol cair. Bioetanol padat adalah penyertaan bahan bakar cair bioetanol ke dalam bahan padat residu minyak bumi yang dikenal sebagai stearit acid.

Stearit acid merupakan bahan baku parafin atau lilin. Stearit acid juga dikenal sebagai palm wax. Harga di pasaran Rp 17.000 sampai Rp 20.000 per kilogram.

"Cara membuatnya, padatan stearit acid dipanaskan terlebih dahulu sampai mencair," ujar Budi.

Kemudian disiapkan setengah liter bioetanol untuk campuran stearit acid 1 kilogram. Hanya diaduk sebentar, kemudian campuran harus segera didinginkan.

Pendinginannya di wadah paralon dengan ukuran 3 dim. Ini supaya ketika dingin dan memadat kembali, akan membentuk tabung atau silinder paralon. "Saya mempersiapkan potongan paralon 3 dim itu masing-masing sepanjang 30 sentimeter," kata Budi.

Untuk 1 kilogram stearit acid dan setengah liter bioetanol tersebut, Budi memperoleh dua selongsong bioetanol padat. Ia kemudian memotongnya dengan panjang 2 sentimeter, hingga diperoleh 20 potong.

Ketika dinyalakan di kompor, satu potong bioetanol itu mampu bertahan menyala hingga dua jam. Budi membuat perbandingan dengan kompor minyak tanah. Dengan minyak tanah satu liter, ternyata juga mampu menyala selama dua jam.

Jika dihitung biaya produksinya, satu potong bioetanol padat berukuran 2 sentimeter itu sekitar Rp 4.000. Adapun minyak tanah Rp 7.000 per liter. "Bioetanol padat ini jauh lebih murah," kata Budi.

Budi telah menunjukkan hasil nyata yang bisa diuji kembali oleh para ahlinya. Bagi dia, inovasi tidak harus melalui riset dengan biaya tinggi. Inovasi yang sederhana dan mudah diterapkan justru lebih bernilai bagi masyarakat.


KOMPAS

0

Menhan Purnomo Yusgiantoro: 2020, Indonesia Produksi Pesawat Tempur F-33

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro (kiri), menerima cinderamata dari Pemimpin Redaksi Suara Pembaruan dan Investor Daily Primus Dorimulu, usai berkunjung dan berdiskusi di redaksi Suara Pembaruan, Jakarta, Selasa (21/12). Foto: Investor Daily/TINO OKTAVIANO

JAKARTA – Indonesia menargetkan pada 2020 mampu memproduksi pesawat tempur modern F-33. Pemerintah menggandeng Korea Selatan untuk merealisasikan target tersebut.

“Saat ini, masih dalam tahap research and development. Namun, kami targetkan pada 2020, sudah bisa diproduksi,” ujar Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, saat berkunjung ke kantor redaksi Suara Pembaruan, Jakarta, Selasa (21/12).

Target tersebut merupakan bagian dari program reformasi industri pertahanan. Pemerintah, kata Purnomo, akan terus mematangkan dan menyempurnakan industri pertahanan. Salah satu cara adalah memroduksi sendiri peralatan tempur.

Pesawat tempur modern F-33 diproduksi untuk memenuhi kebutuhan Angkatan Udara. Dalam tahap awal, pesawat yang akan diproduksi oleh PT Dirgantara Indonesia (PT DI) ini, sedang dilakukan penelitian dan pengembangan (litbang). Hasil penelitian dan pengembangan menyebutkan, Indonesia bisa memroduksi pada 2020, atau sepuluh tahun ke depan.

Pesawat tempur modern F-33 merupakan generasi terbaru setelah F-16 dan Sukhoi. “Selama belum F-33, kita menjembataninya dengan F-16 dan Sukhoi,” ujar Menhan. Untuk merealisasikan target tersebut, Indonesia bekerja sama dengan Korea Selatan. Kendati demikian, dalam proses produksi, kata Purnomo, Indonesia tetap memiliki hak paten.

Selain pesawat tempur modern, reformasi industri pertahanan juga direalisasikan melalui produksi alutsista di bidang darat dan laut. Di bidang laut, kata Purnomo, PT PAL sedang menyiapkan kapal selam. Terkait hal itu, beberapa negara, di antaranya Jerman dan Rusia, telah menawarkan lisensi. Menyikapi tawaran tersebut, Indonesia menginginkan proses produksi dilakukan di dalam negeri. “Ini menyangkut penggunaan lokal konten,” ujar Purnomo.

Sedangkan untuk peralatan darat, saat ini sedang dikembangkan industri pembuatan roket. Selain memperkuat alat utama system pertahanan (alutsista) nasional, pengembangan industri pertahanan juga juga berorientasi kepada kemandirian masing-masing industri.

“Dengan demikian, masing-masing industri bisa menghasilkan devisa,” jelas Purnomo.

Pada bagian lain, Menhan menegaskan, alokasi anggaran pembelian alutsista baru masih terbatas. Dari anggaran Rp 45 triliun yang diterima Kementerian Pertahanan, hanya 30%-nya untuk belanja alutsista. Sebanyak 20% untuk pemeliharaan, sedangkan 50%-nya sebagian besar untuk gaji prajurit. “Ada 460 ribu prajurit,” ujar Menhan.

Sementara itu, mengenai pengamanan daerah perbatasan, Kemenhan dan TNI mengklasifikasi menjadi pengamanan perbatasan barat dan timur. Perbatasan barat sebagian besar meliputi kawasan laut dangkal, sedangkan timur laut dalam. “Di barat, karena termasuk lautan dangkal, kami tempatkan kapal-kapal yang tak terlalu besar. Sementara di timur, karena lautnya dalam, ditempatkan kapal-kapal besar,” paparnya.

Salah satu perbatasan kawasan timur yang dikawal kapal besar adalah Ambalat. Di sini, ditempatkan kapal jenis fregat dan beberapa kapal patroli cepat.


Investor
0

Bangka Belitung Bangun PLTN

Ilustrasi (ANTARAGrafis)

Pangkalpinang (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi Bangka Belitung akan membangun dua Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir berkekuatan 10.600 MW.

"Dua PLTN yang akan dibangun dalam upaya memenuhi kebutuhan energi listrik terutama di Babel," ujar Gubernur Babel, Eko Maulana Ali, Rabu, setibanya di Bandara Depati Amir Pangkalpinang dari kunjungannya ke Slovenia dan Slovakia untuk studi banding masalah PLTN.

Ia menjelaskan, dari dua PLTN yang akan dibangun tersebut satu unit PLTN berlokasi di Muntok, Kabupaten Bangka Barat berkekuatan 10.000 MW dan di Desa Permis, Kabupaten Bangka Selatan, berkekuatan 600 MW.

Ia menjelaskan, dipilihnya kedua kabupaten tersebut berdasarkan hasil studi Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), yang sudah melakukan studi kelayakan di Babel sejak 2009.

"Kedua daerah itu memiliki kondisi tanah yang sangat baik sekali untuk pembangunan PLTN dan dekat dengan pantai, sehingga biaya transmisi lebih murah," ujarnya.

Ia mengatakan, pasokan listrik sebesar itu tidak hanya dijual di Babel saja, tapi akan dijual mulai dari Bali hingga Sumatera.

"Pembangunan PLTN ini tidak hanya mengakomodir kebutuhan listrik di Babel saja, tapi juga mengakomodir kebutuhan listrik mulai dari Bali hingga Sumatera," tuturnya.

Menurut dia, pembangunan PLTN di Babel, karena daerah ini merupakan wilayah yang paling cocok untuk pembangunan PLTN dan sudah memenuhi 17 persyaratan yang ditetapkan hasil penelitian dari BATAN.

"Pembangunan PLTN ini merupakan suatu upaya dari pemerintah tapi belum final, masih tergantung dari pemerintah pusat," katanya.

Eko menambahkan, pemerintah pusat tidak bisa melakukan apa pun, jika pemerintah daerah tidak bergerak untuk terus mensosialisasikan pembangunan PLTN ini kepada masyarakat.

"Pembangunan PLTN ini sangat sensitif, karena masih banyak masyarakat yang belum memahami nuklir. Masyarakat hanya mengetahui bahayanya saja, tapi tidak mengetahui manfaat dari nuklir itu sendiri," katanya.

Ia mengatakan, sudah banyak PLTN yang dibangun di Jepang, Korea, Rusia, Slovenia, Slovakia serta beberapa negara maju di Eropa.

"PLTN di Jepang dibangun di tengah-tengah kota, walaupun masyarakatnya sudah mengalami trauma yang besar pada saat Kota Hiroshima dibom oleh sekutu. Namun saat ini negara tersebut sudah sangat maju," ujarnya. (ANT-147/M012/A038)


ANTARAnews
0

Pakar TI: Situs Pemerintah Gampang Dibobol

"Kami mudah membuat pintu belakang untuk melihat aktivitas di dalamnya."

WikiLeaks (Wikileaks)

VIVAnews - Situs WikiLeaks membuat geger dunia dengan membocorkan ribuan kawat diplomatik kedutaan besar Amerika Serikat (AS) di seluruh dunia. Termasuk dari Indonesia.

Kalau AS saja bisa dibobol, apalagi milik pemerintah lainnya. Pakar teknologi informasi (TI) Onno W Purbo mengungkapkan situs milik pemerintah maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN) gampang dibobol peretas dunia maya.

"Banyak bolongnya," ujar Onno dalam diskusi bertema 'WikiLeaks dan Undang-Undang Rahasia Negara' di Jakarta, Kamis 23 Desember 2010.

Onno pernah menguji beberapa situs pelat merah setelah ditantang seorang pegawai negeri sipil (PNS) kenalannya. Hasilnya, memang mudah dibobol.

"Kami mudah membuat pintu belakang untuk melihat aktivitas di dalamnya maupun mengambil data-data yang bersifat rahasia," ujarnya.

Menurut dia, situs yang dibobol itu bisa ditelanjangi informasi yang dikandung dalam server. Biasanya, pemerintah menyimpan informasi di server.

"Situs yang berinisial go.id saja rentan, apalagi yang memakai situs komersial," katanya.

Menurut Onno, situs swasta justru banyak yang lebih kuat. Penyebabnya, swasta terutama perbankan bersedia membayar ahli lebih mahal, sehingga mendapatkan tenaga yang lebih mumpuni. "Sedangkan petugas IT pemerintah jauh dari memadai," katanya.

Onno mengkritik pemerintah yang lebih memprioritaskan perangkat keras maupun perangkat lunak mutakhir daripada sumber daya manusia.

Untungnya, Onno melanjutkan, peretas di Indonesia yang jumlahnya lebih dari enam puluh ribu orang, enggan meretas situs pelat merah. "Mereka suka situs yang menghasilkan uang," ujarnya.(art)


VIVAnews
0

Kemandegan BWA Diklaim Rugikan Pemerintah Rp 4 Triliun per Tahun

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kemandegan implementasi Broadband Wireless Access (BWA) 2.3 GHz berpotensi rugikan negara sekitar 4 triliun per tahun.

"Ada perbedaan sudut pandang yang menghasilkan kemandegan implementasi BWA 2.3 GHz," kata Sekretaris Jenderal Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel), Mas Wigrantoro Roes Setiyadi, di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan, sampai saat ini hampir semua operator selular menyediakan layanan mobile broadband access. Menurut dia, hal ini menandai babakan baru dalam penyediaan akses broadband.

"Di luar operator selular, ada 8 perusahaan yang memenangkan tender BWA 2.3 GHz namun baru satu (Pt First Media) yang sudah berhasil lulus ULO dan saat ini sedang dalam tahap free trial," katanya.
Sedangkan lainnya, kata dia, masih menunggu "ketulus-ikhlasan" pemerintah mengubah dari Wimax 16d ke 16e.

"Semua pemenang tender Wimax berargumen layanan berbasis fixed 16d tidak feasible secara komersial, selain itu dalam tender disebutkan layanan nomadic, itu artinya 16e, bukan 16d yang fixed," katanya.

Dari perbedaan sudut pandang inilah hasilnya adalah kemandegan implementasi Broadband wireless access 2.3 GHz yang berpotensi negara dirugikan sekitar Rp 4 triliun pertahun.


Republika
0

2011, Penggunaan Mobile Internet Diprediksi Tumbuh

INILAH.COM, Jakarta-Penyedia layanan telekomunikasi di Asia Pasifik diprediksi mengalami perubahan lanskap pasar pada 2011.

Turunnya pendapatan rata-rata per pengguna (ARPU) untuk layanan berbasis suara, peningkatan permintaan untuk mobile internet, konvergensi di seluruh area (termasuk jaringan, layanan, perangkat, dan industri), dan persaingan yang ketat mengharuskan adanya efisiensidari segi operasional, dikombinasikan dengan inovasi dalam meluncurkan layanan baru berbasis data.

Operasi dan sistem pendukung bisnis (OSS/BSS) adalah kunci dari operasi bisnis yang sukses, mendukung operasi penyedia layanan sebagai suatu badan usaha.

Untuk menurunkan biaya dan menjaga efisiensi operasional, serta mempertahankan pertumbuhan yang berkelanjutan dalam bisnis ini, sangat penting bagi penyedia layanan untuk mengikuti perubahan sistem dan OSS/BSS sebagai upaya mengantisipasi permintaan konsumen yang dinamis secara efisien.

Penyedia layanan di seluruh dunia telah bereaksi terhadap perubahan peraturan dan teknologi dengan menginvestasikan dana yang signifikan yang memungkinkan jaringan mereka untuk memberikan layanan terpadu dalam ekosistem komunikasi yang berbasis internet.

Riset terbaru dari Frost & Sullivan yang bertajuk OSS BSS Transformation in Asia Pacific, menunjukkan bahwa pasar sedang mengalami masa transisi dan penyedia jasa telah bertransformasi menjadi organisasi yang berorientasi pada konsumen (customer-centric) dengan jaringan dan infrastruktur yang lebih handal.

"Layanan berbasis konsumen yang dikenal dengan istilah 'life changing services' saat ini sedang berkembang; layanan tersebut merupakan kombinasi dari kemampuan jaringan, konten, dan fitur perangkat pengguna untuk memenuhi kebutuhan konsumen akan fitur-fitur pendukung kegiatan bisnis, sosial maupun pribadi," ungkap Eugene van De Weerd, Country Director Frost & Sullivan Indonesia.

Kemampuan dan sistim dasar dari OSS/BSSharus menjadi bagian dari setiap strategi layanan customercentric dantransformasi bisnis di masa mendatang antara lain, Unified Real-Time Rating/Charging, Integrated Network Management, Data Analytics and Business Intelligence and Customer Experience Management.

Tantangan terbesar bagi penyedia layanan adalah memenuhi peningkatan permintaan atas layanan data secara eksponensial. Kesenjangan antara layanan data yang bertumbuh secara eksponesial dan pendapatan yang dihasilkan merupakan masalah utama mereka.

Peningkatan permintaan akan data tersebut merupakan akibat dari adanya penetrasi smartphones dan juga didorong oleh permintaan untuk video, jaringan media sosial dan layanan data lainnya.

"Untuk tetap kompetitif di pasar yang selalu berubah, para penyedia layanan harus mampu beradaptasi dengan situasi pasar yang rumit. Mereka harus mengoptimalkan dan men-transform jaringan yang ada untuk mempertahankan tingkat pertumbuhan dan memenuhi perubahan kebutuhan konsumen dengan meluncurkan penawaran yang memberikan nilai tambah bagi konsumen," ujar Eugene.


Inilah

0

Ekspektasi Baru dengan Hadirnya LTE

Untuk pertama kali operator seluler XL Axiata melakukan uji coba komunikasi long term evolution (LTE), teknologi nirkabel pragenerasi keempat (pra-4G) di Indonesia.

Oleh AW Subarkah
Berbagai macam perangkat canggih terbaru dengan cepat menyerbu pasar negeri ini. Mulai dari ponsel canggih, tablet, netbook, notebook, bahkan sampai sistem komputasi berbasis internet atau cloud computing yang semua membutuhkan sarana komunikasi cepat.

Terminologi broadband atau komunikasi pita lebar memang sudah tidak asing lagi. Namun, sepertinya perasaan pengguna belum bisa memahami perubahan yang terjadi karena masih saja ada kata lambat.

Bisa jadi ini karena pertumbuhan pertambahan ukuran konten tidak mampu diikuti kemampuan jaringan. Ekspektasi berlebihan terhadap kehebatan jaringan 3G hanyalah mengecewakan meski sudah empat tahun beroperasi tetap saja tidak ada orang bervideo call, atau nonton TV digital di layar ponsel.

Perkiraan awal itu meleset, sekalipun teknologi 3G sudah sampai high-speed packet access (HSPA) atau 3.5G dan sebentar lagi memasuki 4G.

Kehadiran gadget memang selalu lebih cepat dibandingkan dengan menggelar teknologi jaringan komunikasi. Cerita lama selalu berulang, kehadiran jaringan 3G di negeri ini baru tahun 2006, tetapi sebelumnya sudah hadir ponsel-ponsel 3G.

Tak ubahnya sekarang banjir gadget canggih, terutama gadget berbasis sistem operasi Android (baik smartphone maupun tablet). Sebelumnya sudah meluncur perangkat dari Apple iPhone (smartphone) dan iPad (tablet). Namun, tanpa jaringan internet baik hanya akan berfungsi seperti ponsel biasa.

Lemahnya dukungan berujung pada kelambatan dan sekali lagi vendor jaringan mencoba memberikan solusi kepada para operator. Kali ini vendor raksasa Ericsson menawarkan harapan baru dengan teknologi long term evolution (LTE), sebuah teknologi seluler pragenerasi keempat (pra-4G). Demo LTE sebelumnya juga pernah dilakukan Alcatel-Lucent di Jakarta.

Paradigma baru

Perubahan kebiasaan secara cepat bergulir, dari sekadar hubungan personal sampai membentuk komunitas, jurnalisme masyarakat tumbuh subur sarana jaringan sosial. Semua ingin berbagi tak ubahnya sebagai pewarta, tidak hanya tulisan, tetapi juga melalui foto.

Tidak heran jika beban jaringan komunikasi akan semakin berat. Ericsson memperkirakan akan ada 50 miliar perangkat alat telekomunikasi saling terhubung pada 2020. Dengan hanya mengandalkan teknologi yang sekarang ada jelas tidak akan mampu menangani.

"Apalagi Indonesia adalah salah satu negara di mana pertumbuhan koneksi internet disokong penuh oleh pertumbuhan sambungan seluler," kata Mats Otterstedt, Presiden Direktur Ericsson Indonesia. Ini terungkap dalam acara demo teknologi LTE di Jakarta, pekan lalu, di mana Ericsson memperkenalkan dua teknologi LTE, baik yang berbasis frequency division duplex (FDD) maupun time division duplex (TDD).

Dalam demo di Jakarta pekan lalu, perangkat LTE bisa mencapai kecepatan 100 Mbps untuk downlink dan uplink sekitar 20 Mbps. Saat diaplikasikan untuk akses video streaming berkualitas high definiton (HD) mencatat kecepatan downlink 25 Mbps.

Sebuah harapan kembali muncul, dengan LTE, misalnya, penyelenggaraan siaran langsung televisi dipermudah. Selain mampu meneruskan sinyal dari lapangan, LTE juga memiliki latency (jeda karena perangkat keras) yang sangat kecil. Selama ini komunikasi pembawa acara di studio dengan reporter di lapangan terpotong sangat lama, latency tinggi ini karena komunikasi harus melalui satelit.

Namun, migrasi LTE sangat bergantung pada kebijakan regulator dalam mengalokasikan frekuensi. Untuk kondisi di Indonesia selain melalui upaya refarming pada frekuensi yang ada, juga mungkin pada frekuensi yang berdekatan dengan spektrum pada teknologi WiMAX, yaitu pita 2,3 GHz (berkisar 2360-2390 MHz). Selain itu, masih ada kemungkinan pada pita 700 MHz yang sekarang masih ditempati siaran televisi analog. Jika TV sudah beralih ke digital tujuh tahun mendatang, penggunaan pita 700 MHz akan lebih efisien dan sisanya bisa digunakan untuk LTE.

Sementara itu, pertumbuhan jaringan LTE di dunia diperhitungkan akan didominasi kawasan Asia Pasifik, dalam lima tahun ke depan di kawasan ini akan ada sekitar 43 persen dari koneksi LTE global, di mana China yang selama ini tertinggal dalam teknologi 3G akan menguasai separuh koneksi LTE Asia Pasifik, lainnya seperti Indonesia, Jepang, dan Korea Selatan.

Migrasi ke jaringan LTE diawali operator-operator di Eropa Barat dan Amerika Utara sejak tahun lalu, di mana tahun ini mencapai 70 persen. Jaringan LTE ini di antaranya telah digelar operator seperti TeliaSonera (Eropa) dan Verizon Wireless (Amerika Serikat).

Pihak Ericsson menangani kontrak komersial LTE dengan operator AT&T, MetroPCS, dan Verizon di Amerika Serikat, selain TeliaSonera di Norwegia dan Swedia, serta DoCoMo di Jepang.


KOMPAS

0

PII Award 2010 : “Laju De-Industrialisasi Harus Dibendung”

Persatuan Insinyur Indonesia (PII) kembali menganugerahkan “PII Award” kepada beberapa individu dan Institusi. Tahun ini PII Award dianugerahkan kepada 7 Institusi dan 13 perorangan yang dinilai berprestasi di bidang teknologi dan kerekayasaan di Indonesia. Hal ini merupakan penghargaan tertinggi dari Persatuan Insinyur Indonesia yang diberikan sejak tahun 1990 kepada putra-putri bangsa yng berprestasi.

Acara penganugerahan yang dihadiri para insan pegiat ilmu mewakili seluruh nusantara, di gelar di Auditorium Gedung BPPT, Jakarta, Rabu 22 Desember 2010 dengan puncak acara yang ditengarai dengan Pidato PII bertajuk “Membangun Kembali kemampuan Engineering Nasional” oleh Mantan Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie.

Saat memberikan pidatonya, BJ Habibie mengatakan, hampir semua pusat perbelanjaan di Indonesia dipenuhi barang-barang luar negeri. Hal itu berarti rakyat Indonesia harus membayar ongkos pekerja luar negeri untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari”,katanya.

Tersisihnya produk dalam negeri menciptakan defisit jam kerja antara pekerja di Tanah Air dan di luar negeri. Ironisnya, kondisi itu terjadi saat banyak masyarakat Indonesia mengeluhkan kecilnya lapangan kerja dan naiknya pengangguran.

”Membeli produk buatan dalam negeri itu sama dengan mengamankan lapangan kerja serta menjamin pemerataan dan kesejahteraan bangsa,” ujarnya.

Defisit jam kerja itu dapat diatasi dengan meningkatkan daya saing industri manufaktur melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan teknologi. Langkah ini membutuhkan perencanaan jangka panjang yang konsisten serta produk hukum yang melindungi industri dan mengamankan pasar dalam negeri.

”Ini bukan proteksionisme, tetapi untuk menciptakan lapangan kerja. Negara-negara lain juga melakukannya,” tuturnya.(Kompas,23/12)

Dalam kesempatan sambutannya, Menteri Koordinator Perekonomian M Hatta Rajasa mengatakan, bidang rekayasa (engineering) Indonesia mengalami perkembangan pesat pada era 1980-an. Kini, potensi perekayasa Indonesia harus dibangkitkan kembali agar bisa memberi nilai tambah hingga mampu bersaing secara global. Peningkatan daya saing industri manufaktur harus ditopang oleh kualitas sumber daya manusia yang memadai. Namun, hal ini masih sulit karena hanya ada 16.435 insinyur per Mei 2010 dari 237 juta rakyat Indonesia atau 0,006 persen”'ujarnya.

Penghargaan PII Award 2010 diberikan kepada individu dan industri berprestasi dalam bidang teknologi dan rekayasa. Penghargaan diberikan dalam lima kategori (Life Time Achievement, Engineering, Sustainable Engineering, Coorporate Technology Achievement dan Adhiwarta Rekayasa). Untuk kategori Lifetime achievement diberikan kepada Wiratman Wangsadinata dan GM Tampubolon.

Untuk kategori Engineering (Adhidharma Profesi) diraih oleh Sriani Sujiprihati, Bambang Wydiyatmoko, L.T.Handoko, kemudian untuk kategori Engineering (Adhicipta Rekayasa Individu) diberikan pada Ratno Nuryadi, Dasep Ahmadi, Andreas W Yunardi, Johanes Adi P, Samudra Prasetio; selanjutnya kategori Engineering (Adhicipta Rekayasa Perusahaan) kepada Pusat Teknologi Industri Proses BPPT, PT.Krakatau Steel, PT.Industri Kereta Api; kategori Engineering Adhikara Rekayasa Individu, diberikan kepada Wiratman Wangsadinata, Terip Karo Karo; untuk kategori Engineering Adhikara Rekayasa Perusahaan diraih oleh PT.Wijaya Karya dan kategori Engineering Adhicipta Pratama oleh Ahmad Agus Setiawan, Johnny Setiawan.

Sedangkan kategori Sustainable Engineering Individu diberikan Nuryanto dan kategori Sustainable Engineering Perusahaan diberikan kepada PT Pembangunan Perumahan, PT.Pasadena Engineering Indonesia.

Sementara itu, kategori Coorporate Technology Achievement di raih oleh PT.Industri Kereta Api dan terakhir, kategori Adhiwarta Rekayasa diberikan kepada Redaktur Senior Kompas Ninok Leksono. (PII/ck/humasristek)


Ristek